Kehangatan Ronde dan Angsle
Dulu, saya tidak tertarik dengan dua jenis minuman ini. Ronde dan Angsle. Dua jenis minuman yang biasanya dijual pada satu lapak yang sama. Untuk membedakannya pun rasanya enggan. Saya anggap, keduanya sama.
Setelah beberapa waktu berlalu, suami sering mengajak membeli minuman ini. Terutama ronde. Sesekali juga kedua-duanya. Membelinya pun harus pilih tempat. Tidak sembarangan beli di lapak pedagang pinggir jalan.
Ternyata, masing-masing pedagang memang beda dalam menyajikannya. Baik dalam hal rasa maupun tingkat kehangatannya. Seperti yang pernah kami singgahi, di salah satu gang di Jl. A. Yani, ada satu pedagang yang laris manis dikunjungi pembeli.
Antrean pun tidak hanya satu atau dua. Waktu memasaknya pun lumayan lama. Dua pedagang suami istri itu terlihat terampil memasak dan menyajikannya. Keduanya bukan asli orang Indonesia walaupun mungkin sudah lama menjadi warga negara Indonesia. Komitmen dalam menyajikan minuman yang sederhana membuat beliau berdua bertahan hingga di usia senja.
Di lain waktu, ketika dalam perjalanan tiba-tiba suami kurang enak badan. Gejalanya mirip dengan masuk angin. Karena masih lumayan jauh dari rumah, kami pun singgah di sebuah tempat dan mencoba membeli ronde.
Pedagangnya masih remaja. Usianya sekitar dua puluhan tahun. Seusia dengan anak-anak kuliah. Di lapaknya dilengkapi dengan tulisan yang menarik.
Melihat bungkusan yang dipesan oleh konsumen lainnya, saya berasumsi jika minuman yang dijualnya pasti enak. Sehingga saya duduk lesehan dan memesan dua mangkuk minuman.

Saya memesan untuk diminum di tempat tersebut. Tetapi si pedagang masih sibuk dengan pesanan yang dikemas dalam kantung plastik. Cukup lama saya menunggu hingga tiba giliran saya.
Umumnya, para pedagang mendahulukan pesanan. Tetapi jika ada yang membeli untuk langsung diminum di lokasi, seringkali didahulukan. Jadi tidak perlu terlalu lama menunggu.
Dua mangkuk ronde pun disajikan. Rasanya lumayan enak. Tetapi sayangnya waktu menunggu sudah cukup lama dan tingkat kehangatan ronde pun tidak seperti yang saya harapkan.
Saya bilang, ronde tersebut enak tapi kurang panas. Dengan rasa bersalah si pedagang meminta maaf karena kurang maksimal dalam menyajikan.
Sudah terlanjur terjadi, dan mungkin dapat dijadikan perbaikan di kemudian hari. Siapa sangka dari kritik dan saran konsumen menjadikan si pedagang tidak asal-asalan dalam penyajian.
Hingga hari ini setiap lewat di jalan tersebut saya masih enggan untuk mengulang membeli ronde. Apakah penyajiannya sudah berubah, ataukah sama dengan sebelumnya?
16 September 2023
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Memang enak sekali rondenya menghangatkan badan