Tiba di sebuah stasiun, saya mengintip suasana di luar gerbong kereta senja yang membawa saya menuju Kartasura. Beberapa gerbong depo komoditi sedang singgah di bagian tepi utara.

Suasana tidak terlalu terang. Dengan keterbatasan penglihatan menjelang malam, saya hanya dapat menangkap sekitar lima gerbong saja.

Menghitung jumlah gerbong kereta mengingatkan saya pada matematika nalaria. Waktu itu, tanpa saya sangka, si ragil saya mendapat kesempatan menjadi juara lomba matematika nalaria dalam ajang kompetisi matematika nalaria realistik (KMNR).

Menjelang final, kami ada kesibukan lain. Memaksa bungsu harus ikut serta. Tentu untuk mengikuti bimbingan belajar di sekolah tidak memungkinkan. Namun dia tetap harus belajar.

Tiba di stasiun, dengan perjalanan menggunakan kereta. Kami pun belajar bersama. Bergantian kami pun menyampaikan soal kepada si bungsu.

Contoh soal seperti ini. Dalam sebuah stasiun terdapat sebelas gerbong kereta. Masing-masing gerbong berisi 40 penumpang. Tiba di stasiun pertama, kereta pun berhenti. Dari setiap gerbong ada sepuluh penumpang turun dan tujuh orang naik. Tiba di stasiun kedua, ada tiga orang turun dari masing-masing gerbong kereta dan hanya ada dua orang yang naik pada masing-masing gerbong. Berapa jumlah penumpang pada kereta menjelang tiba di stasiun ketiga?

Tentu untuk menyelesaikannya tidak cepat. Si anak harus menghitung dulu jumlah penumpang melalui perkalian. Kemudian dari jumlah tersebut dikurangi, dan ditambah lagi. Demikian untuk seterusnya. Barulah didapatkan hasilnya.

Berapa jumlah penumpang kereta? Ayo berliterasi. Literasi numerasi dalam matematika nalaria realistik dari kejadian dan hal-hal nyata di sekitar kita. Salam literasi.

23 September 2023