Burung-burung kecil bercicit, beterbangan di atas atap rumah kecilku pagi ini. Teriring gema takbir bersahutan dari beberapa surau dan masjid di lingkungan perumahan. Entah, ada rasa yang berbeda dalam menyambut hari raya Idul Adha kali ini.

Di rumah kecilku yang lengang, hanya kami bertiga. Abi, aku dan bungsu yang selalu ceria. Sedangkan kakak pertama masih di kota Malang. Kemarin baru saja mengirim kabar kehabisan uang saku, lalu meminta kiriman. Tentu uang empat ratus ribu di awal bulan lalu tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Alhamdulillah kakak pertama sehat-sehat saja dan sudah selesai vaksinasi di kampusnya. Antrean yang lumayan panjang katanya, hingga ia harus bersabar menunggu giliran.

Kakak kedua masih di pesantren. Malam jum'at lalu sempat menghubungi via WA Abi. Tetapi sudah terlalu malam dan tak bisa berjumpa walau hanya lewat whatsapp. Semoga ia baik-baik saja di pesantrennya. Mungkin banyak kesibukan yang ia lakukan saat ini. Kami tak boleh mengunjungi sebelum empat puluh hari. Juga tak diperkenankan mengirim apapun kecuali uang saku dan masker.

Jarak yang terpisah, memang kadang membuatku resah. Tetapi itu hanya sekejap. Bahagia kembali tercipta ketika mengetahui mereka baik-baik saja.

Hari ini, saat hari raya Idul Adha, bertiga kami salat di musala dekat rumah. Hanya beberapa orang dan tetap disiplin protokol kesehatan. Usai salat, aku melanjutkan rencana memasak. Cukuplah sepiring nasi kusajikan untuk Abiku tercinta di hari bahagianya. Bahagia Abi, bahagia kami.

Barakallah fii umrik Abiku tercinta. Semoga tetap sehat, penuh semangat dalam menjalankan amanah, menjadi Imam yang bijaksana, dan bahagia fii dun ya wal akhirah. Aamiin.

Bahagia Abi, bahagia kami. Sudah lebih dari dua puluh dua tahun kita lewati. Kini Abi tetap setia membersamai. Membina keluarga yang sakinah, mawadah WA rohmah. Tiga buah hati kita yang sangat kita sayangi, harapan kita untuk bisa ber sama-sama menaati perintah Allah SWT dan menjauhi segala laranganNya. Ikhlas telah kita tanamkan kepada keluarga, bahagia di mana pun kita berada.

Abiku di usia SEKSI kata orang Jawa alias seket punjul siji. Semoga hari ini menjadi pengingat bagi kita, saat usia semakin senja dan rambut semakin memutih. Kita tak lagi remaja yang penuh emosi jiwa. Maka segalanya sudah semestinya kita lakukan dengan bijaksana.

Selamat Idul Adha untuk semuanya. Untuk anak-anakku yang jauh dari keluarga. Semoga semua baik-baik saja. Mohon maaf bila ada salah dan khilaf yang tak kami sengaja.

Salam sehat selalu semuanya. Salam literasi. Semoga Allah SWT masih memberikan kesempatan untuk ibadah sebagai bekal menuju akhirah. Aamiin.

H122, T2

Nganjuk, 20 Juli 2021