NURROHMAH PUJI MASTUTI

Guru IPA yang sejak kecil gemar sastra. Seringkali menulis puisi dan cerpen di sela kegemaran traveling.Lebih suka diam dan suka dengan ketenangan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ubur-ubur dalam Obrolan tentang Sains (H272)
Pixabay

Ubur-ubur dalam Obrolan tentang Sains (H272)

Seperti hari-hari sebelumnya. Rasanya semakin sempit waktu yang ada. Bukan hanya terjerat dalam berbagai agenda. Tetapi mungkin juga karena pengaruh lainnya. Terkadang untuk mengobrol dengan keluarga pun membutuhkan waktu seadanya. Sambil menyelesaikan pekerjaan atau dengan melakukan aktivitas lainnya.

Sore ini saya sempat mengobrol dengan anak. Dia bertanya tentang hydra. Hydra adalah salah satu contoh hewan yang sering dijadikan contoh dalam pelajaran IPA.

Apa sebenarnya hydra itu? Hydra adalah hewan yang sangat kecil dan ajaib menurut pandangan saya. Mengapa demikian? Sebab hydra adalah hewan yang dapat bertunas.

Hydra hidup di air tawar dan berukuran sekitar 10 mm ini memang belum pernah saya lihat secara langsung di alam atau pada habitatnya. Namun gambar hydra banyak terdapat dalam buku pelajaran IPA. Hewan kecil yang dapat bertunas ini dapat berkembang biak dengan 2 cara. Yaitu secara vegetatif dengan membentuk tunas, dan secara generatif dengan perkawinan antara individu jantan dan betina. Ia dapat berada pada fase polip (menetap) dan fase medusa (berenang bebas).

Saya kemudian teringat fase medusa pada ubur-ubur. Akhirnya dari obrolan tentang hydra, kami pun melebar membahas tentang ubur-ubur yang dalam film anak-anak dikenal sebagai bagian dari film SpongeBob.

Bentuknya memang mirip dengan bentuk ubur-ubur dalam film tersebut. Namun ubur-ubur memiliki banyak jenis. Perbedaan antara jenis satu dengan yang lain dapat dilihat dari ciri-ciri morfologi maupun anatomi. Ada ubur-ubur yang memiliki tentakel sangat panjang hingga lebih dari dua puluh meter. Tetapi ada juga yang bertentakel pendek, hanya beberapa sentimeter.

Suatu hari, ketika saya sedang berada di sebuah pantai di wilayah Jawa Timur, tepatnya di pantai Kenjeran lama, bersama beberapa teman saat itu, saya melihat ada ubur-ubur yang berenang di laut. Saat itu kami sedang naik perahu. Karena penasaran dengan si ubur-ubur, kami pun membuat perangkap untuk menangkap si ubur-ubur.

Setelah tertangkap, ubur-ubur tersebut kami amati beberapa saat hingga kemudian kami kembalikan ke habitatnya. Ternyata di pinggir pantai, ada beberapa ubur-ubur yang terdampar dan bentuknya sudah rusak. Jika dilihat dengan mata biasa, teksturnya mirip jelly berwarna putih.

Nah, ubur-ubur ini sama dengan hydra dalam hal perkembangbiakannya. Ubur-ubur juga dapat berkembangbiak melalui dua cara, yaitu secara vegetatif dengan membentuk polip dan secara generatif pada saat ia dalam fase medusa yang dapat berenang bebas. Namun ubur-ubur hidup di air laut dan pada fase polip tidak dapat bertunas seperti pada hydra.

Obrolan tentang sains pun berhenti. Ternyata dua hewan yang hampir sama, memiliki cara berkembang biak yang sama walaupun habitat dan ciri-ciri lainnya berbeda. Inilah keajaiban penciptaan yang sering kita lewatkan begitu saja. Padahal dalam setiap tetes air, entah itu air tawar ataupun air laut selalu ada kehidupan. Cobalah untuk sejenak mengintip kehidupan hewan-hewan kecil dalam setetes air yang kadang tampak keruh. Di sana ada beraneka ragam makhluk-Nya. Subhanallah.

H 272

Nganjuk, 28 September 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post