Salah satu menu istimewa dari tepian pantai adalah udang krispi. Hampir di semua pantai, udang mudah didapatkan. Baik dalam kondisi mentah maupun sudah matang.

Ketika melihat udang yang mentah, aroma amis seringkali membuat kita enggan untuk menyentuhnya. Tetapi ketika kita teringat sajian merah di meja, sungguh udang yang sudah matang sayang untuk dilewatkan.

Kulineran menikmati udang krispi ternyata tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Walaupun faktanya rasa udang krispi ini sungguh nikmat sekali. Apa penyebabnya?

Salah satu hasil perbincangan saya dengan teman semeja makan, ternyata menurut beliau, mengonsumsi udang harus dilakukan dengan hati-hati. Bukan karena takut terkena duri layaknya mengonsumsi ikan tengiri. Udang memang tidak memiliki duri. Hewan yang termasuk ke dalam kelas Crustacea ini tidak berduri maupun bertulang. Udang hanya memiliki pelindung di bagian luar tubuhnya berupa cangkang yang tajam dan juga dilengkapi alat gerak berupa kaki yang runcing.

Apakah alasan morfologi udang yang seperti itu hingga seseorang enggan mengonsumsi di luar porsi utama? Tentu tidak. Seseorang sengaja menghindari atau mengurangi konsumsi udang karena alasan kesehatan. Katanya sih, jika banyak makan udang bisa-bisa kolesterol yang meningkat tajam. Memang benar?

Mungkin begitu yang dialami beberapa orang. Tetapi secara khusus, saya belum pernah membuktikan sendiri melalui penelitian dampak udang krispi bagi kesehatan.

Bagi saya, udang krispi salah satu menu yang tidak boleh dilewatkan. Apalagi makannya tanpa bayar. He he. Asyik kan?