Nur Sofiah

Perempuan biasa-biasa saja yang lahir di kota Pahlawan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Aksi Nyata Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid  'AWESOME'

Aksi Nyata Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid 'AWESOME'

Peristiwa (fact)

Pembelajaran daring yang telah berlangsung selama satu setengah tahun ini telah mengubah pola pikir di berbagai aspek. Oleh karena itu adaptasi pembelajaran itu sebuah keharusan. Ini sebuah keniscayaan yang tak terelakkan. Banyak yang sudah dapat beradaptasi dengan pembelajaran ini namun tidak sedikit yang masih menghadapi kendala mengikuti pembelajaran daring. Dalam pembelajaran daring ini, banyak keluhan wali murid terutama terkait kecintaan anak dalam membaca dan memahami bacaan.

Anak-anak cenderung menghabiskan waktu di depan HP untuk bermain game. Tidak sepenuhnya kesalahan pada mereka karena di era pandemi dengan keterbatasan ruang gerak yang bisa dilakukan oleh anak-anak. Untuk menyikapi keadaan tersebut, saya mengajak murid saya menulis cerita setiap minggu, yang selanjutnya program ini saya sebut dengan AWESOME. AWESOME dalam bahasa Inggris artinya luar biasa. Sebuah mimpi saya untuk dapat menghasilkan suatu karya luar biasa dari murid-murid saya. AWESOME sendiri merupakan akronim dari A Week One Story Of Me. Di mana seminggu sekali murid mengirimkan cerita, baik itu ceirta fiksi, keadaan yang mereka alami, perasaan mereka, atau tentang idola mereka. Untuk mengawali ini saya tidak membatasi tema agar cerita mereka mengalir.

Ada beberapa hal yang menggerakkan saya untuk membuat program aksi nyata AWESOME ini, yaitu:

1. Menulis itu keabadian.

Banyak orang tua menceritakan keluhan yang dihadapi selama pandemi namun saya melihat bukan hanya orang tua, anak-anak juga merasakan hal yang tidak kalah hebohnya dengan orang tua. Bahkan bisa dikatakan mereka pun tidak menginginkan hal ini. Artinya orang tua dan anak, sama-sama menghadapi situasi sama dengan sudut pandang berbeda, maka keduanya harus dapat beradaptasi untuk dapat saling menyesuaikan dengan cara komunikasi dan diskusi. Situasi-situasi yang tidak biasa ini dapat mereka ceritakan melalui tulisan. Tulisan-tulisan ini akan terkumpul hingga suatu saat kelak dewasa mereka dapat menikmati tulisan mereka dan tulisan teman-teman yang lain. Menulis merupakan album kisah yang abadi.

2. Writing is Healing.

Saya ingin murid menulis karena menulis merupakan salah satu bentuk penyembuhan. Kita dapat menuangkan segala sesuatu melalui tulisan. Murid dapat menuangkan perasaannya, dari kebahagiaan hingga kesedihan yang sedang dirasakan. Dengan menulis seseorang juga dapat menuangkan kerinduan, kegelisahan, dan kecemasan yang sedang dirasakan. Jadi, writing is healing.

3. Menghasilkan karya.

Dari kumpulan tulisan murid saya akan saya jadikan sebuah karya. Sebuah buku berisi nama-nama mereka sehingga ada rasa bangga dan bahagia tanpa mereka sadari mereka telah menghasilkan sebuah karya.

4. Teknologi memudahkan menulis.

Banyak yang bilang bahwa di era digital ini, buku sudah kurang diminati. Anak-anak justru malas untuk menulis. Hampir setiap murid memiliki HP sendiri. Mereka juga sering berada di depan layar dibanding bermain dengan teman-teman atau keluarga. Dari situ, saya mencoba mengubahn mainset mereka. Dengan teknologi justru memudahkan kita dalam menghasilkan tulisan. Bagaimana caranya? Saya manfaatkan notes yang ada di Hp jadi mereka bisa membuat tulisan dan bercerita tanpa repot menulis. Jadi buat anak-anak yang malas menulis atau kadang masih sulit menterjemakan cerita ke tulisan, mereka bisa menggunakan fasilias voice yang ada di notes mereka.

Dari alasan-alasan tersebut, saya mulai melakukan aksi nyata ini. Berikut ini tahapan-tahapan yang saya lakukan pada program AWESOME:

1. Perencanaan

Pada perencanaan ini, saya mulai membuat jadwal pelaksanaan sampai hasil dan evaluasi. Selain membuat jadwal, saya juga membuat perencanaan program dengan tahapan BAGJA dan membuat menejemen resiko. Selanjutnya, saya menyampaikan program tersebut kepada Kepala sekolah. Setelah mendapat persetujuan dari beliau, saya melakukan sosialisasi kepada wali murid (orang tua). Selain itu, saya juga mensosialisasikan ini kepada rekan guru di sekolah. Setelah semua merespon positif dengan program ini, saya mulai melakukan aksi.

2. Pelaksanaan

Sebelum mulai pembelajaran, saya bertanya hal-hal yang membuat mereka bahagia. Kemudian saya minta mereka menceritakan. Selanjutnya, ada murid yang meminta untuk membuat menjadi tulisan. Gayung bersambut, dari ide tersebut saya sampaikan apa yang sudah saya rencanakan. Murid-murid menyambut dengan bahagia. Ada beberapa anak yang menyampaikan kurang suka menulis. Inilah peran teknologi, saya sampaikan bagi yang kurang suka menulis bisa menggunakan voicenote yang ada di HP. Mereka semakin bersemangat.

Saya mulai menyampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh murid-murid. Selain itu, saya membuat tutorial untuk membuat tulisan di HP sampai dengan menguploadnya di drive. Awalnya memang terlihat sedikit rumit tetapi setelah mereka praktikkan, ternyata sangat mudah dan mereka cepat tanggap.

Setiap minggu murid-murid mengumpulkan tulisan mereka. Isinya beraneka macam. Dari cerita keseharian, khayalan, sampai tokoh idola mereka. Tulisan-tulisan mereka terkumpul di drive dan siap untuk dipublikasikan. Sebelumnya, tulisan-tulisan tersebut saya kelompokkan sesuai dengan kesamaan tema. Setelahnya, saya lakukan proses editing.

3. Hasil dan Evaluasi

Proses tulisan-tulisan sudah terupload dalam drive. Drive ini saya buat untuk mengumpulkan tulisan murid-murid. Hasilnya sungguh luar biasa, hampir setiap anak dapat mengekspresikan diri mereka. Dari tulisan-tulisan mereka, saya bisa mengetahui bagaimana keseharian mereka, tokoh idolanya, karakter, dan permasalahan yang sedang mereka hadapi. Tahapan selanjutnya, masih dalam proses yaitu menjadikan tulisan-tulisan tersebut menjadi sebuah karya. Karya dari anak-anak yaitu sebuah buku antologi. Bagi sebagian orang mungkin menjadi hal yang remeh tetapi banyak orang yang masih meminatinya karena dari buku antologi kita mendapatkan berbagai tipe dan karakter tulisan. Selain itu bisa dijadikan referensi untuk melakukan hal yang sama. Terutama anak-anak merasa bahagia karena tercantum nama-nama mereka dalam buku tersebut. Mereka tidak pernah menyangka sebelumnya.

Saya sadari program ini masih banyak kekurangannya. Apalagi tulisan anak-anak ada berbagai topik. Namun bagi saya, ini sebuah prestasi ketika mereka mau menuangkan ide dalam tulisan. Hal yang wajar jika tulisannya masih kurang terstruktur karena yang saya tekankan memang pada keberanian mereka dalam menyampaikan ide. Evaluasinya adalah untuk ke depannya akan membuat tulisan yang lebih menyesuaikan kepada tema tertentu dan membuat kelas menulis sehingga tulisan-tulisan yang dihasilkan semakin terstruktur.

Perasaan (Feeling)

Perasaan selama menjalankan aksi nyata ini ada berbagai rasa bercampur aduk. Awalnya saya psimis akan keberhasilan program ini karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Mulai dari diri saya, murid, orang tua, dan faktor-faktor lainnya. Namun setelah saya mulai dengan membuat BAGJA, kemudian membuat manajemen resiko, dan rantai program, saya lebih optimis dan yakin bahwa program tersebut dapat terwujud dengan baik dan berdampak positif bagi murid dan sekolah. Alhamdulillah, setelah melalui proses satu bulan, program AWESOME berjalan dengan baik. Ini semua berkat dukungan dari berbagai pihak.

Pembelajaran (finding)

Setelah terlaksananya program ini, banyak pembelajaran yang didapat. Waktu yang begitu singkat membuat hasilnya kurang optimal. Pada prosesnya berjalan dengan baik. Murid-murid termotivasi untuk membaca dan menulis. Ide-ide kreatif mulai bermuculan dari anak-anak. Karena pembelajaran secara daring sehingga pendampingan yang saya lakukan kurang optimal. Kekurangannya adalah pada susunan kalimat yang mereka buat sehingga saya sebagai editor harus lebih menggali lagi apa yang sebenarnya ingin mereka tuang dalam tulisan tersebut.

Penerapan ke depan (future)

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan mendatang adalah dengan memberikan materi tenatng menulis, susunan kalimat, dan pemilihan kata kepada murid sebelum melaksanakan program tersebut, merencanakan pendanaan dengan sebaik-baiknya, dan menentukan tema dalam tulisan. Untuk ke depannya saya mencoba menawarkan program kepada sekolah untuk melaksanakan bedah buku dari siswa oleh siswa dan untuk siswa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget Bunda

10 Dec
Balas



search

New Post