Nur Sofiah

Perempuan biasa-biasa saja yang lahir di kota Pahlawan....

Selengkapnya
Navigasi Web
ANAKKU, INVESTASI BERHARGAKU

ANAKKU, INVESTASI BERHARGAKU

Kita pasti pernah membaca sebuah kalimat yang menyatakan anak adalah investasi berharga. Ya, kalimat tersebut harus mampu kita telaah lebih dalam lagi. Benar adanya, anak adalah sebuah investasi. Selanjutnya, peran penting ada di tangan orang tua.

Layaknya sebuah investasi, jika bisa dijaga dan dijalankan dengan baik, ia berkembang dengan pesat. Begitu pula sebaliknya. Ketika kita mengabaikannya, janganlah berharap dia bertumbuh.

Maaf, jika untaian kalimat di atas terlalu serius, mungkin juga dianggap naif. Tapi, anak memang sesuatu yang sangat berharga. Anak merupakan harapan orang tua di saat dia tak mampu menghembuskan napas kembali. Doa-doa di setiap sujud seorang anak mampu mengurangi deraan siksa dalam kubur. Bahkan pembebasan siksa karena doa anak yang saleh dan shalihah.

Bukan bermaksud menggurui siapapun. Ini semua semata-mata sebagai pengingat diri karena kedua orang tua yang telah tiada. Tak ada lagi permintaan dan tak mampu lagi berbagi. Hanya bisa berdoa di setiap sujud. Di antara shalat lima waktu dan pertengahan malam tanpa asa dan rasa. Hanya mampu bersimpuh di pusaranya dengan bertoyibah dan berdoa tanpa lelah.

Kini, saya juga telah menjadi orang tua. Ibu dari anak semata wayangku saat ini. Anakku, yang saat ini adalah satu-satunya karena belum ada yang kedua dan ketiga merupakan investasi berharga untukku. Hari demi hari sering kita lalui bersama. Ia lebih dekat denganku daripada bapaknya. Karena kami berada dalam satu lingkungan, satu sekolah. Tak terasa, kini usianya beranjak 12 tahun di bulan Mei nanti.

Sore ini, saya merasakan 'trenyuh' dengan tuturan dari mulut mungilnya dibalik badannya yang beratnya melebihi bapaknya. Saat ini ia di kelas 6. Di hari ketiga, Rabu di bulan Rajab dia mulai berpuasa. Awalnya saya menduga bertahan 2-3 hari. Dia sudah menjalani puasa hingga hari ketiga, tepatnya Jumat. Ya, 3 hari ia berpuasa.

Sabtu dan Minggu dia menyampaikan untuk tidak puasa. Ya wajarlah, karena sekolah libur dan waktu bermain dengan teman kampung. Pasti membutuhkan tenaga lebih. Apalagi kalau sudah janjian buat jalan pagi bersama. Pasti capek dan lelah. Saya pun mengiyakan keinginanya. Begitu Minggu malam, ia minta dibangunkan kembali untuk saur. Saya lakukan sesuai permintaannya. Awalnya, saya pikir tidak kuat karena ada upacara ternyata tidak. Hari itu, dia puasa. Alhamdulillah.

Selasa adalah hari terberat buatnya, karena ada jam olah raga. Sepak bola adalah menu wajib untuk anak laki-laki. Tapi, ia tetap minta dibangunkan untuk saur. Saya tidak menyanggahnya. Kalau tidak kuat, bisa dibatalkan. Itulah pesanku.

Sesudah jam pulang, di perjalanan saya menanyakan kembali, "Puasa nggak, dik? "

"Iya, ma. Tadi setelah olah raga, aku tidur di kelas waktu jam istirahat. Trus pas ngaji, giliranku terakhir sesuai namaku. Yo, tak pakai tidur lagi,"ceritanya penuh semangat.

Aku tersenyum mendengar logat ceritanya. Gendutku ini memang bukan anak yang cerewet dalam hal apapun termasuk tidur. Jika sudah mengantuk berat, dimanapun dia bisa memejamkan mata walau badannya gede. Apalagi berada di ruangan yang dingin. Tempat favoritnya.

Berikutnya, aku bertanya kembali. Berharap jawaban menyudahi puasanya karena letih, capek, ataupun haus.

"Besok puasa nggak, dik? "

"Iya, ma. "

"Dik, kalau nggak kuat nggak papa nggak puasa. Ini kan puasa sunnah. "

"Mama iki, mosok anake poso malah nggak oleh. (mama ini, anaknya puasa kok dilarang?) Aku loh latihan, ma. Nanti biar tambah pinter. "

Makjleb.

Ucapan ini jauh dari pradugaku. Selama ini saya tahu, dia hobi makan. Dia tidak kuat menahan nafsu jika melihat makanan. Apalagi menahan lapar. Dia akan teriak bahkan ngambek, saat perut keroncongan dan masakan belum matang.

Alhamdulillah, bersyukur luar biasa atas semua ini. Semoga kelak bisa istiqomah ya nak. Ini bagian dari melatih emaknya untuk tirakat juga. Anak puasa, artinya emak juga puasa.

Bismillah, semoga kuat ya Allah. Malu, kalau melihat semangat endutku berpuasa sementara emaknya tidak melakukannya.

Surabaya, 28 Maret 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

subhanallah. pasti doa mama papanya juga ya

28 Mar
Balas

Saya masih harus banyak belajar dari bunda hernawati

28 Mar

Subhanalloh, Anak hebat, tulisan manfaat! Selamat Bu!

30 Mar
Balas

Siapa dulu donk bundanya. Keren si endut ...hebat puasanya. Smg selalu jd anak yg sholeh

28 Mar
Balas

Amiin.

28 Mar



search

New Post