#Hari ke-3

#TantanganMenulisGurusiana

Minggu pagi saya putar-putar Surabaya untuk menikmati hijau dan bersihnya kotaku. Saya bangga menjadi arek Suroboyo. Sejak bu Risma menjadi walikota, banyak perubahan yang terjadi di Surabaya.

Sepanjang jalan mata kita disuguhi dengan hehijauan. Dari tanaman pohon hingga tanaman perdu. Tersedia taman kota di berbagai titik dengan fasilitas bermain untuk anak-anak atau sekadar duduk santai. Jembatan penyeberangan telah dilengkapi dengan lift untuk memudahkan orang tua atau difabel menggunakannya. Fasilitas tersebut dapat dinikmati warga Surabaya secara gratis. Masih banyak fasilitas-fasilitas lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Jika penasaran, silakan ke Surabaya. Dijamin tidak rugi.

Sepuluh tahun menjabat sebagai walikota, Risma menorehkan sejuta cerita indah dan mengesankan. Layaknya seorang ibu yang selalu mengayomi anaknya dan marah jika si anak berbuat salah. Kemarahannya sebagai tanda sayang kepada warganya. Dia juga tak segan menegur langsung pegawai-pegawai yang melanggar atau mempersulit warganya. Eh, kok jadi menceritakan bu Risma. Bukan bermaksud apa-apa tapi sungguh besar jasa beliau untuk Surabaya. Tak akan pernah ada habis jika bercerita sosok wanita hebat satu ini.

Saya ingin menyampaikan satu hal lewat tulisan ini. Sesuatu yang selama ini selalu ditanyakan oleh teman-teman dari luar daerah apabila berkunjung di Surabaya dan saya pun tidak bisa menjawabnya. Dengan muka dilipat, saya jawab, "tidak ada." Apakah itu? Ya, mereka selalu menanyakan di mana alun-alun Surabaya. Saat itu, Surabaya memang belum punya alun-alun seperti kebanyakan daerah lainnya. Tapi sekarang saya tidak perlu melipat muka lagi, Surabaya sudah punya alun-alun. Senangnya. Letaknya di jantung kota, tepatnya di balai pemuda. Tempatnya strategis. Di belakang alun-alun ada perpustakaan dinas kota, di sekitar lokasi ada mall, masjid, balai kota, monumen kapal selam, dan fasilitas lainnya.

Ya, saya sedang berada di alun-alun Surabaya. Alun-alun ini diresmikan Agustus 2020 oleh bu Risma bertepatan dengan peringatan hari Kemerdekaan Indonesia. Berbagai kesenian ditampilkan saat peresmiannya. Karena pandemi covid-19, ada pembatasan pengunjung sementara ini. Kita juga bisa berselfie ria dan menikmati air mancur kembar dengan sedikit asap di sana. Sangat menarik. Ketika di sana tadi, saya tidak bisa menikmati fasilitas yang disediakan, mungkin selama libur tahun baru ditutup untuk menghindari kerumunan.

Karena perut ini tidak bisa diajak kompromi, saya melanjutkan perjalanan ke tujuan yang lain yaitu tempat kuliner. Untuk mencari kuliner di Surabaya juga tidak perlu bingung, ada banyak sentral kuliner. Nah, buat kamu yang penasaran, jangan pikir panjang lagi. Yuk, ke Surabaya.

Oya, setidaknya saya sekarang tidak malu lagi jika ditanya teman-teman, di mana alun-alun Surabaya.

Surabaya, 3 Januari 2021