Nur Sofiah

Perempuan biasa-biasa saja yang lahir di kota Pahlawan....

Selengkapnya
Navigasi Web
BU GURU LEBIH ENAK DIRASAKAN DARIPADA USTAZAH

BU GURU LEBIH ENAK DIRASAKAN DARIPADA USTAZAH

"Ustazah, kapan USBN-nya?"

"Ustazah, besok ada tugas apa?"

"Ustad, saya siap."

Dan lain-lain

Pertanyaan maupun pernyataan dengan embel-embel ustazah. Panggilan siswa-siswaku di sekolah kepada gurunya, termasuk aku. Kebetulan tempatku mengajar adalah sekolah berbasis keagamaan. Bagus sih, tapi aku merasa ada sesuatu yang tidak pas di sini. Pada awalnya tidak begitu terasa tetapi seiring waktu justru ada yang mengusik hatiku.

Sebagai pengajar yang masih belia -14 tahun mengajar. 10 tahun sebelumnya anak-anak memanggilku dengan sebutan "Bu Sofi" dan 4 tahun ini diganti dengan sebutan "Ustazah Sofi". Hanya berganti istilah tapi aku merasa kurang pas, ada perubahan kedekatan dengan siswa. Hal ini juga berdampak di beberapa hal. Misalnya, orang tua siswa suka kebingungan kalau mau ngobrol sama guru anaknya, antara memanggil bu dan ustazah. Terlihat kekikukan saat ngomong. Begitu juga saat memanggil teman guru, aku merasakan kurang enak apalagi yang memanggilku adalah guru yang usianya jauh di atasku. Lebih tepatnya aku seumuran anaknya. Kok akunya dipanggil ustazah. Jadi seperti ada jarak atau gap antara kita.

Sebagai warga Indonesia, lebih tepatnya orang jawa ketika mendengar kata ibu, pasti kita merasakan sesuatu yang berbeda. Ada sebuah kedekatan di sana. Kata ibu sendiri memiliki filosofi yang dahsyat. Buktinya ibukota, ibu pertiwi, penamaan tersebut tidak sembarangan. Ibarat anak dan ibu mereka di rumah, guru dengan sebutan ibu menjadikan sosok guru itu spesial. Kedekatannya juga demikian. Sedangkan dengan kata ustazah, tidak bisa sedekat ibu. Karena kata ibu tidak bisa digantikan kata apapun.

Ustazah sendiri menurut KBBI, artinya guru agama, guru besar perempuan atau panggilan nyonya. Nah, aku sendiri bukan guru agama apalagi guru besar karena ukuran badanku belum memenuhi disebut guru besar. Ukuran bajuku juga masih berkisar medium. Apalagi disebut nyonya, lha wong aku ini pelayan, melayani siswa dan wali murid sesuai dengan kemampuanku. Membuat mereka bahagia adalah tugasku.

Seorang guru besar adalah istilah untuk profesor sedangkan nyonya adalah orang yang dilayani dan lebih diagungkan. Apa karena itu ya, kedekatan siswa-guru berjarak, tidak seperti dulu?

Ketika sebuah istilah salah penggunaan, kita sebagai guru wajib meluruskan karena berhubungan langsung dengan generasi penerus bangsa. Siapa lagi yang menjunjung bahasa kita kalau bukan kita sendiri? Jangan sampai hal yang salah kaprah ini menjadi pembiasaan, semakin menunjukkan ketidakkonsistenan kita terhadap bahasa kita sendiri. Lalu, bagaimana pandangan bangsa lain? Silakan dijawab sendiri.

Di negara-negara Timur tengah sendiri, orang pasti tersinggung jika dia disebut ustad atau ustazah kecuali dia seorang profesor. Jika hubungan si pemanggil dan yang dipanggil dekat mungkin dia hanya tersenyum tapi jika si pemanggil tak kenal baik, ini dianggap penghinaan. Yang dipanggil pasti marah. Nah, kenapa justru di Indonesia sebaliknya. Tak jarang justru orang merasa bangga dipanggil ustad atau ustazah walau belum profesor. Ehm..

Apakah ini salah kaprah atau memang negara kita suka melebih-lebihkan sesuatu?

Bagaimana menurut anda?

Surabaya, 10/2/2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aku panggil Adek saja....

11 Feb
Balas

Iya mas... ups mas apa kakak ya?

11 Feb

Gak enak juga kalau Paklek manggilnya Bu Sofi. Begitu kan, NDuk?

11 Feb
Balas

Nggeh juga sih, paklek. Trus, kapan saya bisa ketemu ketemu paklek?

11 Feb

Bunda Sofi msih langsing, belum guru besar ya...sehat dan sukses selalu. Semangat. Barakallah

11 Feb
Balas

makasih bu guru cantik....

11 Feb

Ustadzah yang santun....makanya rendah hati dan baik..oh maaf bu guru ...hehehe,salam kenal bu guru

10 Feb
Balas

salam kenal bund....

10 Feb

Dipanggil kakak. Hehee...

11 Feb
Balas

Heheheeee.... Lebih senang berasa lebih muda.

11 Feb



search

New Post