Nur Sofiah

Perempuan biasa-biasa saja yang lahir di kota Pahlawan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Dahsyatnya Vaksin Dosis 3
Dokumen pribadi

Dahsyatnya Vaksin Dosis 3

Setelah mendapat vaksin dosis kedua, lega rasanya. Tepatnya tanggal 23 Juni 2021 lalu, AstraZeneca, jenis vaksin yang mengalir ke tubuhku melalui jarum suntik. Pasca vaksin, alhamdulillah tidak ada reaksi yang berarti seperti yang dialami beberapa teman. Saya tetap beraktivitas seperti biasa dengan berbagai kegiatan termasuk jalan-jalan dan kuliner.

Di akhir tahun 2021 pemerintah mengumumkan vaksin ketiga. Vaksin yang diperuntukkan untuk tenaga medis, disebut sebagai vaksin booster. Berita vaksin ketiga ini sering saya dengar jika efeknya lebih besar dari dosis sebelumnya. Saya hanya berfikir itu sebagai penambahan imun bagi tenaga medis karena mereka adalah garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Berinteraksi langsung dengan pasien. Ternyata, dugaan saya salah besar, bukan hanya tenaga medis yang mendapat dosis tiga ini. Tenaga pendidik juga atau mungkin nantinya semua warga. Entahlah.

Empat hari lalu, tepatnya Selasa (25/1) Salah satu guru koordinator UKS menyampaikan nama-nama guru yang mengikuti vaksin ketiga esok hari, termasuk nama saya ada dalam list. Saat baca pengumuman tersebut, jujur perasaan saya berbeda dari sebelumnya. Di dosis 1 dan 2, saya merasa itu penting karena kami berinteraksi langsung dengan anak-anak walau saat itu pembelajaran masih daring. Namun kali ini, justru penuh tanya dan sedikit ragu. Bahkan bisa dibilang tidak ada semangat. Vaksin kok semangat sih? Ya, di vaksin sebelumnya memang ada semangat karena wacana saat itu jika semua tenaga pendidik sudah vaksin maka pembelajaran tatap muka (PTM) akan segera diberlakukan. Sebagai salah satu syarat utama PTM. Nah, yang dosis 3 ini tidak ada tujuan secara khusu sehingga timbul banyak pertanyaan. Ah, sudah lah mungkin saya kurang informasi terkait vaksin kali ini.  Kemudian menyakinkan diri kembali, pastinya pemerintah sudah memiliki banyak pertimbangan dengan adanya vaksin booster ini.

Pelaksanaan vaksin saat jam belajar berlangsung, kami harus mengatur agar anak-anak tetap terkondisikan pembelajaran di sekolah dengan ditugasi guru lain yang tidak vaksin untuk mengawasi atau guru bidang study saat jam tersebut. Kebetulan sekolah saya sudah PTM. Kami, ber-10 menuju ke balai RW 01 Siwalankerto untuk melakukan vaksin. Saat itu, memang vaksin dosis 3 diarahkan ke balai RW sedangkan yang masih dosis 1 dan 2 di puskesmas.

Kami pun mengantri di balai RW. Satu persatu dari kami sudah dipanggil dan sekarang giliran saya. Cek Suhu tubuh, normal. Saat tensi, petugasnya agak ragu sampai diulang dua kali. Saya pun jadi penasaran.

"Kenapa, mbak?"

"Tensi ibu rendah. Apa biasanya juga rendah?" Tanya petugas.

"Iya, mbak. Berapa tensi saya?"

"90/60. Ibu belum sarapan? Pusing tidak?"

"Iya, belum mbak. Tidak pusing, sih. Apa bisa vaksin?"

"Iya, Bu asal tidak pusing."

Selanjutnya, saya ke meja berikutnya untuk divaksin. Saat jarum menembus kulit, tidak terasa. Anak zaman now bilang, B-aja. Biasa saja.

Setelah mendapat kartu vaksin ketiga, saya kembali ke sekolah dan mengajar. Saat shalat dhuhur, ada teman yang mengeluh kalau tadi sempat pusing dan minum Paracetamol. Satunya lagi merasa kemeng. Apa ya, bahasa Indonesianya kemeng? Saya bingung mencari padanan kata kemeng dalam bahasa Indonesia.  Mohon yang tahu, tulis di kolom komentar ya.

Setelah beberapa jam, saya masih merasa biasa saja. Siangnya pun saya mengisi materi di kegiatan KKG sampai sore. Sesampai di rumah semua berubah total. Tubuh saya mulai meriang. Lupakan dapur sementara. Saya membaringkan diri di tempat tidur. Beranjak senja lengan suntikan mulai terasa kemeng seolah lengan ini sebesar palu Thor, berat tapi masih berat rindu, sih. Jadi, sore sampai menjelang pagi, yang saya lakukan adalah rebahan di kasur. bangun hanya waktu shalat terus tidur lagi.

Esoknya bagaimana? Masih sama hanya berkurang meriangnya tapi lengannya masih kemeng. Saya putuskan untuk mandi dan berangkat ke sekolah. Saya percaya, anak-anak adalah booster buat saya di saat seperti ini. Sampai di sekolah, saya bertanya pada setiap guru yang mendapat vaksin kemarin dan yang dirasakan semua sama. Bahkan ada yang bilang sampai nyeri ke persendian. Oh, berarti ini reaksi vaksin, batin saya.

Semalam saya berfikir, apa karena tensi saya yang rendah sehingga dampaknya demikian karena divaksin sebelum-sebelumnya saya tak pernah merasakan seperti ini. Yang lain pusing, nyeri, deman namun saya biasa saja bahkan tetap berkegiatan. Vaksin ketiga, vaksin booster kali ini adalah moderna. Dari informasi yang saya dapat memang rasanya lebih yahut dari sinovac dan astrazeneca. Dampaknya lebih dahsyat dari vaksin sebelumnya. Eits, tapi jangan membuat pembaca yang belum vaksin jadi takut, ya. Yang terpenting, sebelum vaksin dipastikan kondisi tubuh sehat.

Alhamdulillah, di hari ketiga semua rasa itu hilang sendiri. Vaksin booster itu sebagai antisipasi secara medis. Booster utama adalah dari diri sendiri yaitu selalu bahagia. Bahagia yang sederhana adalah membuat orang lain bahagia dan jangan lupa untuk selalu bersyukur.

Oya, sekadar saran saja, lebih baik jika setelah vaksin meriang segera minum paracetamol sebagai peredanya, ya. Setidaknya, berkurang nyerinya. Mungkin, karena saya tidak melakukannya.

Ini tulisan pertama saya di tahun 2022, terima kasih yang telah sudi membaca sampai selesai dan silakan tinggalkan jejak di kolom komentar biar nambah mood booster  saya dalam menulis. Salam rindu.

 

Surabaya, 29 Januari 2022.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Teruslah berkarya bunda biar imun semakin meningkat. Salam sehat dan sukses selalu bunda.

29 Jan
Balas



search

New Post