Satu topik sedang menjadi perbincangan guru-guru di sekolahku. Menikah, topik ini biasa dibahas di forum yang di dalamnya terdapat orang-orang yang masih single. Topik menjadi luar biasa dan menarik ketika ada bumbu-bumbu yang dicampurkan atau penyedap rasa sehingga lezat atau justru malah terasa nyamlang. Ibarat mau masak gule tapi rasa kare. Kan nggak logis juga walaupun sama-sama enak dimakan. Lha kok jadi ngomongin masakan ya...

Sekolah dengan banyak personal memiliki banyak info dan cerita pula. Sebagian di antaranya masih jomblo, istilah lajang zaman sekarang. Nah, beberapa di antaranya sudah menemukan tambatan hati dan segera melepas masa lajangnya. Bahagia pastinya. Ini pula dijadikan guru-guru sebagai bahan keseruan. Mulai dari memberikan "wejangan", bagaimana persiapan sebelum menikah, adab di malam pertama, sampai cerita lucu (guyonan) di ranjang. Pengalaman-pengalaman lucu dan nyleneh membuat perut kaku, tertawa tiada habisnya. Pembahasan menjadi semakin hot. Huh... Jadi panas juga. Masalah ranjang bukan cuma calon pengantin baru yang butuh, yang sudah seniorpun harus tahu itu untuk meng-upgrade diri agar hubungan Suami-istri variatif dan kekinian. Pasangan pun menjadi betah dan kerasan di rumah. Cie... sok dewasa.

Uniknya, pernikahan mereka akan dilaksanakan dalam kurun waktu yang begitu singkat. Ada yang hanya tiga bulan setelah kenalan bahkan ada yang belum satu bulan sudah mau diajak nikah. Wow... Ditambah, cara mereka kenalan. Yang bisa dibilang unik, menurut saya yang lahir di era 80'an. Apa ini ya salah satu dampak positif digital. Ehm... sila dipikir dan jawab sendiri.

Proses perkenalan.

Di era yang lahir tahun 80'an, proses pengenalan bisa lewat dikenalkan teman, saudara, sahabat, atau orang tua. Ada beberapa mungkin melalui telepon karena kenal lewat salam-salam di radio. Awal 90'an proses pengenalan sudah melalui medsos. Ya, walaupun tidak sedikit yang tertipu seperti yang diberitakan di tv. Nah, anak lahir era 90'an ini kenalannya bukan lagi melalui facebook, ig, atau line. Ada aplikasi sendiri untuk mencari jodoh. Menarik juga sih. Beberapa aplikasi sengaja dibuat untuk mencari jodoh. Salah satunya aplikasi tersebut bernama tinder. Nah, ini juga aku baru tahu. Katanya ada aplikasi-aplikasi lain, entahlah apa itu namanya. Buat kamu yang belum menemukan jodoh dan berkeinginan segera menikah, mungkin bisa coba aplikasi ini. Aplikasi mau mencari jodoh, bolehlah dicoba. Ingat, jangan coba-coba ya...berisiko. Nah, dua teman guru ini menemukan pasangannya lewat aplikasi tersebut. Hufh... Asyik juga. Memang jodoh itu rahasia Allah dan tak ada seorang pun yang tahu.

Proses Menikah

Proses pernikahan yang terlalu cepat, apakah itu baik atau tidak? Tergantung siapa yang menjalani karena pernikahan bukan hanya menyatukan dua individu tapi juga dua keluarga dengan aturan masing-masing yang berbeda. Selama bisa saling memahami, semua itu bukan hambatan. Untuk memahami biasanya seseorang meminta waktu untuk memutuskan mau menikah atau tidak.

Orang Jawa selalu mengatakan kalau mau cari pasangan hidup coba lihat bibit, bebet, bobot. Itu orang dulu sehingga jika mau menikah butuh waktu yang lumayan lama. Dimulai dari pengenalan keluarga, penjajakan, bahkan sampai penelusuran silsilah. Kalau dipikir-pikir ribet juga ya, tapi kenyataannya banyak pasangan yang mampu bertahan hingga usia perkawinan sangat matang. Berbeda dengan zaman sekarang, banyak yang menikah di usia yang masih muda dengan proses yang begitu cepat dan singkat. Bahkan mudah sekali digombali pasangan dan pada akhirnya pernikahan hanya seumur jagung. Nikah sudah bukan lagi menjadi hal yang sakral dan perceraian bukan menjadi hal yang tabuh pula. Sangat memprihatinkan.

Nah, bagaimana untuk mendapat pasangan dengan cepat tetapi bisa awet setidaknya tidak menikah seumur jagung?

Saya coba bagikan tips-tips sebelum nikah. Semua itu tergantung situasi dan kondisi juga.

Tips sebelum nikah, yaitu :

1. Pilih pasangan dengan teliti ibarat pepatah jangan sampai membeli kucing dalam karung.

2. Kenali keluarganya. Keluarga merupakan bagian dari hidup kita karena kita tidak mungkin bisa hidup sendiri.

3. Ketahuilah masa lalunya, untuk apa, bukannya kita menikah untuk masa depan? Ya memang benar menikah untuk masa depan tapi adanya sekarang karena masa lalu. Hal ini juga berguna untuk membuat komitmen dengan pasangan. Kita bisa mengetahui cerita masa lalu melalui cerita calon pasangan, orang tuanya, dan teman dekatnya.

4. Membuat komitmen dengan pasangan. Jangan sampai setelah menikah, tiba-tiba banyak larangan sehingga membuat kita tertekan dan merasa tidak nyaman. Apalagi merugikan berbagai pihak. Oleh karena itu komitmen sebelum nikah itu diperlukan.

5. Pastikan dia berlawananan jenis dengan dirimu yaaa....

Masih banyak tips lainnya.

Untuk yang baru menikah, saya doakan semoga sakinah dan langgeng ya... pernikahannya. Banyak pasangan menyesal setelah menikah maka pikirlah sebelum nikah.

"Kenapa saya kok nggak nikah dari dulu-dulu ya?" begitulah ungkapnya. Hahahaaaa....