Menulis ternyata merupakan kegiatan yang gampang-gampang susah, kenapa saya berkata demikian, karena saya merasakan sendiri, banyak hal yang ingin saya ceritakan melalui tulisan tetapi selalu buntu, entah itu dengan kosa kata ataupun dengan ide-ide. Hambatan tersebut terkadang membuat saya pesimis dan akhirnya melahirkan kata “malas”, sehingga segala halyang berkecamuk dalam pikiran saya akhirnya hanya tersimpan dalam hati saya.

Berbulan-bulan dan mungkin bertahun-tahun, saya selalu menyimpan cerita-cerita saya, sehingga pada suatu hari saya mendapatkan informasi dari teman saya bahwa akan ada pelatihan menulis buku “SAGU SABU”. Saya tertarik untuk mengikutinya karena saya pikir dengan mengikuti pelatihan tersebut, mudah-mudahan cerita yang saya simpan dalam hati bisa saya tuangkan dalam bentuk tulisan. Begitu tertariknya saya sehingga saya mengajak teman-teman saya di sekolah saya, tapi karena kesibukan mereka, akhirnya hanya sayalah yang mengikuti kegiatan pelatihan ini.

Di hari pertama mengikuti pelatihan, saya sangat bersemangat, sehingga saking semangatnya untuk mengikuti pelatihan tersebut, saya sampai lupa bahwa perut saya selalu merindukan nasi disetiap pagi. Di benak saya selalu hadir bahwa saya akan bertemu dengan orang-orang hebat, tapi ketika saya bertemu dengan para peserta pelatihan menulis buku, entah kenapa muncul lagi penyakit “pesimis”. Saya pesimis apakah saya bisa menulis?.

Untuk beberapa menit saya masih dikuasai oleh perasaan pesimis, tapi lama kelamaan pikiran saya mulai bisa diajak berdamai. Pesimis harus saya hilangkan, karena saya datang ke tempat pelatihan ini adalah untuk belajar. Saya ibarat kertas putih yang masih kosong, tapi setelah mengikuti pelatihan ini, saya ingin kertas putih tersebut sudah terisi dengan tulisan-tulisan, saya ingin cerita-cerita yang selalu tersimpan rapi di hati saya bisa saya tuangkan. SEMOGA

Mengikuti pelatihan ini merupakan bagian dari sebuah proses, proses menuju kemampuan saya menciftakan kalimat perkalimat dan akhirnya akan membentuk sebuah cerita, adapun apabila suatu saat saya mampu menulis sebuah buku, itu merupakan “bonus” dari proses yang saya jalani.