Nur Solisoh, SP.d

Guru SMP Negeri 1 Kertanegara, kabupaten Purbalingga Jawa Tengah, pernah kuliah di IKIP Negeri Jakarta ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hati Berduri

Hati Berduri

Liburan panjang disambut gembira oleh setiap anak, tak terkecuali Bima bersama gengnya. Laki - laki tampan dengan postur tubuh yang atletis dan mata yang tajam bak burung elang kala sedang mengincar mangsanya. Menjadi rebutan perempuan di sekitarnya.

“Bim … jadi ga nih liburan kita touring ?” Suara Zaki menyela saat perjalanan pulang.

“Jadi Doong … “

Rencana liburan Bima dan Zaki terdengar oleh Leni perempuan cantik berambut panjang dengan bulu mata yang lentik menambah sempurna parasnya.

“Hai …. Ajak kita - kita Dong” celetuk Ria si cerewet yang sedang jalan bareng sama Leni.

“ Emang kamu ga takut … kita,para cowok mau touring ke gunung yang ada goa Hantu” jawab Roni sekenanya.

“ Wah mantap tuh … tantangan banget” tukas Ria.

Persiapan perjalanan touring pun segera dilakukan,berbagai keperluan semua sudah siap.

Hari yang ditunggu - tunggu akhirnya tiba. Perjalanan panjang menyusuri jalan berliku, menembus Padang ilalang.

“Tin tiiiin … “ klakson dari motor GL pro milik Bima berbunyi,sebagai tanda berkumpul untuk istirahat .

Berhembus angin sepoy - sepoy sesekali menyibakkan poni rambut Leni yang menampakkan bulu matanya yang tebal. Riuhnya burung Pipit yang bergerombol dan berkejaran - kejaran menambah nyaman pemandangan.

“Aaaaaaah … dubrak” tubuh Zaki sengaja dijatuhkan direrumputan tepat di bawah kaki Leni. Terpesona melihat lekat paras Leni dengan rambut panjang menari - nari tertiup hembusan angin.

“Oooooy ngapain kamu Za … “ seruduk Ria sambil menghempaskan tubuhnya di samping Zaki.

“Ah mmm gapapa ko “ tukas Zaki agak grogi.

Diam - diam Zaki si hitam manis terpesona sama Leni.

Awan bergelayut menampakkan diri pertanda sebentar lagi akan turun hujan. Nampak rintik hujan terlihat di balik bukit yang berdiri gagah.

“Ayo … istirahat cukup, kita jalan lagi ya.” Komando Bima yang diikuti deruman motor yang siap untuk melanjutkan perjalanan.

“Lihat … di depan ada perkampungan, kita bermalam di situ ya …” teriak Roni sambil menunjuk ke arah perkampungan yang hanya terdiri dari beberapa rumah saja. Diikuti oleh yang lain, rombongan touring menuju perkampungan itu.

Sesampainya di perkampungan itu mereka langsung mencari tempat untuk bermalam, “Itu ada rumah warga, kita coba ke sana yuk …” ajak Leni yang dari tadi diam. Hanya berupa anggukan dari yang lain, mereka segera menuju ke rumah yang dimaksud Leni.

Merasa kecapean Bima,Roni dan Zaki langsung menghempaskan tubuhnya di balai - balai yang lusuh dan kusam layaknya ribuan tahun tak dirawat.

“Tok tok tok … permisi” ketukan pintu Leni. Namun beberapa kali Leni dan Ria mengetuk pintu tak ada yang menyahut sama sekali. Leni dan Ria pun bergabung kembali dengan ke 3 cowok yang dari tadi rebahan di balai - balai.

“Gimana Lin boleh kita numpang tidur di sini?” Pertanyaan Zaki . Kompak Leni dan Ria menggelengkan kepala. Seketika Bima dan Roni melongo menatap 2 cewek Leni dan Ria.

” Ha ga boleh?”

“Ga ada orang” jawab Ria singkat.

Serta Merta Roni masuk ke dalam rumah, dan ga berapa lama Roni keluar dan mengajak yang lain masuk.

“ Ayolah masuk aja sepertinya rejeki kita.”

Masuk lah mereka ke dalam rumah itu. Melihat tempat yang berserakan dan kotor serta Merta mereka kerja bakti untuk membersih kan tempat itu

“Perang gedubrak” suara dari belakang.

“Sepertinya ada yang terjatuh.” Seru Roni.

“Udahlah biarin, paling Leni dan Ria mecahin piring” celetuk Zaki menenangkan Roni dan Bima yang setengah beranjak.

Namun mereka terkejut karena tiba - tiba Ria dan Leni menyembul dari balik pintu depan.

“Lah tadi siapa yang mecahin piring di belakang ?” suara Bima membuat Ria dan Leni juga tertegun.

Seketika semua beranjak menuju sumber suara

“Tadi suara dari sini … ko ga ada barang pecah atau apa gitu” gumam Roni

“Coba kita cari dulu barangkali di tempat lain” seru Bima.

Mereka ber 5 mencari disetiap sudut, namun tak ada benda pecah apapun.

“Buk … “ tiba - tiba ada yang menepuk pundak Bima dari belakang. Dengan reflek Bima langsung menoleh. Namun Bima hanya merinding dibuatnya karena tak ada sesuatu pun di belakangnya. Belum sempat Bima bercerita ke yang lain. Lampu padam seketika, tak ayal mereka bertabrakan satu sama lain.

“Leni … Len ini kamu ?” Bisik Ria kepada orang yang dirabanya. Namun tak ada sahutan dari Leni.

“Ko kamu dingin banget Len … “

“Tolong … “ jerit Leni dari arah pintu belakang.

Ria pun menjerit karena tepat di depannya yang dia raba menyeringai hanya gigi dalam kegelapan yang samar - samar terlihat. Dan yang jelas itu bukan Leni.

“Ria … tolong aku, Ri ...a “ dan suara Leni terputus seperti tercekik.

Bau anyir darah sangat jelas terasa.Ria berusaha untuk bangun menolong Leni, namun Makhluk tinggi besar dengan wajah sebagian tertutup rambut yang panjang sampai mata kaki berada tepat di hadapannya, seketika itu Ria pingsan.

Esok paginya Ria terbangun dengan kepala yang masih pusing, terhuyung - huyung menuju ke Belakang. Kaget Luar biasa melihat Leni terkapar bersimbah darah. Dirabanya denyut nadi Leni dan sepertinya sudah meninggal dari semalam.

Pucat pasi wajah si cerewet yang biasa suka bercanda, tertunduk di balai - balai depan. Selang beberapa saat Bima keluar, dan seketika itu Ria menubruk dan memeluk Bima. Namun Bima menghindar pelukan Ria.

Hening, hanya suara jangkrik yang bersahutan menghiasi malam. Acara touring akan ditunda karena kematian Leni. Mereka berembuk besok pagi akan kembali ke kota.

“Tunggu malam ini, besok pagi buta kita kembali ya” itulah keputusan dari Bima selaku ketua rombongan.

“Sekarang kita tidur lebih awal saja biar besok lebih segar” tukas Zaki dengan nada sedih.

Mereka pun masuk ruang tempat untuk tidur, hanya dipan tua dipojokan ruangan, untuk tidur bertiga.Hanya Ria yang di dalam kamar.

Malam kian larut suara burung hantu membuat malam semakin mencekam. Suara dengkuran Roni membuat Bima ga bisa memejamkan mata. Beranjak Bima menuju kursi panjang dekat pintu. Belum sampai menuju ke kursi, ada makhluk tinggi besar membekap Bima dan membawa ke suatu tempat. Meronta ronta sepanjang jalan, namun cengkeraman makhluk itu lebih kuat, hingga sampai di suatu tempat yang gelap dan pengap. Hanya suara ringkikan binatang hutan yang terdengar di telinga Bima.

”Ya Tuhan di mana aku ini, ko becek dan dingin” rintihan Bima dalam hati.

Aroma kemenyan begitu menyengat, diiringi suara rintihan di balik semak - semak.

“Entahlah suara apalagi itu serem” walau suasana dingin, namun keringat dingin Bima terasa membasahi mukanya yang ganteng itu.

Makhluk hitam tinggi besar itu mendorong tubuh bima, hingga membentur batuan licin, tak jelas tempat apa itu. Selang beberapa saat bogem mentah mendarat di mukanya. Tersungkur tubuhnya mengenai seseorang, berharap akan menolong, namun tendangan justru mengenai selangkangan Bima. Tergeletak tak berdaya hingga pingsan.

“Angkat Dia !” Suara perempuan menyuruh seseorang untuk mengangkatnya.

“Sepertinya aku kenal suara itu” batin Bima setelah sadar.

“Ikat !” Suruh perempuan itu.

Hanya beberapa kode dari perempuan itu Bima dihajar habis - habisan. Darah mengucur deras dari pelipis dan bibirnya.

“Itulah upah untuk cowok sombong kaya kamu Bima !” Sambil mencengkeram dada bidang Bima yang sudah tak berdaya.

Bima terbelalak ketika melihat perempuan yang berdiri dihadapannya.

“Ri … a, ka kamu yang … “ belum selesai Bima ngomong tamparan pedas mendarat di wajah Bima yang sudah bersimbah darah. Bima hanya bisa mengerang.

“Kenapa kamu melakukan ini semua Ria?” Tanya Bima

“Ya … aku benci kamu, karena kamu ga pernah ngerti perasaanku, kamu hanya tau perasaan Lina!”

“ Plaaak!” tamparan mendarat kembali tanpa ampun. Matanya jalang menampakkan dendam yang teramat sangat.

“Aku benci kalian aku bunuh kalian semua ! Ha ha ha “

Kebencian dan dendam karena cintanya tak terbalaskan membuat Ria nekat menghabisi sahabat sahabatnya dengan rencana yang sangat rapi.

Sekian ...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hihi , baru latihan nulis cerpen bunda,... Makhluk itu orang suruhan Ria menggunakan jubah,... Biar dikira hantu.

25 Jan
Balas

Waduh, serem Bund, lah makhluk hitam, tinggi besar dan menyeringai itu siapa yah. Sukses selalu dan barakallah

25 Jan
Balas



search

New Post