Siang ini cuaca di sekolah terasa panas. Kami duduk di teras mushala sekolah sambil menunggu waktu dhuhur tiba. Di depan mushala kami terdapat taman yang ditumbuhi pohon cemara udang, pohon jambu dan bunga-bunga hias lainnya. Indah, asri dan sejuk rasanya bila berada di lingkungan mushala ini.

“Bu, bagaimana kalau pohon jambu ini kita tebang saja.” Ucap pak Ham guru agama islam di sekolahku.

“Wah jangan pak, nanti kita kehilangan pohon rimbun yang selalu menghadiahi kita buah jambu biji enak setiap tahunnya.” Jawabku

“Tapi banyak kelelawar makan buah jambu bu, kotorannya tersebar kemana-mana. Lihat di dinding banyak sekali noda hitam.” Sahut pak Ham

Kuperhatikan dengan seksama dinding di mushala dan dinding tempat wudhu memang kotor. Banyak noda hitam dimana-mana. Sementara itu di lantai juga banyak sisa jambu biji yang dimakan kelelawar. Pemandangan ini membuat lingkungan di sekitar mushala terlihat tidak terawat, padahal setiap hari disapu dan dipel.

“Nodanya tidak bisa dihilangkan ya pak?”

“Iya bu…” Sahutnya

“Waduh… bingung pak, kalau ditebang sayang butuh waktu 10 tahun untuk melihat pohon jambu serimbun ini. Tapi kalau tidak ditebang tembok-tembok berhias noda hitam dan lantai berceceran sisa jambu biji saat musim jambu biji berbuah.”

Percakapan siang ini tidak menghasilkan solusi apapun. Kita berdua hanya terpaku dalam dilema sambil melangkahkan kaki untuk segera berwudhu.

Sumowono, 24 Februari 2021