Nur Syamsiah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kali Kesekian Ku Terharu

Kali Kesekian Ku Terharu

Kali Kesekian Ku Terharu

“Ah ... tak mungkin,” itulah kalimat yang keluar dalam hatiku kala membaca tulisan Pak Ihsan tentang buku-buku alumni MediaGuru yang terpajang dalam almari kaca salah satu ruang di Kemdikbud, Jakarta. Beliau mengucapkan selamat kepada para penulisnya tanpa menyebut nama mereka satu persatu. Intinya ‘selamat’ saja. Akupun tak memedulikannya, apalagi untuk mengamati buku-buku siapa saja yang ada di sana. Tak ada minat aku membukanya lantaran mustahil bukuku akan bertengger bersama buku-buku mereka.

Apa yang kurasakan bukan tanpa alasan. Aku merasa bukuku tak akan dibaca orang-orang penting yang ada di sana. Tulisan yang merupakan ‘curhatan’ saja. Mana bisa mereka akan meliriknya? Itulah pertanyaanku. Sementara buku-buku karya teman-teman guru se nusantara itu semuanya luar biasa. Judul buku yang keren sudah merupakan magnet calon pembacanya. Sedangkan bukuku? Dengan judul yang terkesan ‘ekslusif’, maka aku tak percaya jika buku itu akan turut berjajar dalam almari spesial.

Beberapa saat setelah Pak Ihsan memposting tulisan dan gambar buku-buku yang ada dalam almari itu (dan aku sudah melupakannya), tiba-tiba muncul postingan yang sama. Kali ini yang memposting adalah Pak Leck. Perasaan berbeda dengan saat Pak Ihsan yang memposting, kali ini aku penasaran. Karena ada sekitar enam gambar yang diposting, akupun berusaha untuk mengamatinya satu persatu. Beberapa buku aku tahu siapa penulisnya, bahkan ada yang sudah aku miliki dan baca bukunya.

Gambar terus aku telusuri. Berdetak kaget, gembira, bangga seketika perasaanku saat aku akhirnya melihat bukuku ada di antara jajaran buku-buku keren itu. “Alhamdulillah, ternyata bukuku juga bertengger di sana.” Perasaan haru menyelusup di relung hatiku lantaran aku tak pernah menduga bukuku akan ‘hinggap’ di sana.

Haru yang kesekian yang aku rasakan setelah keberhasilanku menaklukkan tantangan Pak Ihsan untuk menyelesaikan buku itu dalam dua minggu. Haru saat aku bisa menerima bukuku yang pertama kali dari MediaGuru. Haru saat aku bisa bergabung mengikuti kegiatan ‘Gebyar Literasi’ sementara aku berangkat sendiri. Tak ada kawan alumni MediaGuru yang menemani. Haru saat para pembaca bukuku mengatakan bahwa mereka menitikkan air mata. Haru saat bukuku terjual pada kegiatan bedah buku. Haru saat beberapa teman guru ‘kesengsem’ dengan kebiasaan menulisku. Merekapun tak ragu untuk kemudian meniru.

Yah, keharuan apalagi yang akan kujumpai setelah ini? Karena kini aku sedang merintis, merayu guru kelas tiga SD tempat Si Kecilku menuntut ilmu, untuk berkolaborasi membimbing siswa-siswanya menulis dan akan dijadikan sebuah buku. Besar harapanku mereka memiliki karya dalam usia yang masih belia.

Terimakasih MediaGuru. Karenamu aku berani memperkenalkan diri sebagai penulis walau ilmuku belum lagi seujung kuku.

Semarang, 21 Januari 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih semuanya, lega rasanya sudah mengeluarkan unek-unek dalam hati ini.

21 Jan
Balas

Super bu Syam

21 Jan
Balas

Ikut haruuuuu , Bundaaaa ..... Hix hix ....., Selamat Bunda Syam ..... Sukses selalu.

21 Jan
Balas



search

New Post