Nur Syamsiah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Lebaranku Tahun Ini

Lebaranku Tahun Ini

Sepi, barangkali itu kata yang tepat untuk gambaran lebaranku tahun ini. Biasanya aku berlebaran bersama suami dan keenam anakku. Namun kali ini aku kehilangan satu anakku, yang ke tiga. Anak-anak lain akan pulang kampung berkumpul bersama ayah dan ibunya di rumah, tidak demikian dengan anak ke tigaku. Dia justru berada di rantau, tepatnya di Banjarmasin, Kalimantan.

Kok bisa? Ya, dia pilih kota tersebut untuk kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) nya. Sembilan hari menjelang hari raya dia terbang ke sana. Sebenarnya aku berat untuk mengijinkannya pergi. Namun, demi pengalaman dan kelancaran kegiatan perkuliahannya aku lepas juga dirinya untuk menjalani kegiatan tersebut selama kurang lebih satu bulan.

Pagi, usai sholat ied dia kontak diriku dari seberang melalui layanan video call. Dia awali dengan menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H, dilanjutkan dengan uacapanتقبل الله منا و منكم”. Ucapan ini adalah ucapan syar’i sebagaimana terdapat dalam hadis yang berbunyi

فعن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك . قال الحافظ : إسناده حسن .

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul Adha), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. ( Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, Darul Ma’rifah, 1379, 2/446. Syaikh Al Albani dalam Tamamul Minnah (354) mengatakan bahwa sanad riwayat ini shahih).

Setelah itu dia lanjutkan dengan sedikit bercerita tentang kegiatannya di sana. Ya, walau terasa sepi aku tetap senang mendengarnya kerasan di seberang . Apalagi sulungku yang sudah bekerja di ibu kota bisa mudik , hal ini tentu dapat mengurangi rasa sepiku. Awalnya aku khawatir jangan-jangan dia tidak bisa pulang karena hingga hari H dia bilang belum mendapat tiket. Alhamdulillah dia dapat tiket cancelan sehingga usai sholat ied bisa pulkam.

Ya, rupanya aku memang harus selalu mensyukuri kondisiku. Kadang aku berfikir bagaimana dengan teman yang anaknya hanya satu. Apa tidak sepi ya? Sementara aku, anak enam kurang satu saja sudah merasa sepi.

Ah, barangkali itulah pentingnya dalam urusan dunia kita harus melihat ke bawah, sedang dalam urusan akhirat kita harus memandang ke atas.

Semarang, 2 Syawal 1438 H/26 Juni 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya, begitulah seharusnya kita. Menerima takdir, pasti bahagia.

27 Jun
Balas

Bersyukur dan bersabar menjadi kunci memahami kehidupan. Luar biasa bu.

26 Jun
Balas

subhanallah, bersyukur dalam setiap keadaan...

27 Jun
Balas



search

New Post