Nur Syamsiah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Percaya Diri adalah Salah Satu Kunci Kesuksesan

Percaya Diri adalah Salah Satu Kunci Kesuksesan

Mau bukti? Syahdan diceritakan ada seorang gadis bernama Neneng. Sejak SD dia punya kemandirian yang tinggi dalam hal mengikuti tes. Saat teman-temannya merasa kesulitan mengerjakan tes Matematika yang menjadi momok, dia dengan tenang mengerjakannya tanpa tengok kanan tengok kiri. Hasilnya? Cukuplah memuaskan, nilainya lebih tinggi dari teman-temannya.

Karena merasa nilai-nilainya cukup bagus, maka setelah SD dia ingin melanjutkan ke sebuah SMP favorit. Ayahnya mengkhawatirkannya. Sang ayah tahu untuk masuk ke sana tidaklah mudah. Sang ayah takut jika Neneng tidak diterima di sana, Neneng akan kecewa. Upaya (maaf burukpun) akan ayahnya lakukan demi Neneng. " Neng, gimana jika kamu Ayah titipkan pada pak Ali," begitu kata ayahnya suatu ketika. Pak Ali adalah salah satu guru SMP favorit yang dimaksud. Apa jawaban Neneng saat itu? "Nggak usah Yah, Neneng akan berusaha sendiri. Insya Allah Neneng bisa. Kalaupun nggak diterima, itu berarti bukan rejeki Neneng." Sang ayahpun pasrah. Dalam perjalanan waktu dengan berbagai tes yang Neneng ikuti, akhirnya dia diterima di SMP yang menjadi impiannya.

Di SMP, nilai-nilai Neneng juga tidak mengecewakan. Peringkat 1 selalu dia raih (walau tidak paralel).

Lulus SMP Neneng berencana melanjutkan ke SMA favorit yang letaknya jauh di kota. Sang ayah kembali mengkhawatirkannya. Apakah Neneng mampu bersaing dengan anak-anak terbaik dari seluruh penjuru daerah? Kembali Neneng meyakinkan sang ayah jika dia mampu. "Ayah tenang aja, doakan Neneng aja Yah," begitu katanya pada sang ayah. Apa yang terjadi? Nenengpun lolos, dia diterima di SMA favorit idamannya. Di SMA pun Neneng bisa bersaing dengan kawan-kawannya. Nilai-nilainya selalu tidak mengecewakan.

Selepas SMA, dia ingin sekali masuk ke UGM, namun sang ayah melarangnya. Sang ayah menghendaki Neneng masuk ke IKIP, padahal menjadi guru bukan cita-citanya. Hatinya bergejolak antara memenuhi permintaan ayahnya atau mengikuti kata hatinya. Akhirnya dengan pertimbangan ridho Allah atas ridho orang tua, Nenengpun mendaftarkan diri ke IKIP lewat jalur PMDK. Jurusan yang dia pilih adalah pendidikan bahasa Inggris S1. Sebenarnya dia nekad. Yang ada dalam pikirannya saat itu, bahwa seandainya tidak diterima, wajar karena baginya pilihannya itu terlalu tinggi. Saat itu kebanyakan teman-temannya mengambil jenjang D2 atau maksimal D3. Sebaliknya, jika diterima, maka itu adalah sebuah prestasi baginya, dia akan bangga.

Menunggu pengumuman dari IKIP Neneng berharap-harap cemas. Hari H yang ditunggu tiba. Neneng dinyatakan lolos masuk IKIP. Dia informasikan kabar gembira itu kepada ayahnya. Sang ayah memeluknya erat-erat karena begitu bahagianya.

Walau menjadi guru bukan cita-citanya, Neneng berusaha untuk melakukan yang terbaik saat berada di IKIP. Dia ingin buktikan pada ayahnya bahwa dia mampu dan tidak mengecewakan. Buktinya, tepat empat tahun dia lulus. Usai mendapat gelar sarjana, sebenarnya Neneng masih ingin terus belajar. Dia ingin melanjutkan ke jenjang S2. Namun apa mau dikata? Neneng sudah menikah saat dia duduk di bangku semester lima. Dia sadar, statusnya sebagai istri harus dia jalani dengan totalitas yang tinggi. Ya, dia pendam keinginannya itu selama 27 tahun.

Selama 27 tahun itu Neneng menjalani profesinya sebagai istri, ibu, dan guru. Dia jalani profesi ketiganya dengan sepenuh hati. Tak ada keluhan yang terdengar dari mulutnya. Enjoy aja, orang bilang.

Di usianya yang ke 49, Neneng mendengar sebuah berita adanya pemerintah daerah memberikan bantuan beasiswa S2 bagi PNS. Nenengpun menyambutnya dengan gembira. Informasi itu dia manfaatkan sebaik- baiknya. Dia berharap bisa loloos seleksi untuk mengobati rasa rindunya mengenyam pendidikan S2 yang selama ini terpendam dalam hatinya. Nenengpun mengikuti tes. Di luar dugaannya, tes yang dihadapi begitu menyita pikirannya. Ada soal-soal eksak yang sangat sulit baginya. Dia jurusan bahasa, maka saat harus mengerjakan soal-soal eksak butuh konsentrasi yang tidak sederhana. Namun, Neneng berusaha tenang, walau para peserta tes yang berada di belakangnya sibuk diskusi. Dalam hati Neneng menggerutu, "Gimana kalian ini, siswa saja tidak boleh diskusi saat mengerjakan tes, lah ini gurunya malah parah. Berisik, mengganggu peserta lainnya. Bukankah sudah diumumkan dilarang bertanya atau memberikan jawaban?"

Ke luar ruangan tes, Neneng berlaku seolah tak ada beban apapun. Tiba- tiba peserta yang berada di sampingnya nyeletuk, " Bu Neneng kok tenang baget to?" Neneng hanya tersenyum, walau dalam hati dia juga merasa cemas akan hasil tesnya.

Selama 17 hari Neneng menunggu pengumuman. Tepat pada hari ke 17 setelah pelaksanaan tes, seorang teman menginformasikan hasil pengumuman itu lewat WA. Dengan hati berdebar dia cari namanya apakah tertera di sana. Berkali-kali dia cari namun tak menemukannya. Neneng terus berharap. Kembali dia cermati nama- nama yang tertera di sana. Akhirnya, Neneng temukan juga namanya. Dia tercantum di urutan batas aman. Artinya dia lolos. Kali ini dia merasa nilainya tidak memuaskan, namun dia bersyukur masih masuk dalam daftar peserta yang lolos seleksi.

Yah, keberhasilan-keberhasilan yang Neneng alami sesungguhnya tidak lepas dari keyakinannya bahwa dia pasti bisa. Keyakinan itu sangat berdasar, ada Allah Sang Maha Penolong. Ana inda dzonni abdi bii. So jangan pernah berprasangka buruk kepada Allah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpenya lugas, biografi ibu yach? Sangat inspiratif

27 Jun
Balas

Ya Pak, terimakasih.

27 Jun

Percaya diri dan bersandar diri kepada Allah swt, membuat kita sukses. Barokallah

27 Jun
Balas

امين

27 Jun



search

New Post