Nurul alifah

Nurul alifah,lahir di jember 29 januari 1980.berprofesi sebagai tenaga pendidik di lembaga Swasta M.I Hidayatul Mubtadiin sidodadi,tempurejo,jember...

Selengkapnya
Navigasi Web
MEMBUNGKAM HAYALAN

MEMBUNGKAM HAYALAN

"tangi...tangi...subuhan,terus mususi beras,dandange wes mangkring nang pawonan,tak tinggal pasar,pawone karo warunge di openi."itulah alarmku tiap menjelang subuh,rutinitas yang sudah emak wajibkan padaku sebagai anak perempuan satu satunya.masak dengan tungku sembari melayani pembeli di toko kelontong emak.bukan sesuatu yang mudah bisa menyelesaikan urusan dapur bersamaan dengan melayani pembeli di warung sembako emak.karena masakan yang aku buatpun bukan porsi yang biasa hanya untuk keluarga,melainkan juga untuk para pekerja di sawah.warung emak juga termasuk ramai pembeli.

pekerjaanku ini juga di tuntut selesai tepat waktu,karena aku juga tidak boleh terlambat sampai disekolah.sungguh rutinitas yang sebenarnya cukup melelahkan dan membosankan kala itu.namun situasi ini mau tidak mau harus aku jalani,mengingat aku anak perempuan satu satunya.ada kalanya aku membandingkan hidupku dengan remaja lainya,yang kebanyakan tidak sesibuk diriku.ada perasaan nelongso,sedih,namun entahlah,,di saat rasa itu berkecamuk,aku justru merasa tidak tega pada emak jika aku tidak mempedulikan semua ini.akhirnya gerutu itupun aku buang jauh jauh ku ganti dengan hayalan tingkat tinggiku.aku berharap suatu saat nanti,aku ingin berumah tangga ikut suami yang keluarganya bukan kalangan petani,agar aku pensiun berjibaku dengan tungku dan asap.

Nduk!!!,kamu harus jadi perempuan yang mandiri,tangguh,cerdas,terampil cari duwit."celetuk bapak kala itu.karena kamu tidak tau,nanti lelaki yang mendampingimu itu setangguh apa,jangan mengeluh dengan ketidak nyamanan hari harimu,karena emak karo bapak sedang mendidikmu untuk jadi perempuan yang tangguh,agar kelak kamu tidak terlalu bergantung pada suamimu.jangan terlalu berhayal suamimu kelak adalah sosok yang sesuai dengan harapanmu.karena kehendak Tuhan itu misteri.jika kenyataan yang kamu terima tidak sesuai dengan hayalanmu,maka kamu harus belajar dari sekarang nerimo ing panduming gusti.

hari ini aku faham dengan makna pitutur bapak.seketika semua hayalanku tentang perempuan bak putri raja,dengan sejuta kemewahan dan pengagunganya,harus aku bungkam agar teriakanya tak mecabik cabik ghirrohku."Tuhan,maafkan aku,yang terburu buru menebak takdirmu"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita Bagus sahabat. Tetapi tak ada huruf kapital diawal Kalimant dan endingnya belum terbaca. Maaf sedikit saran. Sukses selalu sahabat

24 Feb
Balas

terima kasih saudaraku,salam literasi,saya tunggu masukan masukan bermanfaat ini.

27 Feb



search

New Post