Dampak Dari Broken Home
Tantangan hari ke-70 #TantanganGurusiana
Pagi itu di sekolah saya kedatangan tamu seorang laki-laki bersama dengan seorang anak. Ternyata yang datang adalah orang tua wali murid beserta anaknya yang dulu pernah bersekolah disini. Dia bermaksud untuk menyekolahkan anaknya kembali di sekolah ini. Bapak dan anak tampak kelihatan murung yang terpancar dari raut wajah mereka.
Anak itu sebut saja, Sinang (nama samaran, nama panggilan untuk anak laki laki). Teman-temannya biasa memanggilnya dengan sebutan Sinang . Sejak kecil Sinang dirawat dan tinggal bersama neneknya. Orang-tuanya sudah lama bercerai. Dari perceraian itu akhirnya ibunya memilih untuk bekerja di luar negeri. Sedangkan ayahnya menikah lagi dengan wanita pilihannya.
Ketika Sinang masih duduk di bangku kelas IV ibunya datang ke sekolah dengan maksud memindahkan Sinang sekolah di tempat asal ibunya. Kami dari pihak sekolah sebenarnya merasa keberatan. Dengan berbagai alasan yang disampaikan akhirnya kami terpaksa melepaskan Sinang untuk pindah sekolah di daerah asal ibunya.
"Apakah Sinang akan kerasan ya, Bu, disana", kata salah seorang guru pada waktu itu yang mencemaskannya. Sinang yang dari kecil dirawat neneknya, setelah besar diambil oleh ibunya. Neneknya pada saat itu sangat sedih harus berpisah dengan cucunya yang amat disayanginya.
Singkat cerita, benar yang terjadi pada Sinang, ia disana tidak kerasan. Hanya satu semester saja Sinang bisa bertahan tinggal bersama buliknya. Karena ibunya tetap bekerja di luar negeri. Akhirnya Sinang pun kembali lagi ke sekolah ini. Dia tinggal bersama lagi dengan neneknya yang begitu mengasihinya.
Melihatnya kasihan juga, karena Sinang harus mutasi lagi. Hanya bertahan selama satu setengah tahun sekolah disini. Saat itu akhir dari kelas V. Sinang harus ikut bersama dengan ayahnya yang menetap di daerah asal istrinya yang baru dinikahinya. Dia akan tinggal bersama dengan ayah dan ibu yang baru di luar daerah. Padahal neneknya merasa keberatan kalau harus melepaskan cucu kesayangannya itu. Terpaksa pihak sekolah harus merelakan Sinang untuk mutasi lagi ke sekolah lain. Padahal dia pandai dalam bermain voli dan takraw. Sinang memang lebih menonjol di bidang non akademiknya. Sekolah sangat kehilangan dia. Terutama pak guru olahraga dan teman-teman sepermainannya. Dan team basket maupun voli kehilangan satu pemain.
Betul apa yang dikhawatirkan oleh bapak dan ibu guru disini Sekolah di tempat asal ibunya yang baru hanya bertahan setengah tahun saja. Dan mulai tahun pelajaran baru ini Sinang kembali lagi bersekolah disini. Dia masih duduk di kelas V karena dulu tidak naik kelas. Ya Allah nasib anak ini harus bolak-balik pindah sekolah. Akhirnya Sinang tinggal bersama neneknya kembali.
Sinang merupakan salah satu korban dari perilaku orang tua yang kawin cerai atau istilahnya broken home. Dia harus pindah sekolah sampai tiga kali. Padahal dia masih kecil yang tak tahu apa-apa tentang kehidupan orang dewasa.
Akibat dari broken home yang dilakukan oleh orang tuanya dapat disimpulkan, seperti yang dikutip dari riliv.co, rilivstory, Dampak negatif anak broken home adalah: (1) Kurang percaya diri, dapat terlihat jelas di lingkungan sekolah atau lingkungan bermainnya; (2) Menghambat perkembangan akademik, rasa kuatir, sedih, cemas, takut dan hal negatif lain yang dapat menghambat perkembangan sekolahnya.; (3) Tidak percaya pada orang dewasa, akibat perceraian yang dilakukan oleh orang tuanya menjadikan dia hancur perasaannya; (4) Memiliki rasa takut yang irasional; (5) Depresi, dapat melemahkan setiap aspek kehidupan yang dimilikinya dan akan menjadikan sifat traumatis pada dirinya; (6) Menjadi pribadi yang pemalu, kepribadian pemalu pun dapat dapat berkembang, yang didasari oleh perasaan bersalah dan malu karena orang tuanya tidak bersama lagi; (7) Kehilangan momen masa kecil.
Jumat, 1 Mei 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisannya mulai mengalir ke yang tidak resmi. Ternyata mantap juga.Karena saat nulis tidak kemrungsung.
Nulis dengan tenang, asal ora ana sing ngganggu
Buat ..kaca benggala ..buat kita semua ..bahwa ..orang tua yg egois ..menuruti kemauan nya pribadi ..akhirnya ..anak lah yg jadi korban ...
Iya mb
Bagus buk dulu SD sy dulu jg ada seperti itu.Ank yg tadinya pintar krn bolak balik dan bingung ahirnya si ank jd pendiam.
Korban dari egoisnya orang tua ya, Bun
Betul sekali, banyak dampak buruknya.
Iya Bu, kasihan anaknya yang ga tau apa apa