NURUL FAIZAH, S.Pd.M.Si

Tempat kerjaku di SD Negeri Rowosari Kec Limpung Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah Lahir di Batang, 13 Pebruari 1967 Tempat tinggal di Limpung Kabupaten B...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hiruk Pikuknya di Hajar Aswad

Hiruk Pikuknya di Hajar Aswad

Tantangan hari ke-52

#TantanganGurusiana

Sudah menjadi kebiasaan haji maupun umrah, setelah selesai melaksanakan jamaah solat Maghrib di Masjidil Haram tidak langsung pulang menuju maktab. Tetap menunggu waktu Isyak sekalian. Dimanfaatkan untuk mendaras Al Qur'an dan bermunajad kepada Allah SWT. Walaupun lokasi maktabnya dekat, apalagi yang jauh dari masjid. Berangkat ke masjid paling tidak satu jam sebelum adzan. Kalau datang ke masjid mendekati waktu adzan kita tidak dapat tempat di dalam masjid. Datang terlambat untuk jamaah akan kebagian tempat di halaman atau plataran masjid.

Setelah selesai jamaah solat Isya kami menuju maktab untuk makan malam dan istirahat. Di Hotel Mariot yang jarak tempuh ke Masjidil Haram tidak lebih dari lima belas menit. Malam itu kami berniat untuk melaksanakan tawaf, sekaligus ingin mencium Hajar Aswad. Kami sengaja mengambil waktu tengah malam agar jamaah tidak terlalu penuh. Berangkat dari maktab jam 22.30.

Hajar Aswad merupakan sebuah batu yang diyakini oleh umat Islam berasal dari surga. Pertama kali ditemukan oleh Nabi Ismail dan yang meletakkannya adalah Nabi Ibrahim. Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab (Wikipedia).

Keistimewaan Hajar Aswad: (1) Rasulullah mengajarkan untuk mencium dan mengusap batu tersebut; (2) memiliki posisi yang mulia dimuka bumi, posisi sebelah pojok Ka'bah tepat di bagian timur laut; (3) diqiyaskan sebagai tangan Allah, sebagaimana hadist Nabi SAW, "Barang siapa yang mengusap Hajar Aswad seperti ia bersalaman dengan Allah SWT" (HR Ibnu Majah); (4) batu ini akan menjadi saksi pada hari kiamat.

Ada suatu momen yang ingin dirasakan oleh para jamaah ketika sedang berada di bangunan Ka'bah. Bahkan banyak diantara para jamaah yang rela berdesak-desakan untuk dapat mendekat dan akan menciumnya. Termasuk diri saya dan rombongan juga berdesak-desakan ingin ke tempat itu. Kami bergerak mengikuti arah gelombang lautan manusia, lama kelamaan dapat mendekat dan memegang. Kuasanya Allah saya bisa sampai ke Hajar Aswad. Saya bisa mencium seraya berdoa. Baunya semerbak harum mewangi. Tidak boleh kelamaan di tempat itu. Harus gantian dengan yang lainnya. Kalau terlalu lama dapat teguran oleh polisi yang berjaga di sekitar tempat itu. Atau bahkan bisa didorong atau terdorong oleh jamaah lain. Apalagi kalau pas bersamaan dengan orang-orang yang tinggi besar, berbadan kekar. Pada saat itu tetap berdesak-desakan, dan hiruk pikuk. Malah badan ini serasa ada yang mendorong. Betul kata orang, ibadah haji atau umroh adalah ibadah fisik. Fisiknya harus betul-betul fit dan kuat untuk bisa sampai ke Hajar Aswad. Kalau sampai jatuh kita bisa terinjak-injak oleh jemaah lain yang jumlahnya ribuan. Setelah kurasa cukup saya nergeser menuju Hijir Ismail. Suasana di tempat ini juga masih hiruk pikuk jemaah.

Hijir Ismail adalah sebuah tempat sebelah utara bangunan Ka'bah yang berbentuk setengah lingkaran. Alkhamdulillah saya bisa solat sunah dua rakaat, berdoa, dan berdzikir disitu, walaupun saling berhimpitan.Tempat itu diyakini sebagai tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa. Mudah mudahan semua doa saya diijabahi oleh Allah SWT. Usai memohon kepada sang pencipta saya mundur agak menjauh dari Ka'bah. Disana agak longgar, leluasa untuk berdzikir ataupun mendaras Al Qur'an. Ku gunakan untuk mendaras Al Qur'an, sambil menunggu anak dan teman-teman yang sedang berdesakan di Hajar Aswad dan Hijir Ismail. Padahal tadi saya selalu berdua. Tapi oleh desakan para jamaah akhirnya kami terpisah. Saya menunggu di dekat eskalator supaya nanti mudah untuk ketemu.

Sekitar satu jam saya menunggu akhirnya ketemu juga di tempat yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu dekat eskalator. Kami pulang menuju maktab, yaitu hotel tempat kami bermalam selama di Mekkah. Karena jam masih menunjukkan pukul 01.00 waktu Mekkah. Kalau tetap berada di Masjidil Haram masih lama waktu Subuh. Lagian maktab kami dekat dengan masjid.

Limpung, 13 April 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amazing , mantap tulisannya, enak dibacanya

13 Apr
Balas

Malu aq dengan seniorku, hehehe

13 Apr



search

New Post