Tantangan hari ke-37

#TantanganGurusiana

Dengan adanya penyebaran Covid-19 berdampak ke segala lini kehidupan. Apalagi kalau melihat berita-berita di stasiun televisi maupun sosial media, kita jadi cemas. Yang terinfeksi virus Corona semakin hari semakin bertambah. Begitu juga dengan pakaian APD yang stoknya menipis. Kita yang mendengar semakin was was. Melihat keadaan yang seperti itu kita harus bersama-sama untuk mencegahnya. Kita tidak usah panik, tapi harus waspada. Salah satunya adalah sering-sering cuci tangan pakai sabun kurang lebih 20 - 40 detik. Pastikan dengan air yang mengalir.

Sekarang ini, di pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran-perkantoran serta tempat umum lainnya di depan pintu masuk disediakan sarana cuci tangan pakai sabun, dengan air yang mengalir. Semua itu sebagai upaya untuk pencegahan. Lebih baik mencegah daripada mengobati.

Sabtu pagi tadi saya ke Bank Jateng yang berlokasi di Jalan Raya Limpung Banyuputih. Keadaannya tidak begitu ramai. Jalan juga tampak sepi. Dengan keadaan sekarang masyarakat lebih memilih tinggal di rumah. Baru keluar kalau ada keperluan yang sangat penting.

Begitu saya sampai di depan pintu, diberhentikan oleh satpam yang bertugas pada hari itu. Saya sempat kaget, karena sebelumnya belum pernah dilakukan hal yang seperti ini.

"Maaf Bu, katanya sambil menempelkan termometer digital ke dahi saya. Dan mengatakan suhu badan saya normal, lalu memperlihatkan angka yang tertera pada alat tersebut. Betul apa yang dikatakannya karena angka yang muncul 36.

Kemudian satpam juga mempersilahkan untuk cuci tangan sebelum memasuki ruangan. Alkhamdulillah di dalam tidak banyak antrian. Ruangan tampak lengang, hanya ada beberapa nasabah yang duduk di kursi menunggu antrian. Itupun jaraknya berjauhan.

"Alkhamdulillah sepi, jadi tidak kelamaan disini", pikirku.

Setelah selesai transaksi saya pun keluar ruangan menuju tempat cuci tangan.

"Tempat cuci tangan sudah memenuhi standar kesehatan, namun sayang lapnya nggak pakai tisu", gumamku.

Saya pun cuci tangan pakai sabun, airnya juga mengalir cukup. Tapi begitu mau lap saya urungkan, karena sudah basah. Itu tandanya bahwa lap itu sudah tidak steril lagi. Sudah berulang kali digunakan oleh beberapa nasabah yang datang.

"Maaf ya Mas, ini kan sebaiknya pakai tisu".

Saya sambil menunjuk lap yang tergantung di atas wastafel. Karena kebetulan saat itu Mas Satpam berada di sekitar tempat itu.

Satpam lalu mendekat.

"Oh ya Bu, terimakasih saran dan masukannya", katanya.

Sebetulnya saya merasa nggak enak mengatakan seperti itu. Tapi biarlah, demi kebaikan bersama. Apalagi dia langsung pergi meninggalkan tempat itu, dan masuk ke ruangan. Jangan-jangan dia marah atau tersinggung dengan yang saya ucapkan tadi.

Tak kusangka, seketika itu juga Mas Satpam keluar lagi sudah bawa tisu. Ku pikir dia itu marah. Ternyata dugaaku meleset. Dia malah berkali-kali mengucapkan terimakasih. Dan katanya bahwa mulai sekarang sudah disediakan tisu. Alkhamdulillah ya Allah, saranku diterima.

Ya Allah, sirnakanlah mahluk kecil yang disebut Corona dari bumiMu.

Jangan Kau tambah lagi korban dari Covid-19 ini.

Dan sembuhkanlah mereka yang terinfeksi olehnya.

Kuatkanlah dan berilah kesehatan bagi para tenaga medis yang menanganinya.

Laa haula walaa quwwata Illa billah (tiada daya dan upaya kecuali hanya kekuatan Allah yang maha tinggi dan maha agung). Aamiin.

Limpung, 29 Maret 2020