Tantangan hari ke-16 #TantanganGurusiana

Ngeteh hangat,  sekedar nongkrong pelepas dahaga setelah muter-muter sore hari sepulang kerja. Rasanya mak plong seandainya beberapa teguk teh hangat menghampiri tenggorokanku.

Pada saat mencari tempat ngobrol kami berdua begitu yakin bahwa tempat itu ada di lantai dua. Setelah berputar putar kesana kemari tidak ketemu. Kami kebingungan mencari tempat yang kami maksud. Akhirnya kuberanikan diri bertanya pada seseorang yang kebetulan ada di dekatku. "Maaf Mbak, yang kedai teh ada di lantai berapa, ya, setahuku di lantai dua ini". "Di lantai tiga mbak", jawabnya sambil menatap kami. Ternyata apa yang dikatakannya tidak salah.

Masuklah kami ke tempat yang dituju dengan melihat sekeliling ruangan untuk memilih tempat duduk yang dirasa nyaman. Lega rasanya kami duduk dikursi yang panjang dan empuk, enak pula untuk bersandar. "Say, saat itu kita lagi banyak pikiran kali, ya". "Iyalah, kita lagi galau, tingkat dewa lagi, hehehe".

Datanglah seorang waiters untuk talking order, sambil menyodorkan daftar menu. "Teh panas mbak", kami memesannya. Tak lama kemudian pesanan pun datang. "Ya Allah panas banget, kalau seperti ini kapan minumnya, bisa-bisa sampai Isyak nanti kami disini", sambil pegang-pegang gelas yang berisi teh panas. Rupanya waiters tadi memperhatikan gelagat kami. Dia langsung menghampiri kami lagi. "Tehnya ganti yang agak hangat ya, Bu?" Dengan suara yang lembut penuh keramahan waiters tadi menawarkan kepada kami.

Alkhamdulillah kami bisa menikmati teh hangat. khas banget rasanya, sepet-sepet gimana gitu, dan tidak terlalu manis.Terasa segar, apalagi pas haus seperti ini.  Sambil ngobrol santai ngalor ngidul, sesekali tertawa cekikikan. Sebenarnya hanya kalimat sepele saja yang keluar asal nyeplos tapi kami bahagia. Memang benar apa yang orang bilang bahwa bahagia itu amat sangat sederhana. Contohnya seperti sore ini hanya ngeteh hangat saja kami merasakan bahagia.

"Nongkrongnya lama kok cuma ngeteh doang", pikiran ku saat itu. Merasa nggak enak sendiri. Akhirnya kami memesan pisang coklat dan lumpia. Sebenarnya masih kenyang juga sih, saat itu. Kuamati pisang coklat itu. Tanpa disadari kami berdua membahas caranya membuat pisang coklat keju yang sudah tersaji di meja kami.

"Heemm, rasanya maknyus, pas di lidah", gumam temanku sambil mengunyahnya. Cara membuatnya: (1) pisang dikupas lalu dipotong menjadi dua; (2) buat adonan tepung terigu campur tepung beras beri sedikit garam, vanili dan air secukupnya, buat yang kental; (3) celupkan pisang ke dalam adonan, lalu gulingkan ke tepung panir, goreng pisang sampai coklat keemasan, lalu angkat dan tiriskan; (4) susun di piring saji, beri susu coklat, taburi keju, pisang coklat keju siap untuk disantap.

"Lha untuk lumpia, bagaimana?" Aku nggak tahu. Sudah, nikmati saja, hehehe". Karena hari sudah sore kami pun bergegas untuk pulang.

Nfaiz67, 08.03.2020