Tantangan hari ke-42

#TantanganGurusiana

Kegiatan pembelajaran di rumah melalui kegiatan mandiri secara online/daring diperpanjang sampai dengan 1 Mei 2020. Itu artinya anak akan lebih lama lagi berada di rumah, tidak datang ke sekolah. Keadaan sekolah betul-betul sunyi, sepi tidak ada suara anak-anak. 

Apalagi sekarang sudah ditentukan bahwa guru dan tenaga administrasi dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sistem Work From Home (WLH), dengan ketentuan kepala sekolah dan penjaga harus hadir setiap hari. Sedangkan guru yang hadir di sekolah hanya 30% dari jumlah guru. Diatur dengan cara piket secara bergantian. Padahal di sekolah jumlah gurunya hanya 6 orang. Jadi setiap harinya hanya dua orang guru ditambah kepala sekolah. Suasana di sekolah semakin senyap dengan keadaan seperti sekarang.

Kebetulan yang piket pagi ini adalah Bu Nur Farida dan Bu Nur Atiqoh. Mereka datang lebih awal. Ketika saya datang mereka masih kelihatan asyik dengan handphonenya. Setelah saya dekati ternyata sedang melihat video yang dibuatnya. Katanya membuat video selama bersama dengan Bu Nurul. Jadi tambah penasaran saya ini. Saya tertarik juga. Dan lebih tertarik lagi, bagaimana cara membuatnya. 

Akhirnya Mbak Ida (panggilan akrabnya Nur Farida) menjelaskan sambil membuka handphonenya. Katanya, "download aplikasi Kinemaster Prox (see & feel), lalu masukkan foto untuk dipilih, lagu (audio), terakhir atur pencahayaan, klik untuk berbagi dan ekspor. Lantas praktek membuat video. Ternyata semua itu mudah setelah mengerti ilmunya. 

Begitu video itu sudah selesai lalu diunggah ke YouTube. Terimakasih ya Allah pagi ini saya dapat dua ilmu sekaligus. Dan ilmu ini sangat bermanfaat untuk saat ini seiring dengan kemajuan teknologi. Walaupun usiaku sudah setengah abad lebih, tak ada salahnya mengikuti perkembangan teknologi. Biar tidak gaptek. Dia langsung browsing di internet mencari cara membuat Channel YouTube.

Cara membuat Channel YouTube untuk bisnis atau nama lain di Android: (1) buka situs seluler YouTube dan login dengan akun Google; (2) buka daftar channel; (3) klik buat channel baru; (4) isi detail channel baru tersebut mulai dari nama, deskripsi, dan pengaturan lainnya; (5) verifikasi akun dan klik selesai. Mudah kan? Silahkan dicoba. Lumayan untuk mengisi waktu luang daripada bengong mikir yang nggak-nggak.

Dengan praktek membuat video dan memasukkan ke YouTube asyik juga. Malah nggak terasa waktu sudah siang.  Dan mereka pamit dulu untuk pulang karena ada si Kecil yang menantinya di rumah. Terimakasih ya Mbak, ilmunya sangat bermanfaat. Itulah untungnya bergaul dengan kaum milleneal.

Sepulang mereka, saya putar video tersebut. Terasa menyentuh sekali. Rasanya baru kemarin bersama dengan mereka. Dan sekarang harus pisah karena pindah secara kedinasan. Ku putar lagi, dan putar lagi rasanya semakin menyayat hati. Teringat saat kebersamaannya, keakrabannya,  keceriaan bersama dengannya dan anak-anak. Andai bisa memilih, berat rasanya untuk pisah dengan mereka. Apa mau dikata, SK sudah saya terima. Secepatnya saya harus meninggalkan tempat yang penuh kenangan ini, menuju tempat yang baru. 

Terimakasih kepada semua teman-teman yang selama ini telah menerima dan bekerja sama dengan baik. Tanpa bantuan dan dukungan dari kalian saya tidak bisa berbuat apa-apa. Dan saya doakan semoga dengan kepergian saya menuju tempat kerja yang baru SD Negeri Rowosari semakin maju dan sukses baik bidang akademik maupun non-akademik. 

Saya sampaikan permohonan maaf yang seikhlasnya kepada panjenengan barangkali ada tutur kata maupun perilaku saya yang kurang berkenan. Dan tak lupa juga mohon doanya agar di tempat yang baru nanti selalu diberi kesehatan, kemudahan, kelancaran dan kekuatan, serta dapat meningkatkan prestasinya.

Limpung, 3 April 2020