NURUL FITRIA

Nurul Fitria, lahir di Banyuwangi, 3 September 1978. Saat ini berprofesi sebagai guru di SMPN 2 SRONO, Banyuwangi. Menjadi guru adalah cita-cita mulai kecil, ka...

Selengkapnya
Navigasi Web
STANDAR KEPUASAN
#BacaBukuDulu Kenapa_sih ada orang yang sering mengalami stress, baper terhadap kritik, sering mengkritik diri sendiri, sukar beradaptasi, sukar sekali menerima perubahan dan yang agak menyiksa yaitu terlalu terpaku pada 'kualitas tinggi' sehingga sering merasa kecewa, yang akhirnya menyiksa diri sendiri dengan pikiran yang berlebihan (over thinking). Nah, ternyata dalam buku ini kepribadian tersebut termasuk tipe perilaku kombinasi COMPLIANCE+STEADNES-PRECISIONIS (Hal. 160) Judul buku : IDENTITY The hand book of personal itu analyst Penulis : DAUD ANTONIUS. Hal yang bisa disimpulkan dan solusi paling simple untuk dilakukan yaitu MEMBUAT STANDAR KEPUASAN DIRI SENDIRI bukan MEMUASKAN STANDAR ORANG LAIN. Contohnya: Ada seorang DGM perusahaan yang sukses, properti banyak, dan investasi di mana-mana masih ingin membuktikan diri untuk menjadi '......' supaya disebut PINTAR dengan hadiah GRATIS tiket pesawat PP. Suatu saat bisa saja dua profesi tersebut dilakukan secara bersamaan tapi lingkungan kerja yang berbeda akan membuat rasa kecewa. Bisa jadi dengan berupaya keras akhirnya DGM tersebut memenangkan lomba "..." dan mendapatkan tiket PP pesawat gratis. Dia bangga karena standar "pintar" sudah diperoleh. Tetapi di perusahaan tempat DGM tersebut berkerja menganggap 'konyol' karena usaha yang keras 'hanya" mendapat hadiah tiket, akhirnya apa yang dilakukan terasa sia-sia, tidak dihargai dan putus asa. Ini mungkin yang harus diobati "standar pinginnya", tidak harus mendapatkan pujian sempurna untuk hal yang kita kerjakan, sayangi diri, bahagiakan diri dengan merasa puas dengan apa yang kita mampu. Contoh lain : Seorang pengusaha akan mempersiapkan generasi penerusnya dengan skill dan possion untuk siap terjun di dunia kerja, bahkan menyekolahkan di sekolah tinggi yg spesial mempersiapkan generasi pengelola "Family Bisnis' dan membekali attitude yang baik, budi pekerti yang baik, bisa menempatkan diri/menyesuaikan sikap di lingkungan pergaulan tanpa dipusingkan dengan anak yang harus "rangking" pada saat sekolah. Orang tua ini harus merasa puas walaupun anaknya tidak pernah rangking di sekolahnya, dan legowo saat melihat orang tua lain pamer di medsos bahwa anaknya menang lomba 'ini itu". Hal ini berbeda dengan orang tua 'tertentu' yang memaksa anak dengan berbagai cara untuk selalu bersaing, berkompetisi, harus rangking, harus juara karena bekal ilmu itu yang dianggap akan mengantarkan anak pada suatu "profesi" entah apa, tergantung lowongan atau peluang yang ada. Perjuangan orang tua seperti ini banyak yang membuat anak-anaknya berhasil memperoleh pekerjaan dengan status "high level', tetapi ada banyak orang tua lain yang harus mau menerima kenyataan saat anaknya gagal saat bersaing mendapatkan pekerjaan, karena lapangan kerja yang sesuai dengan profesionalitas tidak seimbang dengan jumlah pelamarnya. Tentu saja juga harus punya perasaan ikhlas saat melihat orang tua lain yang berhasil mempersiapkan anaknya untuk menjadi wirausahawan tanpa harus melamar kerja. Contoh lagi: Seorang perempuan yang berkarir bagus dengan ekonomi tercukupi akan merawat diri, berinvestasi, berpakaian serasi, bertutur kata lemah lembut, wangi, tapi kalau diikutsertakan lomba pidato atau lomba science belum tentu mampu. Hal yang berbeda terjadi dengan perempuan yang cantik, cerdas, pintar, pandai, selalu menjadi pemenang lomba, tetapi kadang banyak diantara mereka yang masih harus memutar strategi untuk mempersiapkan kehidupan yang layak di masa tua. Jadi penting untuk membuat standar supaya tidak menyiksa diri. Standar yang kita pilih harus diyakini sebagai hal membahagiakan. Setiap orang punya standar hidup sendiri, menyamakan standar hidup kita dengan orang lain itu yang menyiksa.

STANDAR KEPUASAN

 

   

    Kenapa_sih ada orang yang sering mengalami stress, baper terhadap kritik, sering mengkritik diri sendiri, sukar beradaptasi, sukar sekali menerima perubahan dan yang agak menyiksa yaitu terlalu terpaku pada 'kualitas tinggi' sehingga sering merasa kecewa, yang akhirnya menyiksa diri sendiri dengan pikiran yang berlebihan (over thinking).

 

Nah, ternyata dalam buku ini kepribadian tersebut termasuk tipe perilaku kombinasi 

COMPLIANCE+STEADNES-PRECISIONIS 

(Hal. 160) 

Judul buku : 

IDENTITY

The hand book of personal itu analyst 

Penulis : DAUD ANTONIUS.

Hal yang bisa disimpulkan dan solusi paling simple yang bisa dilakukan oleh seseorang yang berkepribadian diatas  yaitu

MEMBUAT STANDAR KEPUASAN DIRI SENDIRI bukan MEMUASKAN STANDAR ORANG LAIN.

 

 

Contohnya:

Ada seorang DGM perusahaan yang sukses, properti banyak, dan investasi di mana-mana masih ingin membuktikan diri untuk menjadi '......' supaya disebut PINTAR dengan hadiah GRATIS tiket pesawat PP.

Suatu saat bisa saja dua profesi tersebut dilakukan secara bersamaan tapi lingkungan kerja yang berbeda akan membuat rasa kecewa.

Bisa jadi dengan berupaya keras akhirnya DGM tersebut memenangkan lomba "..." dan mendapatkan tiket PP pesawat gratis. Dia bangga karena standar "pintar" sudah diperoleh. Tetapi di perusahaan tempat DGM tersebut berkerja menganggap 'konyol' karena usaha yang keras 'hanya" mendapat hadiah tiket, akhirnya apa yang dilakukan terasa sia-sia, tidak dihargai dan putus asa. 

Ini mungkin yang harus diobati "standar pinginnya", tidak harus mendapatkan pujian sempurna untuk hal yang kita kerjakan, sayangi diri, bahagiakan diri dengan merasa puas dengan apa yang kita mampu.

 

 

Contoh lain : 

Seorang pengusaha akan mempersiapkan generasi penerusnya dengan skill dan possion untuk siap terjun di dunia kerja, bahkan menyekolahkan di sekolah tinggi yg spesial mempersiapkan generasi pengelola "Family Bisnis' dan membekali attitude yang baik, budi pekerti yang baik, bisa menempatkan diri/menyesuaikan sikap di lingkungan pergaulan tanpa dipusingkan dengan anak yang harus "rangking" pada saat sekolah. Orang tua ini harus merasa puas walaupun anaknya tidak pernah rangking di sekolahnya, dan legowo saat melihat orang tua lain pamer di medsos bahwa anaknya menang lomba 'ini itu".

Hal ini berbeda dengan orang tua 'tertentu' yang memaksa anak dengan berbagai cara untuk selalu bersaing, berkompetisi, harus rangking, harus juara karena bekal ilmu itu yang dianggap akan mengantarkan anak pada suatu "profesi" entah apa, tergantung lowongan atau peluang yang ada.

 

 Perjuangan orang tua seperti ini banyak yang membuat anak-anaknya berhasil memperoleh pekerjaan dengan status "high level', tetapi ada banyak orang tua lain yang harus mau menerima kenyataan saat anaknya gagal saat bersaing mendapatkan pekerjaan, karena lapangan kerja yang sesuai dengan profesionalitas tidak seimbang dengan jumlah pelamarnya. Tentu saja juga harus punya perasaan ikhlas saat melihat orang tua lain yang berhasil mempersiapkan anaknya untuk menjadi wirausahawan tanpa harus melamar kerja.

 

Contoh lagi:

Seorang perempuan yang berkarir bagus dengan ekonomi tercukupi akan merawat diri, berinvestasi, berpakaian serasi, bertutur kata lemah lembut, wangi, tapi kalau diikutsertakan lomba pidato atau lomba science belum tentu mampu.

Hal yang berbeda terjadi dengan perempuan yang cantik, cerdas, pintar, pandai, selalu menjadi pemenang lomba, tetapi kadang banyak diantara mereka yang masih harus memutar strategi untuk mempersiapkan kehidupan yang layak di masa tua.

Jadi penting untuk membuat standar supaya tidak menyiksa diri. Standar yang kita pilih harus diyakini sebagai hal membahagiakan. Setiap orang punya standar hidup sendiri, menyamakan standar hidup kita dengan orang lain itu yang menyiksa*

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post