Nurul Hidayani

An English teacher at SD Negeri 1 Percontohan Karang Baru, Aceh Tamiang. A teacher and a learner 😊...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ternyata Dia Berselingkuh - Day 33

Indri menatap undangan digital dari layar hp nya dengan mata berkaca-kaca. Ia terus menyusuri huruf demi huruf yang tertera pada undangan itu. Hatinya mengatakan "tidak, semoga bukan kamu". Namun ternyata matanya sampai pula pada barisan nama calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan di undangan itu.

Dwi Septian dan Ratna Dewi

Itulah nama yang tertera di sana.

Indri merasa badannya limbung, ia mencari pegangan, ia duduk di atas ranjang mungilnya sambil bersandar pada tumpukan bantal boneka miliknya. Ia terus membaca isi surat undangan itu, hingga akhir.

Mohon doa restu, Ian dan Nana.

Air matanya mengucur deras. Tak terbendung. Ia sedih sekali. Sungguh sedih. Segala rasa bercampur baur menjadi satu. Ia rindu, ia cinta, ia juga marah, ia benci, ia tersakiti dan terkhianati. Ada rasa perih sangat hebat dari dalam ulu hatinya.

Ia masih ingat perjalanan cintanya dengan Ian. Empat tahun bukanlah waktu yang singkat. Suka duka sejak berseragam putih abu-abu, hingga menemaninya saat saat ia harus kuliah di luar kota dengan segala macam ujian hidup sebagai anak perantauan, semuanya dilewati bersamanya. Namun, yang dipilih oleh Ian justru wanita antah berantah yang entah dari mana rimbanya.

"Indri harus sabar ya sayang. Ian akan segera lulus kuliah dan mencari kerja. Lalu kita menikah. Tunggulah aku, aku akan kembali padamu" Itulah kalimat yang diucapkan ian saat ia baru memulai kuliah ke luar kota. Indri hanya mengangguk saat itu, polos dan percaya. Bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Semuanya berjalan dengan lancar. Ian yang kesulitan memulai hidup sendiri, sangat terbantu dengan keberadaan Indri, meski hanya melalui sambungan telepon dan chatting, sudah cukup bagi mereka untuk merajut rindu. Indri selalu ada untuk Ian. Bahkan saat Ian belum punya teman atau kesepian saat di rumah barunya di perantauan. Hanya Indri yang menemani, hanya Indri yang menyemangati. Bahkan saat Ian hampir frustasi, karena jurusan yang ia ambil, ternyata sangat sulit baginya.

Waktu terus bergerak maju. Ian bukan lagi mahasiswa baru, polos dan lugu. Tahun kedua perkuliahan, Ian mulai aktif di berbagai organisasi. Ia juga tekun belajar dan mengasah hobinya. Semua aktifitas berbaur dalam satu waktu. Dan ketika itulah, Ian mulai "tidak butuh" Indri.

Ian selalu berkata ia sibuk. Dan Indri selalu mengerti. Ia menyadari, mimpi Ian lebih penting daripada rindunya, sehingga bersikap egois adalah perbuatan yang sangat kekanakan.

Indri selalu mencintai Ian, menantikan kabarnya, melihat sosial medianya. Ia hanya tau kabar kekasih hatinya itu dari status status yang di-update oleh Ian di media sosial. Karena, Ian bahkan saat itu, seolah merasa tidak perlu lagi mengabari Indri.

Ian mulai sering marah. Setiap berkomunikasi, bukannya melepas rindu, namun ia selalu mencari hal hal sepele untuk dipertengkarkan. Hubungan mereka seolah berada diujung tanduk. Indri selalu mengalah, namun Ian tidak pernah menunjukkan bahwa ia ingin hubungan mereka berlanjut.

Dan apa yang Indri takutkan akhirnya terjadi. Ian resmi meninggalkan nya, setelah berbulan-bulan tanpa kabar berita. Dengan letoynya lelaki berkulit legam itu mengunggah status pada sosial medianya, yang menandakan bahwa ia sudah tidak ingin punya hubungan lagi.

Indri ingin mengkonfirmasi, namun Ian tidak peduli apa yang Indri rasakan. Ia hanya berdalih "Keberadaan kamu membuatku terbebani. Aku tidak suka dirindukan dan ditunggu. Aku merasa tidak bebas. Aku ingin mendalami hobiku dan setelah lulus, aku akan ke luar negeri dan tidak kembali ke Indonesia. Jadi kamu jangan menungguku lagi." Ujarnya bertubi-tubi dari sambungan telepon.

"Ian, kan Ian sudah janji, Ian pergi untuk kembali. Ian akan kembali ke sini, bersama Indri. Ian kejar saja mimpi Ian, akan Indri tunggu. 10 tahun? Indri akan tunggu" jawab Indri sambil terisak.

"Indri, Ian tidak akan kembali ke Indonesia setelah lulus. Ini mimpi Ian. Setelah lulus kuliah, Ian akan ke luar negeri. Ian ingin ke Turki. Jadi jika ada yang ingin melamar Indri, silahkan. Jangan tunggu Ian" kata kata Ian menghujam dengan tajam bak anak panah yang langsung menembus dada musuh.

Ian tidak mempedulikan rengekan Indri. Tanpa berucap "Assalamualaikum", Ian langsung mematikan sambungan telepon. Dan itu adalah terakhir kalinya mereka berdua berbicara.

Setelah itu Ian hilang bak ditelan bumi. Hilang dari hidup Indri. Ian seolah sama sekali tidak pernah mengenal Indri. Sosial medianya sangat aktif dengan beragam kegiatan organisasi. Namun, tak pernah ada sinyal darinya bahwa ia merindukan Indri.

Indri yang terbuang, tidak bisa melakukan apa apa lagi. Ia pun ikhlas, biarlah Ian menggapai mimpinya. Ia tidak akan menahan nya. Namun ternyata ketulusan Indri sejujurnya dikhianati oleh Ian. Ian sudah kepincut dengan seorang mahasiswi dari kota dimana ia menimba ilmu. Sehingga seribu cara digunakannya untuk melepaskan diri dari Indri. Dan Ian berhasil.

Tepat tiga tahun setelah kelulusannya, Ian menikah. Dan undangan nya sampai pula kepada Indri saat ini. Ian tidak pernah ke luar negeri, dia tidak pernah kuliah S2 seperti bualannya saat memutuskan Indri dahulu. Dan Ian menikahi gadis itu, yang sejak awal menjadi pemicu kehancuran hubungan mereka.

Indri senang bila melihat Ian bahagia, meski rasa dikhianati itu sangat menyakitkan dan entah kapan rasa itu akan terobati, namun ia tetap berdoa agar dia pun mendapatkan kebahagiaan yang sama dengan yang Ian dapatkan.

"Maaf Ian, Indri tidak bisa pergi" bisik Indri dalam hari sambil terisak. "Semoga Ian bahagia. Untuk terakhir kalinya Indri hanya bisa bilang I still love you Ian".

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post