KENAPA HARUS GAGAL
KENAPA HARUS GAGAL
Oleh: NURUL JANUARTI
Tantangan hari ke-2 (tulisan ke-72)
#TantanganGurusiana
Keinginan menyelesaikan tantangan menulis benar-benar penuh rintangan. Ada saja ujian demi ujian yang menggoda dan menggelitik emosi. Sebelum ada rame pandemi Covid -19, tugas dinas sering membutuhkan konsentrasi tersendiri. Bulan Februari lalu bertepatan murid SDN Kajar 2 Tenggarang tempat penulis dinas selama 25 hari mengikuti program Dinsos yaitu Tetirah di PPSPA Batu, Malang. Sebagai penanggung jawab harus berkali-kali bolak balik Ke Batu untuk tugas tertentu. Sehingga kesempatan untuk menulis sering terhambat. Belum lagi acara keluarga yang diluar rencana . Semua itu butuh manajemen waktu yang jitu untuk dapat tetap menulis. Butuh segudang kesabaran, butuh kemauan yang kuat untuk tetap menulis dan menulis. Penulis kadang tidak peduli bagaimana hasilnya, bermutu atau tidak itu apa kata nanti. Betul yang disampaikan nara sumber sewaktu Diklat SAGUSABU BONDOWOSO 2 (Ustadz Febri) bahwa ide sering muncul tudak terduga dan harus segera dituangkan sebelum ide itu hilang. Oleh karena itu penulis selalu siapkan baterai hp penuh dengan cadangan power bank agar dapat menulis di hp selama perjalan. Dan ternyata betul, lamanya menunggu angkot dan bus, aneka ragam ulah sopir, pedagang asongan, dan penumpangnya menjadi bahan inspirasi untuk tumbuhnya ide menulis. Seringkali penulis menulis di bus dengan sedkit cuek pada penumpang yang duduk disebelah. Di angkotpun penulis sempatkan menulis meski berdesakan dengan penumpang lain. Kadang dapat hasil sebuah puisi atau cerita singkat. Acara keluarga, bersepada santai dengan suami, silaturahmi ke teman lama atau saudara semua dapat menumbuhkan inspirasi untuk menulis. Apakah yang penulis alami selalu mulus dan lancar-lancar saja sampai tantangan hari ke 71 ini? Tidak yang seperti pembaca bayangkan, sudah empat kali dapat rintangan berujung kegagalan yang penulis alami dalam mengikuti tantangan ini. Yang pertama diawal mengirim naskah dua kali gagal. Penulis tanpa enggan datang untuk minta batuan ke rumah bu Siti Mutawarrida ( teman akrap dan cakap yang ikut juga tantangan menulis) dan akhirnya bisa terkirim. Tapi sama-sama tidak tau apa penyebabnya. Yang penting sudah bisa ngirim. Yaah, dua tulisan mengendap. Yang kedua di hari ke 4, tulisan tidak terkirim lagi. Setelah dibantu beberapa teman di grup SAGUSABU BONDOWOSO 2 diantaranya Bu Dwi Swarnani, Bu Siti Mutawarrida, juga Bu Luluk akhirnya bisa terkirim. Ternyata salah mencet, harusnya yang yang dipencet TAYANG tetapi penulis pencet yang SAVE DRAF. Satu tulisan mangkir lagi. Tapi itu tak membuat menyerah. Penulis lanjutkan lagi dari awal dan berjalan lancar. Setiap hari tulisan terkirim tanpa mangkir. Yang ketiga, di tantangan hari ke 19 tulisan mangkir lagi. Ini lebih parah, akun Gurusiana penulis hilang dan tidak bisa dibuka. Dengan menayangkan kesulitan di grup SAGUSABU lagi akhirnya dibantu Bu luluk dengan dipandu lewat WA. Dengan semangat penulis ikuti tutorial di youtube yang dikirim Bu Luluk akhirnya dapat ditemukan lagi akun yang hilang. Penulis mencoba lagi mengirim ulang dan berhasil. Setelah dilihat jam pengiriman ternyata sudah pukul 12.03 dan masuk tanggal berikutnya. Yaa, dengan rasa kecewa penulis tinggalkan laptop dengan menarik selimut untuk istirahat meski mata sulit terpejam.
Apa penulis menyerah dengan kegagalan yang ketiga ini? Aah, tidak ada kata menyerah untuk belajar. Harus terus melangkah untuk dapat sampai di persinggahan yang indah. Yang diharapkan bukan hanya sekedar piagam, tetapi terasahnya tangan penulis untuk terus berkarya yang lebih baik. Akhirnya dengan penuh semangat penulis lanjutkan lagi untuk terus menggerakkan jari-jemari agar lebih lihai menghasilkan tulisan yang bernilai. Setiap hari terus mengalir ide-ide untuk dituangkan dalam tulisan dan dapat terkirim dengan lancar sampai di hari ke 70. Tapi… apa yang terjadi semalam di luar jangkauan nalar. Penulis yang sudah dapat ide dari pagi , dan tulisan baru dapat terselesaikan sempurna setelah sholat isyak, dengan duduk santai penulis kirim tulisan di Gurusiana beberapa kali tidak bisa. Selalu muncul tulisan “Maaf. Terjadi kesalahan pada system kami. Data anda tidak berhasil terkirim, coba untuk memuat ulang halaman atau coba lagi nanti.” Awalnya dikira server gangguan. Selang beberapa menit dicoba dan dicoba lagi, dan berkali-kali muncul tulisan seperti tadi. Karena sudah merasa tidak mampu, penulis coba mengadu di grup seperti biasa. Dari beberapa teman ada yang meberi pendapat kendala dari server atau sinyal. Setelah dilihat, ternyata sinyal bagus. Kalau dari server, teman-teman yang lain kok bisa mengirim. Ada salah satu teman yang senior di bidang tulis menulis yaitu Bu Luluk istri dari nara sumber SAGUSABU peduli dan wapri menanyakan perkembangan pengiriman. Dengan berbagai cara yang beliau sarankan sudah dicoba bersama-sama. Tetapi belum bisa terkirim juga. Beliau sampai ikut dag dig dug karena waktu terus berjalan sampai hampir pukul 12. Hampir putus asa rasanya, tapi Bu luluk yang ditemani Pak Ustadz nara sumber terus menyemangati, dan saran terakhirnya suruh buka dari awal kemudian kirim judul saja, selanjutnya bisa diedit. Dan ternyata berhasil terkirim. Tapi yang membuat air mata menetes tak tertahankan adalah ketika dibuka di artikel saya, tanggal sudah untuk hari esok. Terkirim persis pukul 00.00. Ya Alloh…ini adalah benar-benar ujian dikala penulis ingin mengabarkan kebaikan pada pembaca lewat tulisan, harus menerima kegagalan yang keempat Bu luluk ikut merasakan yang penulis rasakan, tetapi beliau tetap menebarkan nasehat bijak penyebar semangatnya.
Esok harinya, meski sudah gagal penulis coba otak-atik berulang-ulang lagi. Ternyata permasalahannya ada di naskah yang ditulis ada beberapa tulisan arab yang berupa foto. Setelah dihapus dan hanya ditulis artinya saja, naskah bisa terkirim dengan sempurna. Nah, inilah pengalaman berharga yang perlu disampaikan pada teman-teman seperjuangan. Perlu diingat, di dalam naskah kalau ada foto system tidak dapat mengirim. Jadi foto hanya bisa di UPLOAD IMAGE.
Inilah pengalaman berharga dari kegagalan yang penulis alami. Semoga dapat menjadi pelajaran. Dan ini saran untuk teman-teman juga penulis sendiri, jangan mengirim tulisan pada jam-jam malam yang hampir usai. Karena kalau ada kendala masih ada tenggang waktu untuk memperbaiki. Tidak seperti yang penulis alami hingga mengalami empat kali gagal. Tapi, tidak harus berhenti sampai di sini. Terus menulis dan menulis lagi. Untuk penyemangat diri, tantangan tetap dilanjutkan hari ke-72. Biarlah...bukan piagam saja yang dicari,namun pengalaman dan ilmu barokah yang dapat dinikmati.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat Bu...yakinlah akan sukses namun masih tertunda Ibu...