Nurul Januarti, S.Pd

Lahir di Jember, 26 Januari 1971. Sebagai Kepala Sekolah SDN Kajar 2 Kecamatan Tenggarang Kabupaten Bondowoso. Tinggal di Perum PBI Blok D 5 Nangkaan Bondowoso....

Selengkapnya
Navigasi Web
KISAH KASIH PADA SELEMBAR DAUN AKASIA (Part 12)
KISAH KASIH PADA SELEMBAR DAUN AKASIA (Part 12)

KISAH KASIH PADA SELEMBAR DAUN AKASIA (Part 12)

KISAH KASIH PADA SELEMBAR DAUN AKASIA (Part 12)

Oleh: NURUL JANUARTI

Tantangan hari ke-89 (tulisan ke-151)

#TantanganGurusiana

*

“Pak, kok mulai tadi gak ada komen, Pak Han gak suka ya sama filmnya? naaah tamat dah” suara Aida mengagetkan Handoko. Untung remang-remang, sehingga kegelisahan di wajahnya tak terlihat oleh Aida.

Lampu ruangan dinyalakan lagi tanda film telah usai. Para penonton mulai keluar bergiliran, begitu juga dengan Aida dan Handoko. “Adik itu harus ngikuti kakaknya, jangan nylonong duluan” gurau Pak Han sambil meraih tangan Aida yang jalannya mendahului menuju pintu keluar. Aida tersenyum dan langkahnya mengikuti Handoko karena tangannya ada dalam gandengannya hingga sampai di tempat parkiran sepeda.

“Kita ke masjid yang dekat dulu ya, baru cari tempat makan yang santai” kata Pak Han.

“Siap, kak dosen” ganti Aida yang berkelakar.

Setelah mengkuti sholat magrib berjamaah di masjid, mereka berdua mencari tempat makan. Rupanya tempat makan yang cocok sudah ada dalam perhitungan Handoko, sedang Aida yang baru beberapa bulan di kota itu belum banyak yang tahu. Apalagi tempat makan yang bagus dan indah seperti ini, tak pernah terbayangkan oleh Aida yang berasal dari kampung.

“Pak, kenapa harus di sini sih, apa nggak enak makan di lesehan pinggir-pinggir jalan itu” Aida agak ragu melangkahkan kakinya. Dan Handoko tahu kalau Aida belum terbiasa pada tempat-tempat seperti ini. Handoko geli sendiri melihat sikap Aida yang polos, kekanak-kanakan dan rada-rada udik, tapi Handoko tahu bagaimana membawa Aida agar tidak merasa kikuk.

“Adik manisku, ayo duduk di pojok sana tempat duduknya pas untuk berdua” kembali Aida membiarkan tangannya digandeng Handoko menuju tempat duduk yang dimaksud. Segera pelayan resto itu mendekat dan menungu catatan menu yang dipesan. Aida hanya mengikuti apa yang dipesan Handoko, karena nama menunya banyak yang asing baginya. Sambil menunggu makanan yang dipesan, mereka menikmati syahdunya lagu-lagu yang dinyanyikan penyanyi resto tersebut.

“Da, kamu nggak pingin nyanyi? duet yok” Pak Han mengajak Aida nyanyi, tapi Aida menggelengkan kepalanya. “Ya sudah kita nikmati saja lagu-lagunya, mungkin mau pesan lagu?” Pak melanjutkan.

“Ah nggak usah dah Pak, itu saja sudah enak-enak kok lagunya” jawab Aida.

“Boleh aku tanya sesuatu?” kata Pak Han.

“Monggo” jawab Aida singkat.

“Kamu sudah punya cowok?” tanya Pak Han yang membuat kaget Aida.

“What? Cowok? Ha…ha… ha…” spontan Aida menimpali dengan tertawa agak keras, dan Pak Han segera menempelkan jari telunjuknya di bibir Aida. “Huuus jangan keras-keras” bisik Pak Han, Aida baru menyadari kalau di sekelilingnya banyak pengunjung resto.

“Maaf ya Pak, gak usah tanya itu dah biar nggak mengurangi selera makanku tar lagi, soalnya perutku sudah lapar banget ini” Aida melanjutkan jawabannya sekenanya yang membuat Handoko semakin penasaran. Aida seperti menyimpan sesuatu, meski dia berusaha menyembunyikan tapi Handoko dapat membaca ada beban yang berusaha ia tahan.

Makanan yang mereka pesan sudah datang, tanpa dipersilahkan oleh Handoko Aida langsung menyantab dengan lahab makanan yang sudah dihadapannya. Heem, Aida tak bisa menyembunyikan rasa laparnya. Handoko geli juga melihat tingkah Aida. Merasa diperhatikan, Aida menghentikan makannya dan memandang Handoko. Mata mereka beradu pandang, dua perasaan yang sama sedang bergejolak. Namun semua masih dalam balutan tirai yang belum mampu mereka terjemahkan. Aida tak mampu menatap mata Handoko yang tajam menghujam ke relung hatinya yang paling dalam. Rasa yang selama ini berusaha ia singkirkan jauh karena tak ingin rasa kecewa jadi penghambat cita-citanya. Aida jadi ingat akan daun akasia yang disimpan dalam dompetnya. Ia keluarkan dompet yang ada di saku celananya.

BERSAMBUNG

*Salam Literasi*

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bunda Handoko dan Aida

04 Jul
Balas

Terima kasih bunda

04 Jul

Semoga tirai segera tersingkap ya bu ks

04 Jul
Balas

Aamiin...terima kasih say

04 Jul

Ditunggu kelanjutannya bu

04 Jul
Balas

Siap bund

04 Jul

Keren! Lanjutannya pasti tambah menewen....

04 Jul
Balas

Sudah aku follow

04 Jul
Balas

Makasiiih say tunggu yaa

04 Jul

Daun akasia siapa gerangan bunda?

05 Jul
Balas

daun akasi yang berguguran bunda. he he terima kasih

05 Jul

Keren ibu

04 Jul
Balas

Terima kasih bund

04 Jul

Daun akasia, penuh pesona, ... salam literasi, tambah lancar karyanya, sukses selalu.

04 Jul
Balas

Aamiin. Terima kadih pak

04 Jul

Apa nggak kering yaa daun akasianya bu he he ... pastinya keren

04 Jul
Balas

Sampek cek keringnya bu untung tebel. He he he. Terima kasih bund

04 Jul



search

New Post