KISAH KASIH PADA SELEMBAR DAUN AKASIA (Part 4)
KISAH KASIH PADA SELEMBAR DAUN AKASIA (Part 4)
Oleh: NURUL JANUARTI
Tantangan hari ke-77 (tulisan ke-137)
#TantanganGurusiana
*
“Da…Aida, bangun…tu di depan ada Pak Han” ketiga teman kos Aida menggoyang-goyangkan tubuh dan membangunkan nyenyak tidurnya sebagai ganti semalam yang terganggu. Aida tak percaya dengan suara yang didengar, jiwanya masih melayang dalam kepulasan seolah belum menyatu dengan raganya.
“Aaah,apa siih? Udah sana jangan ganggu aku!” Aida menggeliat membuka mata sebentar dan terpejam lagi.
“Da…, ini sungguhan orangnya sudah ada di depan, masak kamu gak dengar suara vespanya sih?” kembali Mirna, Ani, dan Tiara menggoyang tubuh dan menarik selimut Aida.
“Yaa suruh masuk aja” jawab Aida tanpa peduli tingkah ketiga temannya sambil menarik lagi selimutnya.
“Da…Da…jangan ngawur kamu, masak Pak Han suruh masuk ke kamar” timpal Ani dengan nada gurau sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Aida.
“Haa, Pak Han… jangan gila kamu, ada apa dia ke sini? Jangan bikin migrainku jadi lagi yaa!” seru Aida seraya turun dari dipan.
“Ayo Da, ayo dah sana cepetan temui, Pak Han sudah tadi nunggu di ruang tamu” Mirna sedikit mengeraskan suaranya sambil menggeret tubuh Aida turun dari dipan. Tanpa peduli tampilannya, ia melangkahkan kaki keluar kamar.
“He…he…he…, ngaca dulu, tu rambutmu kayak sarang burung awut-awutan, kamu pakai celana pendek dan singlet gitu mau nemui Pak Han?” Mirna sedikit jengkel dan menarik tubuh Aida masuk lagi ke kamar.
“Biar aja dah, emangnya kenapa?” jawab Aida santai.
“Sisiran Aida…sisiraaan terus ganti baju!” seru Aini ikut geram sambil menyodorkan sisir ke arah Aida. Aida ambil sisir dari tangan Aini, ia sisir rambutnya sekenanya tanpa ganti baju lalu nylonor ke ruang tamu. Ia tak peduli apa yang ketiga temannya omelkan tentang penampilannya.
“Assalamualaikum Pak!” sapa Aida pelan lalu duduk di kursi yang pas berhadapan dengan Pak Han.
“Wa alaikum salam” balas Pak Han memandang Aida tak berkedip. Pak Han sedikit kaget melihat mahasiswinya yang satu ini, tapi Ia segera bisa menguasai diri.
“Eem, sakit apa, kok sampai tidak mengikuti kuliah hari ini?” tanya Pak Handoko pada Aida yang sedikit tertunduk.
“Ma…maaf Pak, saya migraine” Aida menjawab dengan agak gugup. “Huuh… kenapa aku bisa gugup gini yaa”, gumannya dalam hati.
“Segera periksa ke dokter, istirahat yang cukup jangan tidur terlalu malam ya. Saya harap pertemuan hari Rabu anda sudah bisa mengikuti kuliah saya, karena materinya ada yang penting” Pak Handoko memberikan petuahnya pada Aida sambil berdiri tanpa memberi kesempatan Aida membuka mulut.
“Saya titip Vespa itu di sini sebentar, saya mau ke masjid dulu sholat jumat, boleh kan?” lanjut Pak Handoko seraya keluar rumah. Aida hanya mengangguk mengiyakan sambil memandang kepergian pak dosennya berjalan menuju masjid di sebelah rumah kosnya.
BERSAMBUNG
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow....Pak Dosen perhatian banget....mantap Bu.Lanjutken
Special bu. He he he...nakadih bunda
Makin mantul tulisannya bu
Makasih bunda, lagi belajar buat cerpen ini bu
Pak Han dan Aida .. keren !
Kereeeen bu nurul ku tunggu lanjutannya pak dosen nih
Suap bunda... .makasiih