NGIDAM DURIAN
NGIDAM DURIAN
Oleh: NURUL JANUARTI
Tantangan hari ke-40
#TantanganGurusiana
Sekarang sudah hari ke-3 pesta atau basar durian di Desa Sukowono Kecamatan Pujer, Bondowoso. Rame loo....Ayo jangan lewatkan. Aku tadi sore sudah membuktikan. Meski gerimis aku tetep jalan karna pingin cari durian super yang kuinginkan. Alhamdulillah nyampek tempat gerimis menghilang. Akupun mulai keliling dari stan satu ke yang lain yang berjejer dengan durian bergelantungan. Dari yang mungil seharga Rp 15.000,00 sampai yang bueesar seharga seratus ribu lebih. Aku puaskan inginku dengan lihat dan pegang durian berbagai macam jenis dan besarnya. Yang ada dalam anganku mulai dulu dan belum kesampaian sampai sekarang adalah durian lokal besar bukan montong dengan rasa pait manis gurih, warna mentega menggairahkan. Dari beberapa stan yang kukunjungi belum ada yang kucocoki. Kata suamiku " Sampean iki koyok wong ngidam to buk...". Aku hanya tersenyum menanggapi suamiku yang setia mendampingi ku pilih sana sini meski beberapa pilihannya belum ada yang menyentuh inginku.
Aku teruskan langkahku dan ada stan agak pojok yang memajang gantungan durian besar-besar. Aku percepat langkahku, suamiku mengikutiku. Aku langsung memegang gantungan durian yang menurutku paling besar diantara yang lain. Suamiku mulai beraksi dengan berbasa basi tanya dengan Bahasa Maduranya yang kental. Yaa memang suamiku yang asli Bondowoso. Aku tidak banyak bicara tapi suamiku sudah paham kalau inginku sudah tertuju. Karena kalau aku yang bicara menurut suamiku Bahasa Maduraku masih belum fasih, masih banyak kedengaran logat jawanya. Aku biarkan suamiku bebas beraksi dan sok akrab dengan penjualnya. Mataku hanya tertuju pada satu durian itu. Tapi suamiku masih coba tawar yang ini dan yang itu. Akhirnya setelah tau inginku sudah bulat pada yang satu itu, suamiku kembali fokus. Ditawar dari harga seratus ribu sampai akhirnya diberikan delapan puluh lima ribu. Aku minta dibuka durianya, dan ternyata oke sesuai inginku. Aku berikan uang seratus ribu, oleh si dagang uang tidak diberi kembalian tapi ditawari durian mini dengan uang yang seratus ribu cukup tidak usah nambah dan kembali. Suamikupun mengiyakan.
Karna angan dan ingiku sudah terpenuhi, aku langsung ngajak pulang ingin segera menyalurkan hasratku. Di jalan suamiku masih belum puas, berhenti di gantungan durian yang di luar arena basar. Dengan keahlianya menawar akhirnya dapat juga 3 durian yang lumayan lah besarnya seharga sembilan puluh ribu. Kamipun pulang dengan rasa puas meski di tengah jalan diiringi gerimis, dapat durian mantap dengan harga yang ringan sesuai isi kantong kami yang gak tebal.
Setelah sholat magrib dan baca Al Quran bersama, aku segera mengajak suami dan anak-anakku untuk segera menikmati durian karna hasratku sudah menggebu. Ternyata semua setuju, durian terbesar yang kami dapat segera kami belah. Masyaallah... aku benar-benar bersyukur, angan dan inginku terkabul. Satu durian kami nikmati berempat dengan rasa mantap. Daging tebal, rasa manis pahit gurih menyatu. Kami benar-benar puas meski hanya satu tapi cukup buat kenyang untuk berempat. Ya Allah, Alhamdulillah..aku bersyukur atas semua nikmat yang Kau limpahkan pada kami. Ngidamku terpenuhi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bahagia ya buu..klu apa yg di inginkan tercapai.Betullah layaknya seperti org lg ngidam.
He he he iya bubener sekali