SEKILAS TENTANG HARI LAHIRNYA PANCASILA
SEKILAS TENTANG HARI LAHIRNYA PANCASILA
Oleh: NURUL JANUARTI
Tantangan hari ke-57 (tulisan ke-117)
#TantanganGurusiana
*
Hari ini tepat tanggal 1 Juni, tanggal bersejarah Bangsa Indonesia yaitu diperingatinya Hari Lahir Pancasila. Untuk peringatan tahun sekarang memang tidak seperti biasanya untuk di lembaga-lembaga pendidikkan hanya dihimbau mengibarkan bendera merah putih tidak ada prosesi upacara. Hal itu masih terkait kondisi belum stabil dan siswa masih dalam kondisi belajar di rumah sehubungan pandemi Covid-19 belum tuntas.
Sehubungan dengan Hari Lahir Pancasila banyak anak-anak yang masih rancu dengan Hari Kesaktian Pancasila. Hal itu terbukti setelah saya ajukan pertanyaan pada beberapa anak, masih ada yang menjawab 1 Juni diperingati Hari Kesaktian Pancasila. Memang sangat memprihatinkan, ini adalah tugas dan kewajiban kita sebagai pendidik dan orang tua untuk meluruskan pemahaman anak didik juga anak kita. Untuk referensi inilah sekilas uraian tentang sejarah Hari Lahir dan Hari kesaktian Pancasila.
A. 1 Juni Hari lahirnya Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara memang pertama kali dicetuskan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
Lantas bagaimana sejarah lahirnya dasar negara Indonesia yang berisikan lima sila ini?
Dikutip dari Wikipedia, momen tersebut tidak lepas dari kekalahan Jepang di Perang Pasifik.
Menjelang kekalahan Jepang di akhir Pasifik, tentara pendudukan Jepang di Indonesia kemudian membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI).
Badan ini dibentuk sebagai upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI beranggotakan 67 orang yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dengan wakil ketua Ichibangase Yosio (orang Jepang) dan Raden Pandji Soeroso.
Badan ini mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal 29 Mei 1945 dan selesai pada 1 Juni 1945.
Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara.
Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila.
Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, Soekarno kemudian mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamakannya "Pancasila" pada tanggal 1 Juni 1945.
Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI.
Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Selanjutnya BPUPKI membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut.
Dibentuklah Panitia Sembilan yang terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin.
Panitia tersebut ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi, akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945.
Pidato Soekarno dalam sidang BPUPKI itu diketahui tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.
Bila kita pelajari dan selidiki sungguh-sungguh “Lahirnya Pancasila” ini, akan ternyata bahwa ini adalah suatu Demokratisch Beginsel (Prinsip Demokratis), suatu Beginsel (prinsip) yang menjadi dasar negara kita, yang menjadi Rechtsideologie (Ideologi Hukum) negara kita; suatu Beginsel yang telah meresap dan berurat-berakar dalam jiwa Bung Karno, dan yang telah keluar dari jiwanya secara spontan, meskipun sidang ada di bawah penilikan yang keras dari Pemerintah Balatentara Jepang. Memang jiwa yang berhasrat merdeka, tak mungkin dikekang-kekang! Selama Fascisme Jepang berkuasa di negeri kita, Demokratisch Idee (Ide Demokratis) tersebut tak pernah dilepaskan oleh Bung Karno, selalu dipegangnya teguh-teguh dan senantiasa dicarikannya jalan untuk mewujudkannya. Mudah-mudahan ”Lahirnya Pancasila” ini dapat dijadikan pedoman oleh nusa dan bangsa kita seluruhnya dalam usaha memperjuangkan dan menyempurnakan Kemerdekaan negara,” ungkap Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar abuku pidato Soekarno tersebut, yang untuk pertama kali terbit pada tahun 1947.
Tanggal 1 Juni kemudian diresmikan menjadi hari libur nasional untuk memperingati hari "Lahirnya Pancasila" sejak tahun 2017.
B. 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila
Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober erat kaitannya dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965(G30S). Tragedi yang merupakan sebuah gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah Presiden Soekarno dan mengubah Indonesia dari Negara berdasarkan Pancasila menjadi Negara komunis. Namun Pancasila selamat dari serangan tersebut hingga disimpulkan bahwa Pancasila merupakan sumber kekuatan moril dan spiritual bangsa Indonesia.
Dalam peristiwa tersebut , enam jendral dan satu perwira pertama TNI AD menjadi korban dalam Gerakan 30 September 1965(G30S/PKI). Mereka adalah:
1. Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
2. Mayor Jendral Raden Soeprapto
3. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
4. Mayor Jendral Siswondo Parman
5. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
6. Brigadir Jendral Sutoyo Siwodiharjo
7. Lettu Pierre Andreas Tendean
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober bermula dari Surat keputusan Menteri atau Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto pada tanggal 17 September 1966.
SEMOGA BERMANFAAT
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Infonya lengkap bu..jadi ingat saat sekolah
terima kasih bu, biar dapat untuk bacan anak-anak,karena banyak yang kurang bisa membedakan
Jadi teringat sekolah dulu, harus hafal semua nama, butir-butir juga harus bisa.
Iya bu, la anak2 skrng ditanya hari lahir dan kesaktian pancasila banyak yg tdk bisa membedakan bu
mantap bu
Terimakasih bu
Terimakasih Bu, untuk materi hari lahir pancasila, membaca kembali sejarah bangsa ini.
Sama2 bu
Mantap bu
Makasih bu..