SI PENCURI HATI

*Edisi belajar Pentigraf*

Oleh : NURUL JANUARTI

Tantangan hari ke-105 (tulisan ke-167)

#TantanganGurusiana

Panasnya daerah di pesisir utara Pulau Jawa terasa menyengat. Gerah badan Yayan membuatnya sulit memejamkan mata. Suara angin malam berhembus kencang menambah gelisahnya hati. Baru kali ini mengalami suasana yang seperti ini. Yayan berusaha menenangkan hatinya, untuk segera bisa beradaptasi dengan kondisi daerah yang jauh berbeda dengan tempat lahirnya. Yayan tak ingin hanya karena suasana yang beda akan membuatnya tidak konsentrasi dalam menjalankan tugas pengabdiannya.

Pagi ini Yayan harus berangkat pagi-pagi sekali dari tempat kosnya untuk menuju kota kabupaten yang jaraknya sekitar 40km untuk mengikuti acara pembekalan dari kepala dinas. Seragam baru ia kenakan dengan bangganya. Seperti tak percaya bahwa sekarang ia telah menjadi abdi negara. Nanti pasti akan seru bertemu dengan teman-teman seangkatanya yang ditugas dinaskan tersebar di pelosok daerah pesisir pantai utara ini.

Riuhnya canda dalam aula yang sudah dipenuhi teman-teman Yayan membuat panasnya kota terabaikan. Mata Yayan mencari seseorang yang sempat mencuri hatinya, di seluruh penjuru ruangan sampai di teras depan tak terlihat sosoknya. Ada sedikit gelisah di hatinya, ke mana gerangan si ganteng Ilham. Acara hampir di mulai, Ilham belum juga kelihatan batang hidungnya. Yayan mengambil tempat duduk di deretan dekat pintu samping sambil sesekali melirik luar siapa tahu yang ditunggu lewat pintu itu.”Sudah tadi di mulai?” tiba-tiba suara yang tak asing berbisik pelan di telinga mengagetkan konsentrasi Yayan pada pembawa acara yang memulai acara.

*

Salam Literasi