#TantanganGurusiana hari ke-19

(2. Gasing)

Suami saya pernah beberapa kali membeli gasing, harganya ratusan ribu. Namanya juga hobi, mengeluarkan sejumlah uang bukanlah hal yang memberatkan. Bisa jadi, ada harganya yang jutaan. Tidak menutup kemungkinan, akan tetap ada peminatnya. Intinya, lumayan berharga lah tu “Gasing”.

Kepo in yuk…kenapa saya bisa tahu urusan gasing ini?

Sekitar tahun 2006 di Tanjungpinang, saya pernah melihat abang saya, Hambali, yang akrab saya panggil De, membuat gasing di dalam rumah nya, yang berada di Tanjungunggat.

De dan temannya, Bang Nasir, juga sering ambil bagian dalam perlombaan gasing waktu itu, di wilayah Tanjungpinang sekitarnya. Sayangnya, saya tidak bertanya lebih lanjut nama daerah tempat pertandingan tersebut.

Permainan gasing masih eksis di kampung saya. Dari zaman dahulu sampai sekarang, tetap menjadi tradisi yang berlanjut di masyarakat. Pada perayaan HUT desa-desa di Anambas, biasanya turnamen gasing juga sering di adakan.

Hadiah dari kejuaraan gasing itu juga lumayan. Pernah ada yang membawa pulang pompong laut, sebagai hadiah utama. Ada juga yang mendapatkan uang 10 jutaan. Jumlah itu akan di bagi untuk beramai-ramai, sesuai dengan anggota klub gasingnya. Mereka akan mendapatkan bagi hasil berdasarkan perannya masing-masing.

Suami saya pernah di ajak bergabung dalam klub gasing dan ikut pertandingan. Alhamdulillah, beberapa kali menang. Dia juga mendapat bagian dari hadiah lomba itu. Setiap mereka mendapatkan jumlah berbeda. Itu rahasia perusahaan….hiiihiii. Lumayan lah, bisa untuk membeli gasing baru.

Di rumah saya juga masih tersimpan beberapa gasing, yang sering suami saya pakai bermain di rumah. Dia akan memutar gasing, di waktu senggang seperti hari itu.

Kepulauan Anambas, 16 Januari 2020