Nurul Khikmah

Guru Biologi di SMA Muhammadiyah 1 Lumajang dan SMA Negeri 1 Lumajang Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web

Keramat vs Keramut

Keramat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat dua arti :

1) berarti suci dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak lain tentang barang atau tempat suci.

2) berarti suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya kepada Tuhan tentang orang yang bertakwa

Sedangkan arti di lingkungan masyarakat khususnya masyarakat muslim KERAMAT berasal dari bahasa Arab yaitu KAROMAH yang berarti kemulyaan. Kata ini. disematkan / ditujukan kepada para ulama yang memiliki kedudukan yang mulia dimata Allah. Orang-orang yang mendapat karomah biasanya ulama-ulama yang memiliki hati bersih dan jauh dari sifat duniawi, tidak sombong dan ria. Biasanya mereka ini banyak yang disebut sebagai wali Allah, oleh sebab itu banyak masyarakat yang bertawasul / meminta barokah doa kepada para ulama yang keramat karena doanya dikabulkan oleh Alloh.

Keramut berasal dari bahasa jawa yang artinya terawat, sesuatu yang mendapat perlakuan yang baik supaya tidak cepat usang. Apapun bentuk dari “sesuatu” tersebut jika keramut kemungkinan besar akan lebih tahan lama, tidak cepat usang dan memiliki tampilan yang berbeda dibanding dengan yang tidak keramut, karena untuk meramut sesuatu tersebut dibutuhkan biaya maupun tenaga yang ekstra. Misalnya tanaman yang keramut akan memiliki tampilan maupun masa produksi yang berbeda dengan yang tidak keramut, tampilannya lebih bagus, lebih segar, masa produksi lebih lama, serta hasil produksinya lebih berkualitas. Jika anggota tubuh terutama wajah yang keramut akan memiliki tampilan yang berbeda dengan yang tidak keramut, lebih bersih, lebih kinclong, lebih mulus dan lain sebagainya. yang tentunya untuk merawatnya dibutuhkan dana ekstra. Jika manusia yang keramut itu kualitas hidupnya, bisa dibilang orang tersebut memiliki seluruh fasilitas yang dibutuhkan untuk segala keperluannya, ingin makan enak, ada uang untuk membelinya, ingin bepergian ke tempat jauh, tersedia kendaraan yang akan mengantakannya, ingin tidur yang nyaman di dalam kamarnya sudah tersedia kasur yang super empuk dilengkapi dengan AC agar tidak kegerahan. Nah untuk mencapai kualitas hidup yang keramut tersebut pastinya tidak sedikit dana yang dikeluarkan.

Konon katanya jika seseorang dianggap keramat, biasanya hidupnya jauh dari keramut, sebaliknya jika seseorang dianggap keramut, maka dia tidak memiliki nilai keramat.

Orang-orang yang diberi kemuliaan berupa karomah atau keramat oleh Allah, biasanya mereka tidak memperlihatkan karomahnya dihadapan orang banyak, mereka justru takut bila karomah itu membuat mereka sombong, tapi bila ada sesuatu hal dan memang sudah dikehendaki oleh Allah, orang tersebut akan memperlihatkan karomahnya dihadapan manusia. cerita tentang karomah seorang wali sudah sering kita dengar dimana-mana, permasalahannya, apakah kita percaya dengan adanya karomah itu. Waallohu a’alam, kembali ke diri masing-masing

Pada jaman dahulu di Pasuruan banyak orang yang diberi karomah oleh Alloh (entahlah kalau jaman now masih banyak atau tidak), para ulama tersebut memang bebar-benar keramat, banyak orang yang segan dan hormat, mereka menghormati dengan tulus ihklas lillahi taala karena keilmuannya, bukan berlatar belakang duniawi.

Sewaktu kecil saya pernah diajak ibu saya ke Pasuruan sowan ke dhalem salah seorang ulama atau kyai yang dianggap keramat karena ilmu agamanya, saya yang tidak mengerti apa-apa (karena masih anak-anak) tapi paham sekali dengan kondisi dan apa yang terjadi saat itu. Sesampai di dhalem kyai tersebut di sana sudah banyak orang yang memiliki tujuan yang sama yaitu minta barokah doa. Kyai tersebut tinggal di rumah yang sangat sederhana jauh dari kata mewah, tetapi memiliki kharisma yang luar biasa, semua orang dewasa yang menjadi tamu bersikap menundukkan kepalanya dihadapan kyai, tidak ada yang berani menatap wajahnya mungkin karena segan atau karena hormat saya kurang faham. Yang saya ingat betul adalah para tamu tadi dipersilahkan duduk berjajar di kursi kayu,. para tamu tersebut diberi hidangan (sughan) berupa kerupuk (semacam kerupuk opil), anehnya pak kyai tersebut menyuguhkan kerupuk kepada para tamu dengan cara diambilkan dua buah dan diberikan ke tangan orang yang dimaksud, tetapi tiba giliran saya, kerupuk tadi berikan kepada saya dengan cara dituang (jawa: disuntek) ke pangkuan saya dan jumlahnya banyak. Saat itu saya tidak mengerti apa maksud dan makna dari perlakuan tersebut.

Setelah dewasa dan sudah berumah tangga, entah karena apa, saat kami ngobrol dengan ibu, beliau bercerita mengingatkan peristiwa yang terjadi beberapa tahun yang lalu tersebut. Beliau menceritakan makna dari perlakuan tersebut, yaitu (tafsir fersi ibu saya) saya diberi kerupuk dalam jumlah banyak dengan cara dituangkan ke pangkuan saya adalah saya insya Alloh akan ditakdirkan menjadi orang yang kaya, banyak harta (kaya itu relatif ya), dengan kekayaan tersebut Alloh akan menguji apakah saya kuat atau tidak jika diberi beban merawat orang tua. Karena tidak semua orang kuat (baca : sabar) merawat orang tua, karena sifat orang tua sudah kembali seperti anak kecil, kalaupun kita sendiri kuat / sabar menghadapi orang tua kita, belum tentu pasangan kita juga sama perlakuannya terhadap ibu kita. Dan cerita tersebut memang terbukti, Alhamdulillah Alloh memberi saya rizki yang lebih dan memberi saya seorang suami yang sabar merawat ibu saya, sehingga sampai akhir hayat ibu saya tinggal bersama saya.

Dari sekelumit cerita tersebut jika dikaitkan dengan para ulama jaman now, banyak ulama atau kyai yang sudah keramut, hidup bergelimang harta, rumah dan mobilnya mewah, tapi nilai keramatnya “sepertinya” sudah tidak ada, buktinya banyak orang yang tidak segan bahkan mencaci maki para ulama. Ada juga “oknum” Ulama yang dengan mudahnya berbicara kasar, mengumpat, mencaci maki orang lain. Nah kalau sudah begini kondisinya dimana letak keramatnya ?. tapi jangan khawatir, sepertinya masih ada ulama atau kyai yang masih memiliki nilai keramat meskipun tidak banyak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ana Baru tahu,Bun! Salam sukses! Tawasul kepafa amal sholeh kita, kasus pemuda dalam goa. Ashabul kahfi.

22 Dec
Balas

Terimakasih bunda.

22 Dec

Tulisan yang keren, mengkomparasikan antara keramat dan keramut. Ulama kramat dengan oknum ulama zaman now. Salam kenal dan salam literasi. Terima kasih sudah menginspirasi. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.

22 Dec
Balas

Terimakasih suportnya pak, salam kenal

22 Dec



search

New Post