Nurul Khikmah

Guru Biologi di SMA Muhammadiyah 1 Lumajang dan SMA Negeri 1 Lumajang Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web
WASPADA SAAT LIBURAN

WASPADA SAAT LIBURAN

Desember adalah bulan sibuk, bagi seorang yang berprofesi sebagai pendidik, mereka sibuk mengolah nilai rapot, karena Desember merupakan bulan akhir semester gasal dalam kalender pendidikan, kemudian disambung dengan kegiatan penerimaan rapot, bagi anak-anak yang masih sekolah baik SD, SMP, maupun SLTA mereka sibuk mengatur jadwal liburan, dalam benak mereka sudah dipenuhi dengan angan-angan atau rencana kegiatan apa yang akan dilakukan selama liburan, sedangkan bagi khalayak umum yang suka keramaian mereka sibuk mempersiapkan acara akhir tahun untuk menyongsong tahun baru.

Begitupun dengan saya, saya seorang guru SMA di kota Lumajang, sebuah Kabupaten kecil yang wilayahnya berbatasan dengan beberapa kabupaten, sebelah Timur dengan Kabupaten Jember, Utara dengan Kabupaten Probolinggo, Barat dengan Kabupaten Malang, dan Selatan dengan Samudra Indonesia. Memasuki bulan Desember hampir seluruh sekolah khususnya SMA, SMK di Kab. Lumajang disibukkan dengan pengolahan nilai rapot yang berbasis e-rapot. Entry data nilai e-rapot sangat menyita waktu dan tenaga karena e-rapot merupakan pangalaman pertama bagi saya, apalagi saya mengampu dua mata pelajaran di dua sekolah.

Setelah berhari-hari bergelut dengan angka-angka, maka tibalah saatnya refreshing, liburan akhir semester selama kurang lebih 2 pekan, mulai tanggal 15 Desember 2018 sampai 1 Januari 2019. Jauh sebelum bulan Desember, sekolah sudah mengagendakan liburan ke luar propinsi tepatnya ke dataran tinggi Dieng Jawa Tengah. Saya mengikuti acara refreshing tersebut dengan mengajak serta keluarga saya, yaitu 1 suami dan 2 orang anak. Rombongan berangkat pada tanggal 15 Desember 2018, naik kereta api dari stasiun Klakah Lumajang tepat pukul 07.20 WIB dan sampai di stasiun Lempuyangan Yogyakarta pada pukul 16.45 WIB. Untuk menuju ke hotel tempat bermalam rombongan diangkut dengan menggunakan BUS Pariwisata. Tepat pukul 18.00 WIB rombongan tiba di hotel. Setelah menerima kunci, rombongan menuju ke kamarnya masing-masing, begitupun dengan saya dan keluarga.

Begitu masuk kamar, saya langsung mandi sambil memandikan anak saya yang kecil, dengan harapan setelah sholat bisa langsung jalan-jalan menikmati keramaian jalan Malioboro. Sewaktu saya memandikan si kecil, saya rasakan suhu tubuhnya hangat, untuk lebih meyakinkan perasaan saya, saya ulangi meraba bagian tubuhnya yang lain, tangan dan dahinya ternyata memang benar, suhu tubuhnya agak hangat. “Waduh bakal gagal nih jalan-jalannya” gumamku dalam hati. Selain sikecil kurang badannya fit cuaca juga tidak mendukung alias gerimis, maka gagallah keinginan menikmati malam di malioboro. Setelah makan malam kami langsung tarik selimut menikmati empuknya kasur hotel, maklumlah seharian menikmati guncangan kereta api, sehingga lelah hayati, begitu ketemu dengan kasur, seperti menemukan kenikmatan surgawi.

Dalam balutan hangatnya selimut, saya merasakan semakin lama tubuh sikecil yang ada dalam pelukan saya semakin panas, sementara di luar sana gerimis sudah berubah menjadi hujan. Kami sangat khawatir dengan kondisi si kecil, maka ayahnya memutuskan untuk keluar membelikan obat menurun panas sekaligus susu formula. Salah satu faktor pemicu panas badannya si kecil karena kecerobohan saya. Ceroboh tidak membawa bekal susu formula, kenapa susu ? karena susu merupakan makanan utamanya, sedangkan nasi adalah makanan pelengkapnya. Sehari-harinya si kecil tergolong anak yang sulit makan nasi lebih suka makan jajanan, padahal dia termasuk anak yang sangat sensitif terhadap makanan siap saji, sehingga dia sangat familiar dengan radang tenggorokan. Karena tidak membawa bekal susu formula, selama perjalanan si kecil makan makanan ringan dan minum susu siap saji, ini yang memicu dia terserang radang tenggorokan.

Begitu ayahnya datang, si kecil saya beri obat penurun panas, vitamin dan susu formula, namun setelah beberapa saat si kecil malah muntah-muntah, mengeluarkan seluruh isi perutnya, suhu badannya semakin tinggi. Saya sangat panik, bagaimana tidak panik, dalam kondisi jauh dari rumah, sementara di luar sana hujan semakin deras, si kecil panas sampai mengigau tidak jelas. Akhirnya tepat pukul 24.00 WIB kami panggil grab untuk membawa si kecil ke IGD RSUP Dr. Sardjito. Setelah diperiksa dan mendapatkan resep obat, kami (saya dan si kecil) kembali ke hotel, sementara ayahnya membeli obat ke apotek. Setelah obat di dapat, langsung saya berikan si kecil, Alhamdulillah perlahan-lahan suhu tubuhnya turun, hingga esok harinya sudah sehat kembali ceriah berceloteh seperti biasa, tapi saya tetap waspada dengan memberinya obat. Dengan begitu kami tetap bisa menikmati liburan bersama keluarga.

Begitulah pengalaman liburan saya, bagaimanapun juga kita harus selalu waspada. Karna waspada merupakan bentuk dari preventif. Prefentiv lebih baik dari dapa kurativ.

Selamat menikmati liburan akhir semeter gasal, dan tetap waspada.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow liburan yang penuh perjuangan karena kurang waspada yah Bund. Semoga kecil benar-benar pulih dan kekuarga dapat menikmati liburan tanpa terganggu, hingga liburan benar-benar dirasakan dan membawa kebahagian seluruh keluarga. Sukses selalu dan barakallah

21 Dec
Balas

Amiin YRA, terimakasih bunda

21 Dec



search

New Post