Nurul Ludfia Rochmah

Saya Nurul Ludfia Rochmah, guru MAN 1 Banyuwangi, yang sudah mengenal media guru sejaK MWC pertama di Batu Malang tahun 2017. Buku saya berjudul Kopi dan Karbit...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bunyi Segmental dan Suprasegmental Seri Materi Bahasa Indonesia

Bunyi Segmental dan Suprasegmental: Seri Materi Bahasa Indonesia

#day182

16072020

Materi yang kita bahas pada pertemuan kali ini adalah memahami unsur segmental dan unsur suprasegmental dalam bahasa Indonesia.

Baiklah, sebelumnya saya jelaskan terlebih dulu tentang ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi. Namanya ilmu fonologi. Berdasarkan etimologinya, kata fonologi berasal dari kata fone dan logos. Fone itu bunyi dan logos itu ilmu. Jadi fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia. Yang pelajari dalam ilmu fonologi adalah proses terbentuknya bunyi itu dan perubahannya.

Bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia yang mengandung pengertian atau makna yang dapat dipahami. Bunyi-bunyi ini bisa dipilah-pilah atau disegmentasi. Di sinilah pembahasan segmental dan suprasegmental bahasa. Unsur bunyi segmental adalah bunyi bahasa yang dapat dipilah atau disegmentasi. Misalnya kata ‘senyum’ bisa dipilah menjadi /s/, /e/, /n/, /y/, /u/, /m/. Bunyi tersebut menunjukkan adanya fonem. Unsur bunyi suprasegmental adalah sesuatu yang menyertai bunyi segmental. Unsur yang termasuk suprasegmental adalah intonasi, nada, aksen, tekanan, dan getaran-getaran bunyi yang keluar karena emosi tertentu.

Perbedaan kedua bunyi ini didasarkan pada dapat tidaknya bunyi itu disegmentasikan. Bunyi yang dapat disegmentasikan, seperti semua bunyi vokal dan bunyi konsonan adalah bunyi segmental. Sedangkan bunyi atau unsur yang tidak dapat disegmentasikan, yang menyertai bunyi segmental itu, seperti tekanan, nada, jeda dan durasi (pemanjangan) disebut bunyi atau unsur suprasegmental atau nonsegmental (Chaer, 2013:35).

Nah, pembelajaran kita kali ini memang berkaitan dengan bunyi. Jadi, contoh yang paling nyata dan meyakinkan seharusnya bersifat lisan. Sementara dituliskan dulu, nanti akan dilengkapi dengan penjelasan secara lisan. Contoh bunyi segmental ketika kita mengucapkan kata ‘dada’. Kata ini bermakna ‘salah satu dari organ tubuh manusia’. Bunyi segmental dan suprasegmental dipakai bersama ketika kita mengucapkan kata ‘dada’ dengan intonasi tertentu dan tangan melambai. Hal itu bermakna ‘salah satu ucapan bermakna selamat tinggal. Contoh bunyi suprasegmental biasanya dipakai pada saat tukang bakso mengetuk mangkuk yang ia siapkan dengan sendok. Bunyi yang kita dengar itu bermakna ‘ada tukang bakso lewat dan menawari kita untuk membeli baksonya. Demikian contoh untuk pemakaian bunyi segmental dan suprasegmental.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasannya sangat bermanfaat Bu Nurul.

20 Jun
Balas

He, ... jadi kelingan Pak Suparno ya Mbak.

17 Jul
Balas

Iya, yang viral dengan kasus indri....trus kita demo wkkwkw

01 Aug

Ulasannya sangat informatif, keren Bu Nurul. Sehat dan sukses selalu

01 Apr
Balas

Ulasan yang mantab bu Nurul salam kenal ijin follow dan kalau berkenan follow back ya

20 Jun
Balas



search

New Post