Nurul Ludfia Rochmah

Saya Nurul Ludfia Rochmah, guru MAN 1 Banyuwangi, yang sudah mengenal media guru sejaK MWC pertama di Batu Malang tahun 2017. Buku saya berjudul Kopi dan Karbit...

Selengkapnya
Navigasi Web

DIARI SIANG HARI

DIARI SIANG HARI

#day326

08122020

Siang terik di luar menyengat kulit. Kelas rasa oven. Ruangan 6 x 8 ini sungguh sempit dihuni 43 manusia dewasa. Dua kipas angin nyaris tak berguna. Keringat mengguyur leher sampai dada. Lima belas menit menjelaskan struktur sia-sia karena tatap mata kosong yang entah di mana isinya. Kali ini suara mulai mengendur dan aku mulai menelan air liur. Aku rindu air mineral.

“Halo, Ibu mulai ragu. Jangan-jangan penjelasan ibu menguap seperti es di musim kemarau. Tatapan matamu mengundang kegalauan”

“Bu guru lebay.”

“Baiklah. Ibu perlu bukti. Bagaimana dengan penjelasan Ibu, bisa diterima?”

Krik. krik. krik. Semua diam membisu. Mata-mata yang berkedip naik turun itu sudah menjawab.

“Bagian mana yang kurang jelas?”

Spontan, jawaban yang seperti suara lebah sedang mengerubungi sarang itu terdengar olehku.

“Semua Bu.” ... “Jelaskan lagi Bu.” ... “Udara terlau panas Bu.”...

“Tepat sesuai dugaan saya kaan... kalian sedang terkena syndrom sarden.”

“Apa itu Bu?” Yang duduk paling depan bertanya lirih.

“Kalian tahu apa yang terdapat dalam sarden?”

“Ikan dan bumbu cairnya”

“Kepala dan ekor ikan ikut dimasukkan tidak?”

“Tidaaak.”

“Nah, itu sama dengan badan ada di dalam ruangan, tapi pikiran entah kemana.”

Jawabanku itu pun kurang mendapat respon. Jawaban yang kurang penting, hahaha. Mungkin yang ada di kepala mereka bagaimana caranya dapat mendinginkan badan atau mendapatkan es cincau dengan sirup merah yang jelas manis.

Hmm, panas menyengat ini yang menggusur konsentrasi. Di lantai dua ini dan ruangan sempit ini. Semua harus diberi solusi. Kugiring para siswa ke Mushalla. Kuberharap ada perubahan suasana. Adakah perubahan itu? Tentu tidak, karena terlalu banyak angin dan mereka mengantuk.

Aku harus bertahan demi mereka yang berusaha sekuat tenaga menahan kantuk siang hari. Tiga deret dari depan masih setia mendengar penjelasanku. Terpaksa aku door to door, eh dari satu siswa ke siswa lainnya. Ceritanya, kuberi mereka kasus dan mereka mencari penyelesaiannya. Tentu masing-masing punya kekuatan berbeda untuk memperoleh jawaban yang benar. Karena itu kudatangi mereka, dan kupandu menyelesaikannya. Menyita waktu iya, tapi ternyata aku mendapatkan lebih banyak keakraban, selain tentu, yang terpenting, aku tahu seberapa kemampuan siswa-siswa ini menyerap materi.

Aku optimis dengan pembelajaran siang ini. Mereka yang sudah mendapatkan pencerahan, ciyeeee, kuberi tugas memberi penjelasan kepada temannya yang siang ini terbuai angin surga mushalla. Pendelegasian ini harus berbuah manis. Aku memberikan bonus khusus bagi mereka yang berhasil memberikan pencerahan bagi temannya. Gayung bersambut. Mereka terpacu untuk bertanya dan menegaskan kembali apa yang telah mereka peroleh. Mereka seperti hendak meyakinkan diri bahwa apa yang dipahaminya sudah benar sehingga mereka akan merasa percaya diri menjelaskan kepada teman-temannya.

Siang menjelang sore, ketika matahari mulai lelah, pembelajaran berakhir. Sudah kukemasi peralatan dan buku-bukuku. Kututup kelas dengan doa agar perjalanan mereka pulang mendapat perlindungan dan keselamatan. Melintasi kelas-kelas yang juga sudah mengakhiri hari ini, ada hati yang lega.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post