MAAF
MAAF
#DAY334
16122020
Sehari-hari berdekatan dengan murid SMA, bawaannya serasa ikut muda. Seorang mantan murid yang bertemu mantan gurunya kebanyakan bilang, gurunya awet muda. Masih saja seperti waktu masih diajar beliau belasan atau puluhan tahun yang lalu. Awet muda adalah dambaan banyak orang yang sudah mulai tua. Untuk bisa awet muda orang melakukan banyak hal, dari minum vitamin sampai perawatan yang berharga mahal. Di sini guru mendapatkannya dengan gratis. Resepnya tentu berpikir bahwa mengajar dengan kesukaan. Bertemu murid adalah kegembiraan. Jadi tidak ada beban.
“Bu, follback ya.” Nindi mendekat setelah lihat aku sibuk pencet-pencet android.
“Emang harus gitu?” Aku nanya.
“Ya Iyalah Bu, masa’ sudah difollow nggak difollback” Dea menimpali.
“Kalau difollow nggak mau nge-follback, apa namanya?” Aku kepo.
“Yo nakalan Bu, nanti saya unfollow aja. “ Nindi nyengir
“Oh gitu. Oke nanti saya follback”
“Hore makasih Bu.” Mereka berdua pamit dan berlari ke arah belakang. Mungkin beli pangsit di warung.
Tang tung di hape kubuka.
“Mikum Bu... mau nanya upraknya jam berapa Bu?”
Haloo, seringkali mendapat DM seperti ini, masih saja merasa tidak biasa dan ada perih di sudut hati. Harus kujawab apa coba? Mestikah kubacakan kembali puisi pendek yang berjudul Menyingkat Kata karya Remy Sylado. Biarlah dibilang lebay. Namun benar, puisi itu cocok sekali dibacakan pada murid satu ini. Kalau perlu berkali-kali. Biar dikata Remy hanya ingin menulis puisi yang tidak serius, namun aku bisa membawakan maknanya dengan sangat serius. Kalau Remy bilang orang yang suka menyingkat kata maka bisa jadi rahmat dan berkah ilahi menjadi singkat dan tidak utuh bagi kita, namun aku bisa mempermasalahkannya lebih dari itu.
Kamu tahu Nak, nilaimu yang sangat bagus itu tidak akan membantumu mendapatkan respek dunia jika dalam hidupmu, ada indikasi peremehan kepada orang lain. Seringkali aku menyampaikan di depan kelas, bahwa batu besar di hadapanmu bisa jadi tidak membuatmu terjerembab, tapi kalau tidak hati-hati, kerikil kecil yang tak kau lihat membuatmu ndelosor.
Jangan meremehkan hal-hal yang kecil. DM terpaksa kujawab.
“Mikum itu apa ya? Kalau Assalamualaikum, saya jawab Waalaikumus salam warohmatullohi wabarokatuh.”
Sekian detik menunggu, permintaan maaf muncul sebagai balasan dan saya balas upraknya jam sembilan.
Lain bertanya, lain juga ketika menyapa. Ketika seorang mantan murid yang nge-add saya confirm, selanjutnya dia ngirim pesan di messenger.
“Piye kabare Bu?”
Sekali lagi aku tertegun. Kamu pasti berpikir, apanya yang salah. Aku ingin menyapamu Bu Guru, karena aku sudah lama tidak bertemu, mungkin kita terakhir bertemu pada saat acara pelepasan siswa. Setelah itu aku melanjutkan kuliah dan jarang kembali ke kota ini.
Oh Nak, saya siapamu? temanmu? Atau dulu waktu di sekolah kau sangat akrab denganku? Aku sedikit lupa, siapa nama lengkapmu?
Namun akhirnya kubalas juga messengermu.
“Bu Guru kabarnya baik Nak. Apakah sampeyan juga baik dan sehat?
Sepertinya jawabanku ditelan angin. Pertanyaanku pun tak terbalas. Oke, baiklah kalau maksudmu menanyaiku hanya untuk basa-basi saja, tidak mengapa. Mungkin Bu Gurumu terlalu lebay dan bikin kamu eneg, terlalu formal. Atau mungkin kamu tidak terlalu stand by untuk mantengin facebook setiap saat. Buat kamu yang nanti sempat membaca balasan Bu Guru, meskipun kamu tidak belajar bab budi pekerti di sekolah, (karena sudah lama dihapus karena dianggap tidak terlalu penting budi pekerti diajarkan di kelas) kamu bisa belajar dari sekelilingmu. Belajarlah untuk mengerti, simpati dan empati untuk banyak hal. Cobakan banyak hal dengan kata ‘kalau’. Kalau saya yang mengalami? Kalau saya yang merasakan? Kalau saya yang ditimpa sesuatu?
Setelah lama tidak kupikirkan lagi pesanmu, kamu menjawab. Itu juga sudah terlalu lama.
“Bu, maaf yaa, kalau kata-kata saya kurang sopan.”
Apa yang bisa kubalas kecuali menerima permohonan maafnya. Ini mungkin salah satu sebab guru awet muda.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar