Nurul Ludfia Rochmah

Saya Nurul Ludfia Rochmah, guru MAN 1 Banyuwangi, yang sudah mengenal media guru sejaK MWC pertama di Batu Malang tahun 2017. Buku saya berjudul Kopi dan Karbit...

Selengkapnya
Navigasi Web

MANISAN

MANISAN

#day335

17122020

Perawakannya kecil seakan tenggelam dalam barang-barang yang dibawanya. Ransel di punggung. Tangan kiri dan kanan menenteng kresek hitam, masuk ke dalam kelas. Sepuluh menit lagi bel berbunyi. Begitu di kelas, Ani segera disambut teman-temannya. Ada yang langsung membuka ranselnya. Kresek hitam tak luput dari serbuan temannya. Mereka berebutan takut kehabisan.

“Nasi kuningnya An.” Bagio mengambil nasi kuning dan meletakkan uang lima ribu di kaleng yang ada di meja Ani.

“Mana Manisannya An?” teriak Susi. Ani mengambilkannya dari kresek.

“Ini.” kata Ani sambil menerima uang 2000 rupiah dari Susi.

“Aku tahu bulatnya satu, manisan satu. Jadi berapa An?” Roni langsung menyobek plastik tahu dan memasukkannya ke dalam mulut.

“Empat ribu Ron. Harga tetap, belum ada kenaikan.” sahut Ani.

Ani yang lincah dan tidak minder, segera membereskan dagangannya karena bel masuk sudah berbunyi. Dagangan akan digelar lagi pada jam istirahat. Biasanya istirahat selesai dagangannya sudah ludes. Kalau masih sisa, Ani akan menjemput bola, dengan menjajakannya dari kelas ke kelas.

Aku tidak bisa tidak membeli kalau dia menawariku dagangannya. Usahanya untuk berani menawari guru membeli dagangannya merupakan perjuangan tersendiri, mengalahkan rasa malu dan takut. Aku jadi ingat waktu masih SMU aku juga berjualan heci goreng buatan ibu. Susah payah aku mengalahkan rasa malu karena kebanyakan temanku orang kaya. Untuk mengurangi rasa malu, aku datang ke sekolah pagi sekali. Heci kutitipkan ke warung sekolah. Pulang sekolah kutunggu sampai sepi, lalu kuambil hasil penjualan heciku. Kadang habis kadang pula sisa. Sampai lulus, seperti itu yang terjadi. Keberanianku untuk berjualan seperti Ani ternyata belum ada.

Bakat dagangku baru terlihat ketika aku kuliah. Sejak semester satu, aku mulai mencari-cari barang yang bisa kujual. Karena tidak ada modal, aku lebih mengandalkan kepercayaan orang. Kumulai dari bapak kosku yang punya usaha membuat tas. Aku mengajukan permohonan agar dapat menjualkan hasil produksinya. Pak Kos tidak keberatan. Bagiku ini debut pertama sebagai pedagang. Beruntung aku aku dapat barang dari tangan pertama. Aku dapat mengambil keuntungan hingga 50 %. Sukses berjualan tas, aku mulai percaya diri untuk berjualan yang lainnya.

Selama ia berjualan aku selalu kehabisan manisan mangga buatan Ibu Ani. Khusus pagi ini aku memborong manisannya. Aku rasa inilah yang membuat manisan ini habis diburu sejak pagi hari karena dikemas plastik dalam kondisi beku. Warna kuning yang pasti ditambah pewarna makanan sukses menerbitkan selera. Saat Istirahat, manisan mangga segar manis, asam, pedas dengan komposisi yang pas siap disantap. Mencicipi manisan mangga ini membuat ingatanku melayang puluhan tahun silam. Masa SD aku diajari ibu membuat manisan pepaya.

Mungkin ibu ingin meletakkan kebisaan berwirausaha padaku sejak kecil. Hari minggu sengaja ibu ke pasar untuk membeli pepaya mentah. Sampai di rumah, akulah yang diminta mengupas kulitnya. Aku diajari cara mengiris kecil pepaya dengan pisau bergerigi. Tercetaklah potongan pepaya yang siap dimasak.

“Kalau potongan pepayanya siap, rendam dulu dengan air kapur, satu jam.” Ibu memberi instruksi, dan aku melakukannya tanpa membantah.

“Terus Bu...” aku menanti langkah berikutnya.

“Jerang air sampai mendidih. Sambil nunggu airnya ndidih, tiriskan pepayanya, cuci bersih sisa air kapurnya. Kalau sudah mendidih, masukkan pepayanya, beri gula dan pewarna. Tunggu sekitar 10 menit atau sampai pepaya lunak, setelah itu angkat dan tiriskan.”

Manisan pepaya yang sudah jadi segera kukemas. Ada kebanggaan sendiri saat itu bisa menolong ibu memnbuat manisan yang akan dijual di kantin sekolah. Sebungkus manisan dijual 50 rupiah. Sehari aku bisa membungkus 20 manisan. Lumayan untuk sanguku naik angkot dan njajan. Apa yang kulakukan dulu, mungkin juga yang sedang dikerjakan Ani saat ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pengalaman yang berharga untuk belajar mandiri. Sukses selalu Bu

18 Dec
Balas

siap Pak

19 Dec



search

New Post