Nurul Ludfia Rochmah

Saya Nurul Ludfia Rochmah, guru MAN 1 Banyuwangi, yang sudah mengenal media guru sejaK MWC pertama di Batu Malang tahun 2017. Buku saya berjudul Kopi dan Karbit...

Selengkapnya
Navigasi Web

SEKACIP PINANG BERBAGI ILMU DENGAN BERCERITA

SEKACIP PINANG: BERBAGI ILMU DENGAN BERCERITA

#day345

28122020

Berawal dari sebuah diskusi daring tentang tulis-menulis yang dilaksanakan di akhir bulan November 2020, ada niat untuk menindaklanjutinya dalam bentuk penullisan buku antologi. Niat itu terlaksana mulai awal Desember 2020 dengan mengumpulkan sepuluh penulis dalam satu grup. Mereka berasal dari daerah yang berbeda, di antaranya Balikpapan-Kalimantan Timur, Pasuruan-Jawa Timur, Batam-Kepulauan Riau, Nganjuk-Jawa Timur, Karimun-Kepulauan Riau, dan Banyuwangi-Jawa Timur. Buku ini bertema mengajar dengan bahagia. Sepuluh penulisnya adalah praktisi pendidikan. Masing-masing memiliki ilmu yang berbeda. Pengalaman dan ilmu yang mereka miliki sangat menarik disimak. Cara bercerita dipilih agar bisa diterima oleh semua kalangan dan dijamin tidak membuat kening berkerut bila isi tulisan cukup ‘berat’.

Happy teaching digambarkan sebagai cara untuk membuat proses belajar di mana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun, berlangsung dengan menyenangkan atau menggembirakan. Selain prosesnya menyenangkan, diharapkan pembelajaran itu berhasil sesuai dengan harapan. Kalaupun tujuan kurang atau belum berhasil dicapai proses bisa tetap berlangsung dengan senang hati, terus menerus sampai tujuan tercapai.

Tentang bercerita, siapa yang tidak suka diberi cerita? Mungkin akan berbeda tanggapan tentang apa yang diceritakan, tetapi cara bercerita akan membuat orang yang mendengar atau membacanya lebih mudah menerima. Bercerita yang baik memang perlu teknik lebih lanjut, misalnya siapa yang diberi cerita, bagaimana menyusun cerita yang menarik perhatian orang yang diberi cerita.

Proses bercerita dalam buku ini memiliki keistimewaan tersendiri. Pengerjaannya membutuhkan setidaknya dua langkah, di antaranya berupaya membahas masalah happy teaching dengan cukup ‘dalam’ dan proses kreatif mengemas tulisan dalam bentuk cerita yang menarik. Sepuluh penulis dalam buku sukses mengemasnya.

Ada bermacam cara yang dilakukan guru untuk mengemas pembelajaran di kelas luring atau kelas daring di masa pandemi. Salah satunya strategi yang diberi nama MIKIR. Akronim ini memang mewakili kerja guru yang perlu terus memikirkan strategi, metode, dan teknik yang fresh untuk bekal memberi pembelajaran bagi siswa. Masing-masing huruf pada akronim ini mewakili langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh Wiwik Kustinaningsih yang saat ini menjadi guru madrasah ibtidaiyah.

Dari sekian tingkat pendidikan yang ada, menjadi guru tingkat dasar atau di kelas permulaan bukan hal yang mudah. Apalagi jika pada awalnya menjadi guru bukan menjadi keinginan. Tentu akan lebih berat lagi menjalaninya. Vanila Arundina akan menceritakan sebagian kisahnya untuk pembaca. Berkat setelah tersesat menggambarkan kebahagiaan Vanila setelah mengajar kelas permulaan di madrasah ibtidaiyah. Selain itu, tulisan ini menyinggung sedikit tentang budidaya ikan tawar yang sangat diminati Vanila sebagai hobi yang menghasilkan. Apa hubungannya dengan mengajar di MI? Silakan pembaca menemukannya pada tulisan ini.

Beragam aktivitas guru untuk meningkatkan profesionalitasnya tidak membuat Narti Harahap berhenti memikirkan cara terbaik untuk memberi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswanya. Tulisan ini merupakan salah satu caranya berbagi pengalaman mengajar. Kita akan memperoleh tambahan wawasan tentang ilmu mengajar yang menyenangkan. Enam langkah cukup membuat kelas kita bergairah.

Pernah menjumpai keadaan siswa-siswi di kelas yang ‘ogah-ogahan’ mengikuti pembelajaran? Pernah menelusuri penyebabnya selain memberi julukan pemalas untuk mereka? Kalau iya, bahkan sering, pembaca perlu menyimak tulisan ini dengan sungguh-sungguh. Kalau perlu, diulang membacanya lebih dari sekali. Bila dijumpai kesulitan dalam menerapkannya, Mustagfiroh memberi kata kunci, memang tidak mudah teori ini diterapkan, namun hal itu bukan hal yang tidak mungkin. Maksudnya teori yang bagus ini bila dipikirkan dengan serius untuk diterapkan, hasilnya akan mendongkrak kemauan dan minat para siswa untuk belajar yang menyenangkan? Tinggal kemauan dan tekat para guru untuk melakukannya yang bisa menjawab.

Salah satu strategi mengajar yang bisa membangkitkan suasana belajar yang mulai loyo adalah memanfaatkan berbagai jenis ice breaking. Ada penelitian yang menyebutkan bahwa ada batas waktu bagi siswa yang sedang belajar untuk bisa berkonsentrasi penuh dalam pembelajaran. Selebihnya ia akan mengalami keadaan kurang konsentrasi. Banyak penyebabnya. Yang terpenting bagi guru, ia perlu membaca keadaan tersebut dan berupaya mengembalikan konsentrasi siswanya. Salah satunya dengan menyajikan ice breaking. Eda, guru madrasah ibtidaiyah di Karimun, Kepulauan Riau ini akan membaginya untuk kita.

Masa Pandemi ini membuat kita, baik mau atau ragu, suka atau terpaksa harus beradaptasi dengan cara terkini dalam belajar-mengajar. Kita menyebutnya sekarang kelas daring, kelas virtual, atau kelas maya. E-learning menjadi kunci dan alat yang kita gunakan pada pembelajaran di masa pandemi. Para guru menjadi sangat familiar dengan teknologi informasi meski dibarengi dengan berlari-lari mengejar ketertinggalan. Rini Nurul Hidayati akan membagi cerita dan strategi membuat kelas mayanya menjadi berwarna-warna.

Masih dengan format bercerita, ilmu dan pengalaman yang ditulis bisa berguna oleh siapa saja, baik yang penulis atau pembacanya. Dengan cara ini, Abdul Halim dan beberapa orang yang lain, tidak takut untuk mulai menulis meskipun mungkin ini pengalaman pertama. Menulis pengalamannya membagi tugas antara mendidik anak kembarnya, tugas sebagai guru, dan tugas mengasah kemampuan profesionalitas menjadi kesenangan baru bagi Abdul Halim. Ia berharap ceritanya bisa menjadi penawar kepayahan dan kerepotan yang selama ini ia alami. Harapan untuk pembaca tentu saja agar tulisan ini dapat dipetik hikmahnya.

Tulisan Saeroji bertajuk Romantika Pembelajaran di Kelas. Kata romantika sama maknanya dengan seluk beluk atau lika-liku yang memuat keadaan sedih dan gembira. Di dalamnya kita akan mendapatkan gambaran keadaan pembelajaran di kelas. Sebagai bentuk tanggung jawab menjadi kepala madrasah, tulisan Saeroji memuat motivasi untuk para guru agar terus bersemangat menggali cara pembelajaran di kelas yang menarik dan menyenangkan untuk siswa. Para guru diarahkan untuk selalu beradaptasi dengan semua keadaan pembelajaran dan tidak berhenti belajar.

Pembaca yang ingin mengulik konsep blended learning yang dapat menjadi alternatif pembelajaran luring, kelak setelah pandemi berakhir, dapat menyimak tulisan Mustardhiyah ini. Bila sekarang, katakanlah kita sudah beradaptasi dengan model belajar daring dengan semua keunggulan dan kelemahannya, perlu juga kita mempersiapkan cara belajar baru setelah pandemi berakhir. Hal ini dikarenakan kita tidak mungkin lagi kembali dengan cara belajar yang selama ini kita terapkan sebelum pandemi melanda. Semua harus direncanakan dengan konsep terkini, yang tidak antipati pada teknologi. Perencanaan tersebut dinamai oleh Mustardhiyah sebagai solusi cerdas untuk pembelajaran berkualitas.

Tulisan terakhir di buku ini, dari dunia belajar di dalam pesantren dengan konsentrasi belajar menghafal Alquran. Pengalaman yang ditulis Mudawamatun Nadziroh ini menjadi hal baru bagi kita yang berada di luar pondok pesantren, termasuk saya. Suka duka menghafal Alquran, tahapan menghafal Alquran, dan salah satu teknik menghafal Alquran, dijabarkan cukup rinci di tulisan ini. Era daring ini juga jadi berkah bagi yang berminat menghafal Alquran tetapi memiliki kesibukan pekerjaan dan tidak berada di dalam lingkungan pondok pesantren. Mereka bisa menghafal Alquran dan dibimbing secara online.

Sepuluh tulisan dalam buku ini benar-benar oase bagi banyak hal. Satu, menjadi media belajar menulis bagi pada pemula. Dua, sebagai sarana menjaga keberlangsungan dan rutinitas bagi mereka yang hobi menulis. Tiga, menjadi sarana berbagi ilmu dan pengalaman untuk orang lain. Empat, menjadi panduan bagi mereka yang ingin belajar menulis. Lima, menjadi sarana personal branding bagi para penulis buku ini. Berikutnya dan mungkin masih banyak lagi, sebagai ikhtiar untuk mengikat kehidupan yang abadi. Demikian, sekacip pinang, mengantar pembaca menelusuri lembar demi lembar tempat ilmu ini digelar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post