Nurul Munawarah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Selamat pagi bu guru

Hari ini saya mengikuti pelatihan Sagu sabu ( Satu guru satu buku ) di aula Bappeda Kotim, dimana kami para peserta diwajibkan untuk membuat tulisan cerita sendiri sebagai awal dari belajar menulis. Sempat bingung mau menceritakan apa untuk tulisan pertama ini. Setelah saya fikir-fikir kenapa tidak saya tuliskan saja cerita kenapa saya akhirnya menjadi seorang guru.

Bermimpi pun tidak untuk menjadi seorang guru. Saya hanya seorang lulusan sekolah Informatika yang dulu saat memilih jurusan kuliah bisa dikatakan tersesat dari cita-cita menuju universitas negeri impian. Universitas Negeri gagal dan akhirnya mendapatkan undangan tanpa tes untuk masuk universitas swasta. Dengan kata lain dari pada tidak kuliah kenapa tidak saya terima saja undangan ini.

Cepat lulus dan bekerja itulah target tercepat yang harus dikejar, maklum anak ke 2 dari 6 bersaudara dimana ayah hanya seorang PNS dengan golongan II untuk menyekolahkan anak-anaknya tentunya hal yang berat. Dengan lulus kuliah S1 berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus dan bisa membantu orang tua untuk menyekolahkan adik-adikku adalah harapan besar orang tuaku.

Tak lama dari kelulusan saya bekerja di perusahaan swasta sebagai HRD ( Human resource Development), di perusahaan swasta dan tak pernah terfikir untuk menjadi seorang PNS, saya masih berfikir menjadi PNS bukan segalanya, tak heran jika saya banyak melewatkan tahun demi tahun tanpa tertarik untuk mengikuti tes PNS yang diadakan permerintah daerah.

Memiliki dua orang anak dengan jarak lahir yang dekat ( hanya berjarak 1 tahun ), akhirnya memberatkan hati jika harus pulang sore hari, maklum jam kerja perusahaan swasta sangat ketat dan harus disiplin. Dengan banyak pertimbangan akhirnya saya memutuskan untuk mencari pekerjaan yang memiliki banyak waktu luang untuk anak-anak saya dimana saat mereka libur saya pun memiliki waktu luang untuk mereka. Pilihan yang paling cocok menurut saya adalah menjadi seorang guru karena guru memiliki waktu libur yang panjang disaat anak-anak muridnya libur.

Seperti harapan yang bersambut, saya mengikuti tes penerimaan pegawai negeri untuk posisi guru TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan alhamdulillah lulus dengan penempatan di sekolah negeri dimana saya bersekolah dulu. Tanpa pengalaman menjadi guru saat itu perasaan takut dan bingung akan seperti apa saya menjalani tugas baru sebagai guru. Hanya bermodalkan tekad dan keyakinan saya pun berkata dalam hati saya pasti bisa menjalani tugas baru ini.

Selamat pagi bu guru… itu lah kata pertama yang mengejutkan sekaligus menggetarkan hati saat saya memasuki kelas pertama kali. Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ibu ceritany hampir sama persis dengan saya, dan sy jg prnah mengajar d sampit dan sekarang alhamdulillah udah bsa pulang k kota asal d surabaya

24 Aug
Balas

terimakasih bu siti chalimah, salam kenal ya

28 Aug

bagaimana caranya bisa pindah bu

05 Sep
Balas

bagaimana caranya bisa pindah bu

05 Sep
Balas



search

New Post