Nurul wafiyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengambilan Keputusan

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengambilan Keputusan

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengambilan Keputusan

Yang salah itu bukan mengambil keputusan yang salah, tapi menunda-nunda mengambil keputusan karena takut akan konsekuensi. – Andreas Kurniawan

Pengambilan keputusan merupakan aktifitas yang melekat dalam kehidupan sehari hari. Setiap pagi kita memutuskan apa yang akan kita lakukan sepanjang hari ini. Begitu juga sebagai pendidik sebagai pemimpin pembelajaran setiap hari kita mmebuat keputusan tentang desain pembelajaran yang akan digunakan agar dapat memimpin pembelajaran yang dapat melayani kebutuhan siswa secara maksimal.

Sebagai pemimpin pembelajaran sebagaimana yang tertuang dalam filosofi pratap triloka yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mbangun karsa, tut wuri handayani guru harus dapat membuat keputusan yang tepat sesuai denga perannya dalam pembelajaran. Ing Ngarso Sung Tulodho, Guru harus dapat menjadi Rule Model bagi siswa dengan memberikan contoh contoh dan taudalan yang baik. IngMadya Mbangun karso, ketika berada di tengah tengah siswa, guru harus mampu menjadi motivator yang memberikan dukungan kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Tut Wuri handayani, ketika di belakang guru harus dapat memberikan pengaruh baik yang memberi kesempatan siswa untuk menemukan jari dirinya, tidak memaksakan ide yang meniadakan modalitas siswa.

Dalam menjalankan peran peran tersebut, guru dihadapkan kepada banyak kondisi yang mengharuskannya untuk mengambil keputusan dari permasalahan bujukan moral ataupun dilema etika. Dengan berpijak pada trikola pendidikan diatas, keputusan yang diambil guru harus dapat memberikan contoh yang baik, memotivasi dan mendorong siswa untuk meningkatkan harkat martabatnya dengan mengacu kepada nilai nilai kebajikan yang telah disepakati.

Penerapan Nilai Guru Dalam Pengambilan Keputusan

Secara umum pengertian nilai dapat diartikan sebagai suatu ide tentang apa yang dianggap baik, layak, indah, dan dikehendaki oleh setiap masyarakat dalam kehidupannya. Nilai ini bahkan menjadi cerminan serta gambaran akan hidupnya masyarakat yang saling membantu keteraturan sosialnya. Seorang guru Penggerak harus memiliki nilai (value) yang terkandung dari setiap peran yang dijalankan atau diterapkan baik dalam proses pembelajaran di dalam kelas, di luar kelas maupun kegiatan lainnnya di luar lingkungan sekolah. Nilai-nilai tersebut tentunya sudah melekat dalam diri seorang guru, dan juga mampu diterapkan lewat rasa (kelakukan/sikap) dan karsa (Tindakan atau perbuatan/psikomotor).

Nilai-nilai tersebut tentunya sangat diharapkan dapat diaktualisasikan lewat perilaku, dan perbuatan dari anak didik. Dalam menjalankan setiap kegiatan nilai-nilai itu akan tersirat atau dapat dikemas dalam setiap kegiatan pembelajaran. Nilai-nilai dimaksud adalah; Nilai Mandiri, Nilai Kolaboratif, Nilai Reflektif, Nilai Inovatif dan Nilai Berpihak Pada Peserta Didik. Nilai nilai tersebut juga menjadi dasar bagi seorag guru dalam mengambil keputusan. Nilai mandiri mengisyaratkan, bahwa guru harus mempunyai rasa percaya diri dan keyakinan dalam mengambil dan menerapkan keputusan, berpihak pada nilai nilai kebenaran, bukan pada tekanan. Nilai Kolaboratif, dalam pengambilan keputusan guru wajib berkolaborasi dengan pihak lain berkaitan dengan masalah sehingga didapat data dan analisi yang tepat yang akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Nilai Reflektif, keputusan yang sudah diambil perlu dilihat lagi proses pengambilan keputusan dan impact yang ditimbulkan untuk diambil pelajaran. Nilai Inovatif, dalam proses pengambilan keputusan dibutuhkan ide ide yang tepat dan solutif .

Pendampingan (Coaching) Dalam Proses Pengambilan Keputusan

Coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistemati, dimana Coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Coaching berperan dalam menggali potensi coachee untuk membuat keputusan yang tepat baik yang

Coaching juga dapat membantu rekan guru lainnya untuk memperbaiki kualiatas pembelajaran dengan memutuskan inovasi atau pendekatan yang berbasis pada kebutuhan belajar siswa. Melalui pengamatan pembelajaran yang dilakukan oleh coachee, coach akan memberikan data untuk mengevaluasi pembelajaran, merefleksi dan menentukan rencana pembelajaran yang lebih baik Begitupun dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Guru dapat membimbing siswa untuk menemukan potensi dan mengembangkannya berdasarkan pada analisis potensi diri yang tepat.

Pengaruh kemampuan Sosial Emosional Guru dalam Pengambilan Keputusan

Kompetensi sosial emosional yang dimiliki guru sangat berpengaruh terhadap keputusan yang diambilnya. Kompetensi ini terdiri dari kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills).

Guru yang memiliki kompetensi sosial ekonomi yang bagus akan dapat hadir secara penuh dalam menghadapi permasalahan yang dia hadapi. Dia akan mengetahui dan menyadari posisinya pada masalah yang dihadapi, mampu menghadapi masalah dengan tenang dan terkendali dan dapat menjalin hubunganyang baik dengan pihak pihak yang terkait dalam masalah yang dihadapi. Sehingga keputusan yang diambil merupakan hasil dari proses yang dapat dipertanggungjawabkan. Begitupun sebaliknya Kegagalan pertama seorang pemimpin dalam mengambil keputusan adalah saat ia tidak mampu melakukan pengelolaan diri terkait dengan emosi, baik emosi positif maupun negatif. Demikian juga dengan kesadaran sosial dan keterampilan berrelasi yang kurang akan menghasilkan keputusan yang kurang berpihak pada murid dan kurang mendasarkan pada salah satu prinsip pengambilan keputusan yaitu berbasis rasa peduli. Karena sebagai pemimpin pembelajaran setiap keputusan harus berpihak pada murid, bertanggung jawab dan dan berbasis nilai kebajikan. Pemimpin pembelajaran juga harus mampu memetakan 4 paradigma dilema etika yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang. Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli.

Dampak Keputusan Yang Tepat terhadap Terciptanya Lingkungan Yang Positif, Kondusif, Aman Dan Nyaman

Keputusan yang tepat dihasilkan dari proses yang efektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Identifikasi masalah merupakan langkah yang sangat penting untuk menentukan apakah masalah yang dihadapi adalah bujukan moral yang memuat pilihan benar atau salah, ataukah merukan masalah dilema etika yang mengandung pilihan benar atau benar. Identifikasi masalah juga untuk memastikan apakah masalah yang kita hadapi merupakan masalah yang berhubungan dengan hukum ataukah hanya berhubungan dengan norma sosial atau sopan santun. Langkah pengambilan keputusan berikutnya adalah menentukan siapa yang teribat dalam permasalahan, mengumpulkan data, melakukan uji salah dan benar, Pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, membuat keputusan dan merefleksi. Keputusan ini juga memperhatikan prinsip untuk selalu berbasis pada hasil, peraturan atau rasa peduli . Langkah langkah ini akan memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah keputusan yang berpihak pada nilai kebajikan yang bisa diterima oleh warga sekolah dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga dapat meminimalisir resiko yang akan muncul. Pengambilan keputusan yang tepat akan dapat menciptakanlingkungan kelas atau sekolah, akan terwujud suasana yang positif, saling percaya dan kondusif bagi pembelajaran. Lingkungan yang aman dan nyaman bagi murid yang dapat mendukung pengembangan potensi mereka dengan optimal.

Tantangan Pengambilan Keputusan Yang Memuat Dilema Etika

Permasalahan yang memuat dilema etika membutuhkan kajian yang mendalam dalam menyelesaikannya. Hal ini dikarenakan setiap pilihan memuat konsekuensi yang sama sama bernilai benar, sehingga harus dapat ditentukan kebenaran mana yang akan kita pilih. Cara kita menentukan pilihan dapat menggunaka prinsip resolusi yaitu Rule base thinking, End base thinking dan Care base thinking. Rule base thinking, menggunakan pola pikir menentukan keputusan hanya berdasarkan prinsip atau aturan yang berlaku. Sedangkan Care base Thinking, pola pikir yang digunakan adalah rasa simpati atau kasihan. End base Thinking, menggunakan pola pikir hasil akhir. Masing masing dasar berfikir akan membawa konsekuensi tersendiri, karena setiap orang memiliki dasar berfikir yang berbeda dalam melihat sebuah masalah. Sehingga setiap keputusan yang diambil berpotensi untuk menimbulkan reaksi yang berbeda.

Tidak ada sebuah keputusan yang dapat mengakomodasi semua keinginan dan pola fikir, maka sebagai pengambil keputusan seorang guru harus memahami benar masalah dan potensi konflik yang mugkin terjadi dari setiap keputusan yang akan diambil.

Pengambilan Keputusan Dalam Pengajaran Yang Memerdekakan Murid

Fungsi pendidikan adalah membimbing segala kodrat yang ada pada anak agar dapat memperoleh kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Seorang guru adalah pemimpin dari suatu orkestra yang meskipun beraneka ragam bunyi namun dapat selaras dan menghasilkan suara yang sangat enak didengar.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai fasilitator pembelajaran yang memerdekakan murid ini, seorang guru dituntut untuk dapat membuat keputusan yang tepat dan berpihak pada murid. Karena selama pembelajaran berlangsung, sudah dipastikan seorang guru dihadapkan dengan berbagai dilema etika yang menuntutnya untuk membuat keputusan yang bijak. Dengan memahami berbagai paradigma dilema etika dan prinsip pengambilan keputusan tersebut, seorang pendidik akan dapat membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Keputusan yang tepat seorang guru juga dibutuhkan saat menyajikan pembelajaran yang sama untuk murid yang berbeda-beda dalam kesiapan belajar, minat dan gaya belajar. Melalui asesmen formatif yang tepat, seorang guru dapat memetakan muridnya dan memutuskan pembelajaran yang tepat untuk tiap-tiap muridnya, sehingga terwujud pembelajaran yang berpihak pada murid. Dalam hal ini guru tersebut menggunakan prinsip pengambilan keputusan berbasis hasil akhir dan rasa peduli. Hasil akhir berupa peningkatan kompetensi masing-masing murid seuai kesiapan belajarnya, serta peduli terhadap minat dan gaya belajarnya yang semuanya harus difasilitasi. Sehingga murid dapat mencapai harkat dan marbat yang setingginya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional kita.

Kesimpulan

Filosofi Pratap Triloka Ki hajar Dewantara menjadi landasan dalam guru menerapkan perannya sebagai pemimpinpin pebelajaran. Pratap ini akan sangat menentukan guru dalam membuat keputusan yang disesuaikan dalam perannya sebagai tauladan, sebagai penggerak dan sebagai motivator bagi siswanya. Guru yang memahami nilai dan perannya dalam Triloka pendikan nilai akan dapat menghasilkan keputusan yang berpihak pada murid, yang dapat menghormati siswa sebagai pribadi yang unik, dan keputusan yang bertanggung jawab dan tidak merugikan orang lain. Karena itu dipandang perlu untuk menguatkan nilai nilai mandiri, inovasi, reflektif dan kolaboratif agar dapat menjadi pengambil keputusan yang berorientasi kepada siswa, nilai nilai kebajikan dan tanggung jawab.

Proses pengambilan keputusan yang di ambil pendidik selaku pemimpin pembelajaran harus berorientasi pada kepentingan murid, sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang harus dilakukan adalah : mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, kumpulkan fakta- fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan dan terakhir lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Proses Chosing dapat membantu siswa atau guru dalam mengambil keputusan yang berbasis pada kolaborasi dan pengembangan potensi secara maksimal. Coaching sangat membantu dalam hal menemukan solusi dari dilema yang terjadi sehingga dapat di dapat keputusan yang efektif dan bertanggungjawab yang dapat di terapkan dalam menyelesaikan masalahnya yang terjadi.

Pengambilan keputusan yang tepat dalam setiap keadaaan akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Pengambilan keputusan yang tepat oleh pendidik akan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid, mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-murid

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terima kasih atas sharingnya

16 Feb
Balas

Sangat bermanfaat, terima kasih sharingnya....Semangat terus untuk berkarya....

16 Feb
Balas

Terimakasih tulisannya, Semoga bisa terus berkarya dan berbagi kebaikan.

16 Feb
Balas

matur nuwun, pak..terimaksih atas inspirasinya

16 Feb

Terima kasih.Wawasan yg bermanfaat bagi para pendidik. Terus semangat bu.

16 Feb
Balas

siap pak

16 Feb

Menginspirasi sekaligus mengingatkan kembali.....ah, keren tulisannya bu

16 Feb
Balas

Menginspirasi sekaligus mengingatkan kembali.....ah, keren tulisannya bu

16 Feb
Balas

siap terus belajar dan berbagi

16 Feb

Woow Sangat meng inspirasi, Semoga semakin terus berkarya dan tetap semangat

16 Feb
Balas

Sangat menarik dan menginspirasi, semoga tliloka pendidikan di disampaikan KI Hajar Dewantara dapat diimplementasikan oleh insan pendidik

16 Feb
Balas

Sangat menarik dan menginspirasi, semoga tliloka pendidikan di disampaikan KI Hajar Dewantara dapat diimplementasikan oleh insan pendidik

16 Feb
Balas

Sangat menarik dan menginspirasi, semoga tliloka pendidikan di disampaikan KI Hajar Dewantara dapat diimplementasikan oleh insan pendidik

16 Feb
Balas

Sangat menarik dan menginspirasi, semoga tliloka pendidikan di disampaikan KI Hajar Dewantara dapat diimplementasikan oleh insan pendidik

16 Feb
Balas

Sangat menarik dan menginspirasi, semoga tliloka pendidikan di disampaikan KI Hajar Dewantara dapat diimplementasikan oleh insan pendidik

16 Feb
Balas

Alhamdulillah..Kereen...ditunggu tulisan2 berikutnya

16 Feb
Balas

Alhamdulillah..Kereen...ditunggu tulisan2 berikutnya

16 Feb
Balas

Alhamdulillah..Kereen...ditunggu tulisan2 berikutnya

16 Feb
Balas

Alhamdulillah..Kereen...ditunggu tulisan2 berikutnya

16 Feb
Balas

Alhamdulillah..Kereen...ditunggu tulisan2 berikutnya

16 Feb
Balas

Alhamdulillah..Kereen...ditunggu tulisan2 berikutnya

16 Feb
Balas

Alhamdulillah..Kereen...ditunggu tulisan2 berikutnya

16 Feb
Balas

Informative sekali semoga kita bisa menjdi pemimpin yang bijak

16 Feb
Balas

Bekajar for being a wise decision maker...

16 Feb



search

New Post