Perjalanan Rasa
Deru suara kendaraan yang ditimpali suara kondektur menyapa suasana pagi Prita. Suasna terminal antar kota yang mulai diakrabinya sejak sebulan yang lalu. Banyaknya beban pekerjaan, telah meluluhlantakkan ketahanan tubuh Prita. Membuatnya tidak mampu lagi untuk berkendara menempuh jarak 62 km.
Prita meregangkan kedua tangannya, sudah hampir setangah jam Bis yang ditunggunya belum muncul. Tidak seperti biasanya. Bolak balik diliriknya arloji usang ditangannya.
“Ah…sudah jam 6.10” keluhnya resah. Butuh waktu hampir 45 menit untuk sampai di tempat kerjanya. Padahal batas waktu check lock adalah jam 07.30. Selama ini Prita dikenal sebagai karyawan yang tidak pernah terlambat.Bagi Prita kata terlambat adalah sebuah kesalahan yang tidak termaafkan.
Diketuk ketukannya ibu jarinya diujung bangku kayu. Keresahannya sudah menjalari urat di kepalanya. Nafasnyapun mulai tidak teratur. Beruntung, bis yang ditunggunya mulai menampakkan ujung hidungnya.
Dengan cepat diayunkan kakinya menuju pintu bus, dan langsung mencari kursi yang kosong. Hatinya riang ketika ekor matanya menangkap sebuah kursi kosong di barisan belakang. Sebuah keberuntungan yang luar biasa ketika masih menemukan kursi kosong. Beberapa hari dia sempat harus berdiri sepanjang perjalanan.Membuat tulang punggunya terasa ngilu.
“Permisi…boleh saya duduk” sapanya pada lelaki yang duduk di kursi sebelahnya
Lelaki itu hanya memandangnya sekilas, tanpa mengatakan apapaun, bahkan tersenyumpun tidak.
“sombong amat” pikir Prita jengah
Dihabiskannya seluruh waktu perjalanan hanya berdiam diri tanpa kata. Biasanya Prita akan berbincang riang bersama teman sebangku yang baru dikenalnya. Prita butuh membangun suasana menyenangkan untuk membunuh waktu sepanjang perjalanan. Baginya suasana bahagia di pagi hari adalah mood boster yang luar biasa untuk menjalani sisa hari. Tapi hari ini beda, tanpa kata.
*****
Bungi nyaring alarm Handphone mengawali kehidupan Prita di Hari ini. Dengan sigap diambilnya handuk di ujung kamar. Hari ini adalah hari yang penting baginya.Dia harus mempresentasikan rancangan kegiatan anniversary event perusahaan yang akan dilaksanakan dua buan yang akan datang. Sebuah rancangan kegiatan yang sudah dipersiapkan sejak minggu yang lalu.
Langkah kakinya begitu ringan meyambut kedatangan bis yang ditunggunya. Dicarinya kursi kosong dan pandangan matanya kembali tertuju pada kursi kosong di deretan belakang. Seketika moodnya menguap ketika didapatinya lelaki duduk disebalahnya.
“Aduh….perusak mood “ gumamnya
Pritapun melangkahkan kakinya dengan malas
“Silahkan mbak” ucap lelaki itu sambil tersenyum manis
Ups..nafas Prita seketika tertahan. Pagi pagi sudah disuguhi senyuman manis dari lelaki yang menyebalkan.
“Nggih, terimakasih” Jawabnya
“Perkenalkan, nama saya Yova, maaf kemaren saya agak pusing jadi malas ngobrol”
“Oh iya…saya Prita, masnya kerja dimana?” Tanya Prita
“Di PT Nandira, Mbak nya?”
“lho..dekat dengan tempat saya dong, saya di PT Hardian” Seru Prita senang
Dan pembicaraanpun mengalir dengan ringannya. Mereka berbincang tentang musik, badminton dan topik topik yang lagi viral. Ternyata mereka mempunyai banyak hal menarik yang bisa diperpincangan bersama. Dan perjalanan 45 menit pun terasa begitu menyenangkan.
Hari hari berikutnya mengalir dengan banyak cerita cerita seru. Semakin hari Prita dan Yova semakin merasakan makna atas kehadiran masing masing. Kursi kosong disebelah Yova seakan akan hanya diperuntukkan untuk Prita. Bahkan sang kondekturpun mengaharamkan orang lain untuk duduk disebelah Yova. Perjalanan pulang dan pergi menjadi rangkaian kisah bagi para pelanggan bis ini, terutama bagi yova dan Prita. Perjalanan ini pun menjadi sesuatu yang dinantikan bagi mereka. Ada desir yang hangat setiap kali dia mengingat kebersamaan diantara mereka. Hari libur bukan lagi hari yang dinantikan, karena membuatnya melewatkan perjalanannya bersama Yova.
Prita terjebak dalam lingkaran rasa bahagia yang tanpa sengaja dia ciptakan bersama Yova. Dia benar benar menikmati setiap pembicaraan, tawa, dan waktu bersama Yova.
***
Tanpa Prita sadari, ternyata perjalanan beberapa hari ini bersama Yova telah menimbulkan rasa nyaman yang sangat. Prita mulai merindukan obrolan obrolan seru sepanjang perjalanan, Prita mulai merindukan gelak tawa di sela sela obrolan. Sebuah perjalanan sederhana yang meninggalkan rasa yang dalam. Rasa yang tidak pernah dia kira sebelumnya.
Dan pagi ini Prita melompat dari peraduannya dengan cepat, melempar selimutnya dengan segera. Yaaaapppp….hari ini adalah hari senin, hari yang dia harapkan dapat bertemu dan menghabiskan waktu bersama Yova lagi setelah 2 hari tidak bertemu karena libur kerja.
Entah apa yang merasukinya, dia menuntaskan makan paginya dengan tergesa gesa. Menyendok makanan dengan ukuran penuh dan mengecapnya dengan kasar.Dia ingin segera berlari, melewati semua waktu dan jarak untuk segera tiba di terminal.
Jarak yang biasanya ditempuh selama 10 menit, hari ini dia tempuh hanya dalam 5 menit. Prita pun tampak begitu tak sabar menanti datangnya bis langgananya. Dan ketika bis datang Prita melompat secepat kilat memasuki bis, dengan nanar matanya mencari sosok Yova. Berulang kali dia layangkan pandangannya ke seluruh bagian bis, tapi matanya tidak menemukan sosok yang dicarinya. Sekejab Prita kehilangan energi, terduduk dengan rasa tidak percaya karena yang dihadapi tidak seperti yang dia impikan. Semangat yang dia bangun dari semalam hingga pagi ini terasa hilang dalam rasa kecewa.
Prita tidak menduga rasa kecewa ini begitu dalam. Prita tidak menduga bahwa ketidak hadiran Yova pagi ini mampu mengosongkan ruang hati dan fikirannya. Ah……Prita mengeluh pelan…apa yang sebenarnya dia rasakan. Cinta kah? Rindu kah? . Prita tiba tiba merasa seluruh raga dan jiwanya terlempar dalam ruang yang sangat gelap. Mengapa dia membiarkan rasa ini berkembang dengan liar. Sejenak pikirannya beralih pada hubungan yang selama 2 tahun ini sudah berusaha dia bangun bersama Rudi. Hubungan rumit yang telah Prita perjuangkan. Hubungan jarak jauh yang tidak mudah. Hubungan yang rumit karena perjuangannya tidak sebanding dengan apa yang Rudi upayakan. Rasanya begitu beser, upayanya begitu besar, tapi rasa dan upaya Rudi begitu standar. Minimalis….. Alam bawa sadarnya segera membandingkan rasa yang saat ini membuncah dalam dadanya. Mengapa rindu ini tidak sehebat kerinduannya pada Rudi. Mangapa semua terasa bedaa… Ah……
Rasa bersalah segera melingkupi ruang hati nya. Rasa bersalah yang memenuhi dadanya, yang membuatnya susah untuk bernafas..begitu sesak..
Haruskah Prita membiarkan rasa ini disaat perjalannanya dengan Rudi membuatnya begitu lelah.
Deru suara mesin bis membuat gemuruh di dadanya semakin riuh. Sejenak Prita menarik nafasnya pelan, pikirannya sudah terlalu penat untuk terlibat dalam rasa yang membelenggunya dalam ragu. Disandarkannya tubuhnya yang terasa berat pada kursi bus yang terasa keras. Matanya menatap kosong pada burung burung yang berterbangan di atas ladang tambak garam. Betapa bebasnya burung burung itu menentukan arah terbangnya. Berpetualang dari satu ladang ke ladang lain tanpa harus memilih dengan siapa dia terbang.
Mata Prita terpejam, terhanyut dalam pasrah, berharap waktu akan membawanya pada takdir baik.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bu hanya ada beberapa typo .Salam kenal ,sehat n sukses sllu
oh nggih pak..siyapp untuk belajar memperbaiki
Keren pakai sekali Bu, mrngaharu biru
terima kasih, Ibu...penyemangat dari ibu sangat berarti bagi saya
Bila... rasaku ini rasamu... #nyanyimodeon
Lagu kesukaan..by kerispatih