Corona, si Genit yang Mendidk
Corona, si Genit yang Mendidik
Ketika perintah untuk tinggal di rumah mulai didengungkan pemerintah, saya sebetulnya merasa senang. Selain karena saya memang tipe orang rumahan yang tidak doyan jalan-jalan, juga tentu saja berharap langkah ini adalah yang paling tepat untuk memutus rantai virus corona. Meski agak geregetan sih karena terkesan lamban dan terlalu santai bahkan sesumbar bahwa kita tidak mempan corona.
Corona yang awalnya terasa jaauuh sekali kini muncul di tengah-tengah kita. Menjadi hantu yang menakutkan, genit padahal dia tak cantik. Betapa tidak, hanya dari satu orang yang membawanya masuk, kini seluruh pelosok negeri menjadi waspada. Makhluk tak terlihat ini bisa menempel dimana-mana, menjangkiti siapa saja, tua muda, cantik jelek, kaya miskin. Sungguh genit.
Tapi genitnya corona tidak seperti genitnya anak ABG labil yang sibuk tebar pesona untuk mencari pasangan. Alih-alih tampil menggoda, corona justru konsisten dengan wajahnya yang menjijikkan dan menakutkan. Eh tunggu dulu, dia bahkan menakutkan tanpa menampakkan wajahnya.
Apakah kita harus takut? Tentu saja. Kita takut karena sebuah alasan yang masuk akal. Bukankah sesumbar terkadang justru menggali lubang yang lebih dalam? Namun rasa takut ada takarannya juga. Kita tidak bisa mengurung diri di rumah. Ketika kita harus keluar, why not?
Bagaimanapun juga corona hanyalah makhluk, yang menentukan takdir kita hanya Allah. Sebagai sesama makhluk, apalagi kita mengakui bahwa kita lebih cerdas, maka solusi akan selalu ada. Jika corona itu genit, maka kita hanya perlu melindungi diri agar tidak jadi korban. Jangan malah ikutan genit, menantang didekati dengan berkeliaran tanpa perisai.
Berbicara soal makhluk cerdas, kita selalu bisa menarik hikmah dari setiap musibah. Ternyata corona membantu kita mendidik diri dan keluarga untuk peduli kebersihan, mencuci tangan dengan benar, dan bersabar. Terlebih lagi kita mestinya bisa belajar untuk menghadapi masalah bersama pemerintah, bukannya sibuk mengutuk. Dan ya, kita juga akhirnya tahu ternyata Allah sudah memberi petunjukNya ketika menghadapi wabah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Unyu unyu