Mengeluh
Tantangan menulis hari ke 26
# Tantangan gurusiana 365
Sering kali manusia mengeluh dengan apa yang terjadi , misalnya saja mengeluhkan cuaca yang panas, hari hujan, gaji yang kecil, pekerjaan yang banyak dan berat, padahal apapun yang menimpa seorang Muslim belum tentu keburukan baginya.
Tidak seharusnya seorang Muslim mengeluh akan kehidupannya karena jika kita berpikir lebih, maka kita tidak akan pernah sanggup menghitung kenikmatan yang telah dirasakan selama ini. Kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT yang tidak akan pernah sanggup dihitung oleh siapa pun. Dengan banyaknya kenikmatan selama ini, tidaklah pantas jika kita mengeluh.
Seseorang yang mudah mengeluh senantiasa mencari penyebab masalah dari luar dirinya dan tidak mau intropeksi diri sendiri. Padahal yang sering terjadi, yang menjadi pokok masalahnya adalah dirinya sendiri bukan orang lain. Sikap mudah mengeluh juga refleksi dari ketidakridhoan atau ketidakikhlasan atas ketentuan takdir dari Allah Subhanahu Wa Ta’aala.
Dalam Qur’an Allah berfirman:
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan dia menjadi kikir.” (QS. Al-ma’arij: 19-21).
Jauhilah sikap mengeluh karena mengeluh itu sebuah penentangan, penolakan dan menghindari realitas kehidupan serta tidak ikhlas dengan apa yang dihadapi.
Jika kita sering mengeluh, mari kembalikan semua masalah hidup kita kepada Allah. Mengadu hanya kepada Allah, banyak meminta ampun dan taubat kepada Allah atas segala salah dan dosa yang pernah dilakukan. Kita dapat mengambil pelajaran dari nasehat Rasulullah kepada putrinya Fatimah.
Suatu ketika, Rasulullah mendatangi Fatimah anaknya. Wanita itu dalam keadaan menangis sambil menggiling gandum. Melihat putrinya yang sedang menangis, Nabi mendekati putrinya, lalu bertanya, Wahai Fatimah mengapa engkau menangis? Allah tidak menyebabkan matamu menangis. Lalu, Fatimah menceritakan kepada ayahnya perihal sesuatu yang membuatnya menangis, Wahai ayahku, aku menangis karena kesibukan tugas rumah tangga yang aku kerjakan setiap hari tanpa seorang pun yang membantu.
Kemudian, Nabi duduk di samping Fatimah. Lalu, Fatimah melanjutkan ceritanya, Wahai ayahku, dengan keutamaan yang engkau miliki, tolong katakan pada Ali supaya mau membelikan budak untukku agar dapat membantu menggiling gandum dan mengurusi pekerjaan rumah.
Setelah mendengar cerita tersebut, Nabi SAW berdiri dan mengambil gandum dengan tangannya mengucapkan bismillah. Kemudian, Nabi berkata kepada putrinya sebagai bentuk nasihat dan penyemangat supaya putrinya tidak lagi mengeluh ketika melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri. Beliau memberikan lima nasihat kepada Fatimah terkait keluhannya.
Wahai Fatimah, Allah ingin menulis kebaikan untukmu, melebur dosa-dosamu,dan mengangkat derajatmu. Wahai Fatimah, tiada istri yang menggiling tepung untuk suami dan anaknya kecuali Allah mencatatkan kebaikan baginya pada setiap biji dari gandum, meleburkan dosanya, dan meninggikan derajat-nya.
Wahai Fatimah, tiada keringat istri ketika menggiling tepung untuk suaminya kecuali Allah menjadikan jarak baginya dan neraka sejauh tujuh khanadiq. Wahai Fatimah, tiada istri ketika memakaikan minyak rambut pada kepala anaknya, menyisir, dan mencuci pakaiannya kecuali Allah mencatatkan baginya senilai pahala orang yang memberi makan seribu orang lapar dan ditambah dengan pahalanya orang yang memberi pakaian pada seribu orang telanjang.
Wahai Fatimah, ketika seorang istri mengandung janin di perutnya, malaikat memintakan ampun untuknya, Allah menulis 15 ribu kebaikan baginya, ketika datang rasa sakit melahirkan, Allah SWT menulis pahala baginya senilai pahala mujahidin, dan ketika seorang bayi telah lahir darinya maka Allah mengeluarkan berbagai macam dosa darinya hingga dia bersih kembali sebagaimana hari ketika dia dilahirkan oleh ibunya.
Dari nasehat Rasulullah SAW kepad Fatimah dapat kita ambil pelajaran, bahwa apapun yang menjadi tugas kita semua bernilai di sisi Allah SWT jika kita kerjakan dengan ikhlas.
Kita juga sering mengeluh terhadap apa menjadi kewajiban kita, seperti tugas kantor, sekolah dan pekerjaan rumah tangga bagi seorang wanita. Padahal seperti yang dikatakan Nabi SAW kepada Fatimah, pekerjaan rumah tangga yang kita kerjakan ada imbalannya dari Allah SWT, dan imbalannya luar biasa.
Dari sekarang mari kita mulai mengurangi keluh kesah dan mencoba melakukan aktivitas apapun yang menjadi tugas kita atau sesuatu yang terjadi pada kita dengan ikhlas dan sabar. Agar apa yang kita kerjakan itu tidak sia-sia dihadapan Allah SWT. Jika kita mendapatkan kesulitan mengeluhlah kepada Allah SWT. Karena hanya Allah yang maha tahu tentang diri kita. Allah SWT lebih mengetahui diri kita daripada kita sendiri.
Sekian , semoga bermanfaat. Salam literasi!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mengeluhlah dalam Sholat mu pada Allah SWT
Benar itu pak. Karena Allah lebih tau masalah kita. Terima kasih pak Musdar