Nurwatni

lahir di Air Bangis, Pasaman Barat. Pendidikan S2 Pendidikan Dasar UNP. mengajar di MIN 1 Padang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Perubahan Diri

Perubahan Diri

Tantangan menulis hari ke 25

# Tantangan gurusiana 365

Nabi SAW bersabda: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (HR Ath-Thabrani)

Ramadhan menawarkan begitu banyak keutamaan dan kemuliaan. Tetapi ada peringatan Rasulullah SAW yang harus kita renungkan dengan baik. Rasulullah bersabda: “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya melainkan hanya rasa lapar dan dahaga.” (HR Ath-Thabrani).

Di bulan Ramadhan ini orang beriman diharuskan meninggalkan makan, minum, melakukan hubungan seksual, dan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Diperintahkan untuk menjaga mata, telinga, lisan, tangan, kaki, pikiran dan hati kita dari segala kemaksiatan.

Diperintahkan kepada kita untuk memperbanyak ibadah sunnah di samping tetap memperbaiki ibadah-ibadah wajib. Kalau itu semua kita lakukan dengan benar tentu akan ada perubahan besar dalam hidup kita. Untuk itu mari kita renungkan kembali apa sesungguhnya esensi Ramadhan itu bagi kehidupan kita.

Manusia yang dalam dirinya melekat hawa nafsu, berinteraksi dengan lingkungannya dan dipengaruhi godaan setan. Kondisi ini bisa merusak fithrahnya. Karena itu pendidikan yang sesungguhnya adalah mendidik diri agar mampu mengendalikan hawa nafsu dan memiliki kekebalan dari berbagai godaan.

Sesungguhnya nafsu adalah anugerah Allah bagi manusia agar memiliki gairah dan semangat untuk kelangsungan hidupnya. Tidak ada nafsu berarti tidak ada kehidupan. Tetapi nafsu yang terkendali, seperti kuda tunggangan, akan mengantarkan manusia mencapai tujuannya. Jika tidak terkendali, maka ia akan menyeret kita tak tentu arah dan tujuan. Nabi SAW bersabda: “Puasa bukanlah sekedar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan yang sia-sia serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang kotor dan keji.” (HR Bukhori)

Di bulan Ramadhan nafsu ditundukkan, jiwa akan menjadi lebih tenang. Dalam kondisi ini kita akan lebih jelas melihat persoalan hidup. Sebelas bulan kita cenderung lalai, kini saatnya bermuhasabah untuk menata kembali tujuan hidup kita. Pesan Nabi SAW : “Orang yang pandai adalah yang mengevaluasi dirinya dan beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR Imam Tirmidzi)

Setiap manusia pasti mempunyai dosa dan kesalahan. Dan sebaik-baik hamba yang berdosa adalah yang bertaubat kepada-Nya. Tetapi ketika dosa sudah bertumpuk-tumpuk, berurat dan berakar, bukan perkara mudah untuk bertaubat. Ibarat tanaman yang baru tumbuh, mudah bagi kita untuk mencabutnya. Tetapi ketika ia sudah menjadi besar, tidak mudah kita mencabutnya apalagi ketika tenaga kita semakin melemah. Dibutuhkan energi ruhani yang luar biasa untuk berhenti dari setiap kemaksiatan. Di bulan Ramadhan ini pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, dan nafsu dikendalikan. Allah menawarkan ampunan bagi setiap hamba yang berdosa untuk kembali kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan saya menyunnahkan bagi kalian shalat malamnya. Maka barangsiapa melaksanakan ibadah puasa dan shalat malamnya karena iman dan karena ingin mendapatkan pahala, niscaya dia keluar dari dosa-dosanya sebagaimana saat dia dilahirkan oleh ibundanya.” (HR Imam an-Nasa’i dan Imam Ahmad).

Sudah berapa kali dalam hidup kita melewati Ramadhan demi Ramadhan dan apa yang kita dapatkan selama ini. Kalau usia kita 40 tahun berarti kita sudah menjalani puasa sebulan penuh kira-kira 25 kali dalam 25 tahun terakhir sejak kita baligh. Jika sekarang usia kita 50 tahun berarti sudah 35 kali kita menjalani puasa. Namun jika kita bertanya pada diri sendiri perubahan apa yang telah kita dapatkan? Apakah dari Ramadhan ke Ramadhan ada perubahan kepada pribadi yang lebih baik, ibadah yang lebih baik (kualitas dan kuantitas) atau masih tetap seperti semula. Setelah ramadhan berlalu kembali seperti biasa tanpa ada perubahan.

Jika kita renungkan alangkah ruginya, apabila tidak ada perubahan apa-apa dalam diri kita setelah melewati Ramadhan demi Ramadhan. Mari kita bertekad untuk lebih baik lagi dalam segala hal setelah Ramadhan ini berlalu. Semoga Allah meridhoi niat baik kita. Aamiin.Fastabiqul Khairat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin... Iya semoga Allah membantu kita untuk menjadi lebih baik.

22:44
Balas

Semoga Ramadhan ini menjadi sekolah yang melatih kita menjadi lebih baik dari tahun ke tahun ya Bu. Aamiin...

22:14
Balas

Aamiin. terima kasih bu

21 May

Salam kenal bu. Mantap tulisannya

03 Jul
Balas

Semoga kita teepikih menjadi hambanya yg meluar sr romadhan kembali fitrah spt bayi yg baru dilahirkan ya, Bu..

19 May
Balas

Aamiin. Semoga Allah mengabulkan

19 May



search

New Post