Nuryani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bungsuku

Bungsuku

“Mah apo kuliah di Yogya satu tahun aja yach” kalimat ini meluncur begitu saja dari mulut bungsuku. “Hah, maksudnya ?” terhenyak aku dibuatnya. “Iya…Apo kuliah di ISI satu tahun aja...Apo mau kuliah seperti Kaka Jamal aja ach” masih dengan santainya dia berujar.Padahal aku masih tidak percaya dengan apa yang dikatakannya.

Itulah Apo anak bungsuku, dia kuliah di ISI (Institut Seni Indonesia) jurusan Seni Pertunjukan Musik atas kemauannya sendiri, tidak ada yang memaksa ketika dia memilih tempat kuliah. Awalnya setengah hati restuku ketika dia ingin melanjutkan kuliah di ISI Yogy. ” Mau jadi apa ?” itu tanyaku ketika pertama kali dia mengutarakan keinginan kuliah di sini. Sampai-sampai kutegaskan dia “Nak, jika saja di jurusan yang kamu pilih itu ada 50 orang mahasiswa, mungkin hanya 2 atau 3 orang saja yang akan berhasil menjadi penyanyi profesional, apakah kamu bisa menjadi salah satu dari yang 2 atau 3 orang itu” tanyaku meyakinkan dia “In Syaa Allah bisa…jika mama mendoakan”.

Melalui proses tes yang cukup memakan biaya dan waktu, karena harus bolak balik Jakarta-Yogya…Yogya – Jakarta, dia berhasil lulus masuk di Perguruan Tinggi idamannya itu, padahal beberapa temannya gagal. Karena memang tidak mudah untuk dapat kuliah disana. Kuhantarkan kepergiannya ke Kota Gudeg untuk menuntut ilmu, kusiapkan semua kebutuhannya disana seperti yang ada di Jakarta.

Setiap suamiku pulang cuti (kebetulan suamiku bekerja didaerah) tempat liburan kami di Kota Gudeg. Sebulan sekali kakak-kakaknya bergantian mengusahakan dia untuk dapat pulang berakhir pekan di Jakarta, agar dia tidak jenuh berlama-lama jauh dari rumah. Apa yang dibutuhkannya selalu kami usahakan untuk memenuhinya, hingga sampailah dengan pembicaraan sore itu.

Ku ajak kakaknya untuk berembuk atas niat bungsuku ini, sebelum aku mengabarkan kepada ayahnya, dan ternyata semua kakaknya mendukung atas keputusan anak bungsuku itu. Barulah aku punya keberanian untuk menyampaikan berita ini pada suamiku, awalnya dia juga terkejut, sama seperti diriku waktu pertama mendengar keinginannya itu. Tapi setelah dengan perlahan kujelaskan tentang alasan dan keinginannya untuk mengikuti jejak kakaknya, akhirnya ayahnya juga mendukung.

Aku meminta ketegasan Apo untuk keinginannya keluar dari ISI, karena hari itu batas akhir untuk membayar uang kuliah semester dua, dengan tegas dia mengatakan serius untuk keluar dan dia sudah siap untuk mengambil persiapan guna mengikuti Tes di Sekolah Tinggi impiannya (seperti kakaknya) dengan mengikuti Bimbel untuk masuk sekolah kedinasan.

Semoga apa yang dicita-citakan bungsuku tercapai,” berusahalah segigih mungkin nak ,doa mama selalu ada untukmu” karena usaha tidak mungkin akan menghianati hasil. Semoga…..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul ka...

07 Mar
Balas



search

New Post