#Tagur H-48#

Tidak disangka sangka pertemuan ini akan terjadi. Itulah rahasia Allah tidak ada yang bisa menerka apa yang akan bakal terjadi. Melalui apa dan cara yang bagaimana pertemuan tersebut. Ini merupakan kejadian nyata yang aku alami.

Fitra tinggal di kelurahan Tabing Banda Gadang, sama sama satu kelurahan denganku. Tetapi sebelumnya aku tidak pernah melihatnya. Lagi pula jarak umur kami jauh berbeda, Fitra sebaya dengan anak sulungku.

Karena kesibukan tugas, aku tidak mengenalinya sewaktu masih remaja. Padahal jarak komplek kami berdekatan. Lagian Fitra mempunyai prinsip hidup harus mandiri. Fitra sempat tamat SMP tidak melanjutkan pendidikannya ke tingkat SLTA berhubung keterbatasan biaya.

Fitra berani mengambil keputusan untuk berhenti dulu sekolah tahun ini. Sementara kawan kawannya melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Atas. Bagi Fitra, itu sebuah keputusan yang berani ia ambil. Prinsipnya Fitra tidak mau membebani orang tuanya. Karena orang tua waktu itu dalam masa masa sulit. Ibunya untuk menambah keuangan rumah tangga berjualan lontong sayur di pagi hari.

Fitra tidak sedikitpun ada rasa menyesal atas keputusan yang ia ambil, dengan niat meringankan beban orangtuanya. Walaupun tamat SMP Fitra sudah bisa menentukan jalan hidupnya.

Ia mencoba untuk menjadi tukang ojek prapatan antar komplek. Bahkan menjadi ojek langganan para tetangga untuk mengantar anak anak ke sekolah. Fitra dengan senang hati menikmati pekerjaan yang ia lakoni. Padahal motor yang ia bawa adalah motor sewaan yang dihargai Rp. 15.000/hari.

Setiap hari ia harus mencari uang untuk sewaan motor, beli minyak dan sisanya baru ditabung. Setahun sudah ia lalui, Fitra berniat sekolah kembali. Karena Fitra memang memiliki otak yang cerdas sehingga ia diterima di sekolah lanjutan atas favorit di kota ini.

Bersambung

Padang, 14 Februari 2023.