Yuk Tinggalkan Jejak Kita Lewat Karya Nyata

Oleh: Nurzaitun, S.Pd.I., M.Pd.

Hidup manusia di dunia ini ada awalan dan ada akhiran. Maksud ada awalan adalah saat manusia itu dilahirkan, ada hari dan tanggal kelahirannya. Sedangkan maksud dari ada akhiran adalah ada batas waktu hidupnya, sebelum meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu, pergunakanlah waktu hidupmu sebaik mungkin. Supaya saat kita sudak tiada nanti, ada sesuatu yang bisa kita tinggalkan yang bermanfaat bagi sesama.

Sekarang ini, kita hidup di zaman teknologi yang super canggih. Jadi kita gunakan teknologi itu sebaik mungkin, supaya kita bisa mengontrol teknologi tersebut, dan bukan sebaliknya, teknologi yang akan mengontrol kita.

Lewat jemari kita, dalam hitungan detikpun, kita bisa mengelilingi dunia ini. Maka pergunakan jemari itu dalam menyentuh papan keyboard dengan bijak.

Menjadi manusia bijak, memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi, tidak mustahil juga kita bisa menjadi salah satu manusia bijak tersebut, dengan potensi yang kita miliki. Didalam mencapai itu semua, memang butuh perjuangan. Tapi ingat, perjuangan itu takkan pernah mengkhianati hasil.

Jejak digital bisa kita singgahi dengan mengayunkan jemari kita di papan keyboard. Kita bisa menulis sesuatu yang sederhana namun bermakna di laman sosial media kita, dan bisa dibaca oleh seluruh dunia. Misalnya tentang “bersyukur”. Kenapa aku dilahirkan dari pasangan yang ekonominya pas-pasan? Tapi, aku bersyukur kepada Allah SWT, kadang jika aku terlahir dari keluarga terpandang, aku akan congkak dan sombong kepada sesama. Contoh syukur yang lainnya: kenapa ya Allah, dia sein kanan, belok kiri? Aku bersyukur kepada-Mu ya Allah, walau dia sein kanan namun belok ke kiri, saat saya jatuh karena tersenggol olehnya, saya tidak kenapa-napa. Contoh syukur yang lainnya adalah: kenapa ya Allah, hidung saya mancung ke dalam, tidak seperti dia mancung keluar? Tapi saya bersyukur ya Allah, saya masih diberi hidung normal dengan posisi normal, jika hidung saya letaknya di kepala, bagaimana saya saat hujan tiba? Saya bersyukur kepada-Mu ya Allah, atas semua karunia yang telah Engkau anugerhi kepada saya ini. Contoh syukur yang lainnya lagi adalah: dulu semasa saya Sekolah Dasar (SD) sampai SMP, saya selalu dapat juara umum, kenapa saat saya SMA, malah saya tidak masuk sepuluh besar? Saya bersyukur kepada Engkau ya Allah, jika saya juara umum selalu, kadang bukan saya saja yang sombong, tetapi orang tua saya dan keluarga besar saya juga ikut sombong dan membangga-banggakan kepintaran saya. Engkau begitu baik kepada saya ya Allah, telah menyelamatkan saya dari sikap sombong dan semena-mena kepada sesama.

Nah, jika kita tinggalkan jejak digital lewat tulisan-tulisan sederhana kita di halaman sosial media kita, lalu lewat di beranda orang lain sehingga terbaca oleh mereka dan mereka tersadar dan ikut bersyukur dengan apa yang telah mereka miliki, maka secara tidak langsung, kita telah membagi ilmu yang bermanfaat yang akan menolong kita di hari akhirat kelak. Jadi yuk tinggalkan jejak kita lewat tulisan dan karya nyata yang bermanfaat yuk.

Aceh Besar, 20 Januari 2024

Profil Penulis

Penulis bernama lengkap Nurzaitun, S.Pd.I., M.Pd. ia merupakan Guru Tidak Tetap (GTT) pada MAN 1 Banda Aceh, bidang studi Aqidah Akhlak. Ia menggeluti dunia literasi saat Pandemi Covid-19 memeluk bumi. Saat ini, ia terkena virus memulung kata disana-sini. Ia bisa dikunjungi di laman sosial media Facebook: Nurzaitun Atun. Instagram: gadisatun Nurzaitun Atun. Channel YouTube-nya: @nurzaitun1714, atau di alamat email: [email protected] ia juga bisa dihubungi lewat No. HP / WA: 082363582936 / 08126956807.