Nuzla Furqiani

English Teacher @SMAN 1 Sitiung,Kab. Dharmasraya,Sumbar...

Selengkapnya
Navigasi Web

Gigi Putih-in, Gigi Kuning-Out

Waktu itu, kelas 3, aku menjabat sebagai ketua kelas di SD. Bukan tanpa alasan aku dipilih sebagai ketua kelas. Kalau kata ibu guru, ketua kelas harus rajin mencatat, juara kelas, dan tegas. Zaman aku SD dulu adalah hal yang langka dimana suatu kelas diketuai oleh perempuan. Aku perempuan pertama yang mendobrak tradisi itu, jauh sebelum Megawati jadi presiden.

Aku masih ingat, waktu itu sekolah sedang gencar-gencarnya dengan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Para pegawai dari puskesmas berbaju putih sibuk hilir mudik di sekolah kami sepanjang minggu itu. Pengumuman hari itu adalah bahawa besok kami harus membawa sikat gigi dari rumah dan mempraktekkan cara menggosok gigi yang benar.

Setelah seminggu kami digembleng bagaimana cara gosok gigi yang benar, tibalah saatnya sekolah membuat evaluasi dan pendekatan yang agak nyelekit, kalau tidak boleh dibilang agak tiran. Bagaimana tidak, kami para ketua kelas dikumpulkan oleh Kepala Sekolah dan diinstruksikan untuk berdiri di depan pintu kelas dan menghadang siapa saja yang bergigi kuning. Ya, gigi kuning.

Sebagai anak kelas 3 SD tentu aku patuh dan merasa jumawa sekali dengan segala kewenangan yang dilimpahkan padaku. Selesai apel pagi, kami ketua kelas dipersilahkan untuk keluar dari barisan dan menunggui kelas kami, kalau-kalau ada oknum siswa bergigi kuning yang menerobos masuk kelas.

Para murid berbaris seperti semut menuju pintu kelas masing-masing. Aku menyuruh mereka memperlihatkan gigi satu persatu. Tentu saja yang lolos masuk kelas, sesuai SOP yang diberikan Kepsek, adalah yang bergigi TIDAK kuning.

Alhasil, terjaringlah anak-anak yang bergigi kuning diluar kelas. Selidik punya selidik, ternyata anak murid kelas 3 yang aku ketuai inilah yang paling banyak terjaring. Ah, mungkin aku terlalu idealis sebagai seorang ketua kelas. Kelas lain saja hanya ada satu dua orang yang berdiri diluar kelas. Tapi aku yakin, itu karena mereka tipe ketua kelas yang “membaur” dan tidak mau repot oleh warganya sendiri.

Sontak, barisan bergigi kuning itu protes. Mereka tidak terima. Salah seorang dari mereka berlari ke kantor majelis guru dan mengadukan aku sebagai ketua kelas yang tidak becus. Aku membela diri, aku sudah bekerja sesuai SOP. Gigi putih-in, gigi kuning-out. That’s it.

Sebelum guru kelasku sempat menenangkan mereka para murid bergigi kuning, salah seorang dari kerumunan gigi kuning berteriak,

“ Ketua kelas se giginyo kuniang, buk!”

( ketua kelas saja giginya kuning, buk!”

Aku terkedjoed. Setelah kuperiksa ternyata benar ada karang gigi disebelah geraham bawahku. Jeli sekali mereka melihat karang gigi yang bahkan aku sendiri tidak menyadarinya. 🤣🤣🤣🤣

Entah karena melihat wajahku sudah pucat, atau karena kemampuan diplomasi guru kelasku yang mumpuni, kala itu aku terhindar dari amuk massa bergigi kuning dan mereka dipersilahkan masuk ke dalam kelas.

Sejak saat itu aku mulai rajin menggosok gigi dengan teliti sampai ke sela-sela gigi, selain karena faktor estetika, juga karna supaya terhindar dari amuk massa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Klw gigi berpagar bagaimana bun? Boleh masuk kelas? Keren bun. Salam literasi...

03 Apr
Balas

Sumpah parah dan menghibur ci,hahahahaha....

06 Apr
Balas

Hahaah... true story....

06 Apr

Hehe... zaman esde dulu belum ada yg gigi berpagar buk

03 Apr
Balas

Sukses selalu bun

03 Apr

Koq ren ndk ingek yo ciii.. Adegan se dramatis ini...

04 Apr
Balas

Berarti bagus ketua kelas tuh ren, terlindung warganyo dari tontonan yg agak ekstrim.. jadi ren tuh ci bolehkan masuk walau bergigi kuning...wkwkwkwk

06 Apr

Koq ren ndk ingek yo ciii.. Adegan se dramatis ini..hahahaha

04 Apr
Balas



search

New Post