Motivasi Belajar Bahasa Inggris
Sebagai guru Bahasa Inggris saya sering menghadapi permasalahan dimana anak tidak tertarik ingin mempelajari bahasa internesyenel ini. Sungguh berbeda sekali dengan tempat saya mengajar les dahulu yang daerah agak perkotaan, dimana anak kelas 4 SD sudah pergi sendirian tanpa ditemani orang tuanya untuk mendaftar.
Sebagai guru les, tentu saya girang sekali mendapat anak-anak yang sudah termotivasi dan tentu lolos “seleksi alam”. Ibarat mengajar ikan berenang. Yang harus saya siapkan hanyalah materi, soal yang lebih menantang, dan kamus untuk jaga-jaga seandainya murid les menanyakan kosakata yang belum saya ketahui.
Ditempat saya mengajar sekarang, anak-anak tidak pernah terpapar dengan keadaan dimana mereka perlu berbahasa Inggris. Apalagi, letak daerah ini yang bukan daerah tujuan wisata semakin menyulitkan saya untuk meyakinkan bahwa bahasa Inggris itu penting pakai banget.
Biarpun sudah ada akses internet dan sosial media, tetap saja menurut saya lebih jos! kalau lansung bertemu lansung dengan native speaker. Lebih terbakar semangatnya untuk praktek bahasa asing.
Kemudian saya cari program gratis tentang English Teaching Assistant untuk sekolah-sekolah. Tertegun saya menatap salah satu persyaratannya dimana native speaker tidak boleh naik angkot sendiri, tidak boleh naik ojek(karena dianggap tidak aman) dan terutama tempat tinggal juga harus ada minimum requirementnya. Sepertinya impossible kami akan kebagian program ini.
Pernah waktu menjadi interpreter sewaktu gempa di Pariaman tahun 2009, bisa kusaksikan betapa masyarakat itu berbinar sekali melihat ada orang asing datang, walaupun sebenarnya mereka datang karena sebab musibah gempa.
“ Mister...mister...” seru anak-anak dari pinggir jalan begitu melihat relawan asing lewat.
Kulihat mereka ingin sekali berkomunikasi, tapi tidak bisa. Saya yakin, dalam seribu anak- anak yang menyapa “mister” itu pasti ada satu diantara mereka yang kuliah jurusan bahasa asing sekarang.
After all, yang bisa kulakukan sekarang sebagai pembakar semangat adalah memotivasi murid untuk mulai mendengarkan musik berbahasa Inggris, menonton film berbahasa Inggris dengan subtitle English, dan sering-sering piknik ketempat dimana banyak orang asingnya, seperti tempat wisata Bukittinggi, Padang atau Payakumbuah.
Syukur-syukur lolos pada pertukaran pelajar keluar negeri, ya kan?
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar